satu

5 1 0
                                    

Nisa menoleh ke arah arloji bergambar doraemon di pergelangan tangannya, nafas nya tersenggal ketika melihat bahwa jam sudah menunjukkan pukul 6.25 dia tidak mau jika harus telat, apalagi di hari pertamanya. Dengan terburu buru Nisa berlari dari lantai dua menuju dapur untuk berpamitan kepada ayah ibu nya.

"Kamu ga sarapan dulu sayang" ucap wanita paruh baya, yang tak lain adalah ibunya.

"Sarapan dulu gih, ini kan hari senin, nanti pasti upacara, trus kalo kamu pingsan gara gara belum sarapan kan ga lucu. Kayak dirumah ga ada nasi aja." cerocos lelaki gagah yg ketampanannya belum berubah.

Nisa hanya bisa sabar dan mengelus dada melihat ayah ibunya yang sama sekali tidak mempedulikan bahwa anaknya sedang berada di tengah kematian karena telat berangkat sekolah

"Ya alloh, mama, papa nisa tu udah telat. Nisa buru buru, ga sempet sarapan, ntar makan dikantin aja." ketus Nisa sambil memanyunkan bibirnya.

"Yaudah terserah kamu aja, itu kamu udah ditungguin Melinda" ucap sang mama dengan tampang polosnya Seperti orang tidak punya dosa.

Nisa langsung mengecup punggung tangan orang tuanya itu dengan penuh sayang.

"Nisa berangkat sekolah dulu, doain ga telat ya ma pa" teriaknya sambil berlari keluar rumah.

*
Pintu gerbangnya terbuka, menampakkan gadis belia sedang duduk manis di dalam mobilnya seraya mengucapkan sumpah serapah karena yang dia tunggu tak Kunjung datang.

Nisa langsung membuka pintu mobil merah itu dengan sedikit kasar. Dan membuat pemiliknya mengelus dada.

"Tunggu apa lagi, buruan jalan" suruhnya kepada gadis disampingnya

"Sa ae lu nyet, ga usa ngegas, lo sama sekali ga ada niatan minta maap sama gua gitu" ucapnya sambil memutar mobilnya dan tentu saja sambil ngegas

"Ga lah, orang gua ga ada salah sama situ, ngapain minta maap. Belum lebaran juga" jawab nisa sambil memainkan benda pipih berwarna pinknya

"Astagfirulloh, sabar Melinda tu, punya teman kek situ. Gua tu udah nunggu lo lama. Lo tau kan rasanya nunggu tanpa kepastian itu sakit" ucapnya sambil memasang wajah melasnya.

"Bodo amat, emang gua pikirin" nisa terkekeh pelan

"Eh si anjir"

"Sama sama"

*sekolah

Mereka berdua sudah berada diparkiran sekolah. Dan langsung menyapa teman teman lainnya.

"Allhamdulilah ya awohh, hari ini kita kagak telat, tumben banget kan" bangga Nisa.

"Hari pertama kelas XI coy, sekali kali bikin guru terkesan" jawab Melinda sambil mengedipkan sebelah matanya.

"Sa ae lu ngalusnya, ya uda kuy lah ke kelas." saut Ida sambil berjalan menjauhi kerumunan gadis belia yang tidak jelas itu.

"Kelasnya tetep kan ya, ga diacak acak kan?" Cerosos Nisa.

"Aman ges, lo lupa omangannya pak Hadi. Angkatan kita ga diacak" tutur Melinda

"Oiya. Lupa gua. Yauda kekelas yuk. Cari bangku pojokan" ucap Nisa dengan semangat.

*kelas

Setelah mendapatkan bangku incarannya Nisa dan teman teman sudah sibuk ghibah sambil makan cemilan.

"Heh ges, ges, Melinda sama Ida pindah ke ips 1" ucap Arina ngos ngosan.

Seketika ruang kelas nan riuh itu menjadi hening seketika. Semua pasang mata menatap Arina. Meminta penjelasan

Kamu telah mencapai bab terakhir yang dipublikasikan.

⏰ Terakhir diperbarui: Mar 24, 2020 ⏰

Tambahkan cerita ini ke Perpustakaan untuk mendapatkan notifikasi saat ada bab baru!

minorityTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang