4 | abim

167 13 2
                                    

"Jadi ini punya cowok yang dulu pernah lo ceritain itu?"

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

"Jadi ini punya cowok yang dulu pernah lo ceritain itu?"

Ketrin. Gadis berobsidian coklat yang notabene teman antar bangku Kena angkat bicara. Setelah sedari tadi kedua telinganya berdengung mendengarkan ocehan Kena yang tak ada habisnya.

Gadis berambut pendek itu mengangguk. "Menurut lo? Jelas-jelas tertulis di name-tag seragamnya."

"Yaudahlah, masih syukur lo dapet seragam ganti." Ketrin bangkit. Lalu merubah posisinya menjadi berhadapan dengan Kena.

"Ya ngerti. Cuman, kenapa harus dia? ga ada yang lain gitu?" Kena mendengus. Ia merotasi kedua bola matanya malas.

"Gausah dipikirin, mending lanjutin tuh PR lo. Seperempat aja belum dapet. Keburu biangnya dateng." Lagi-lagi Kena mendengus.

Dihadapannya sudah ada tumpukan buku milik Yora, si pintar andalan kelas yang begitu gemar meminjamkan hasil pekerjaan rumahnya kepada rekan sekelas. Identik dengan kaca mata bulat yang bertengger di hidungnya, Yora bukanlah tipe siswa pendiam yang ambisius. Malah sebaliknya.

Jemari lentik Kena kini sibuk menyalin rentetan angka yang tertera pada buku milik Yora. Sedikit tergesa. Mungkin karena bel masuk istirahat akan segera berbunyi, menandakan KBM akan berlangsung kembali.

"Btw, Juna ganteng ga ken?" Ketrin menyela. Membuat jari Kena berhenti menulis sejenak.

Kena mendangak menghadap gadis di depannya. "B aja."

Ketrin menghela nafas. Jawaban Sahabatnya itu pasti tetap akan sama seperti beberapa waktu lalu. Daya tarik lawan jenis Kena memang payah. Ia tak gemar mengungkit bab percintaan, terkecuali pada tokoh figur di dalam komik/anime yang ia geluti. Ketrin tahu itu.

Hingga tak selang lama, Pria berkepala plontos setengah baya tiba-tiba memasuki kelas. Si singa matematika. Julukan untuk Guru matematika killer seperti Pandu yang gemar memberikan pre-test di awal atau akhir pertemuan.

Kena bangkit setelah di rasa Pandu mulai dekat ke arah meja guru dengan tersenyum simpul. Sepertinya ada yang tidak beres.

"Keluarkan selembar kertas!"

Sialan, dugaan Kena seutuhnya benar.

•••

ting!

"Bunda, Kena pulang."

Denting lonceng dan suara melengking milik Kena membuyarkan konsentrasi Areta yang tengah menuangkan adonan dalam loyang. Tak hanya Areta, Pengunjung yang sedang asik menikmati santapannya sontak ikut terkejut akan kedatangan Kena yang terkesan cukup bar-bar dan berlebihan.

"Stttt kakak, jangan bikin malu dong!" Areta beranjak menghampiri Kena yang cekikikan sembari melepas blazer abunya.

hiraethTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang