6 | di balik layar

143 12 2
                                    

"Kenapa bunda ga cerita, sih?!"

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

"Kenapa bunda ga cerita, sih?!"

Areta yang tengah menyeduh sari teh dalam teko sontak menoleh ke arah putri sulungnya yang masih saja menggerutu. Genap 1 jam setelah Areta menginjakkan kakinya ke teras rumah, Kena tiba-tiba saja berlari ke arahnya seraya menghujam beribu pertanyaan padanya.

Wanita berjilbab hitam itu menghela nafas perlahan. "Kakak ga tanya juga, ngapain bunda cerita,"

"Sekali-sekali gibah tu bareng anaknya, ga sama ibu-ibu komplek waktu mbak Sumi-tukang sayur- dateng doang," Kena yang tengah berbaring di atas sofa melirik ke Arah ibundanya tajam.

Areta terkekeh seraya melangkah menghampiri Kena dengan secangkir teh yang ia bawa di tangan kanannya. Lantas menghempaskan bokongnya duduk di samping gadis berbalut kaus disney berdominan pink kedodoran.

"Ga asik kalo sama kamu mah, ga ada manis-manisnya," Ujar Areta yang langsung di hadiahi tatapan mematikan oleh gadis di sampingnya.

"Bunda mah, ga sayang anak."

Areta kembali terkekeh seraya menggeleng pelan. Gadis remaja di sampingnya itu memang terkadang bertingkah menggemaskan.

"Cowok depan rumah itu, temen kakak?"

Kena merotasi bola matanya kesal. Tanpa harus bertanya pun seharusnya sang bunda sudah mengerti siapa sosok Juna di mata Kena, bukan?

"Bukan temen,"

"Oh, pacar?" Kena yang tengah fokus pada ponsel yang ia genggam spontan menatap Areta terbelalak.

"Yee bunda mah ngaco," Lantas Kena merubah posisi berbaringnya menjadi duduk bersila menghadap Areta yang tengah tertawa renyah.

"Bunda belum tahu namanya, siapa tadi? Juan?"

"Juna, bunda," Areta mengangguk seraya menyeruput teh nya seorang diri.

"Ya itulah, Juan atau Juna. Anaknya pak Arkan CEO perusahaan tekstil yang sukses sampai lupa daratan. Gitu kalau kata ibu-ibu komplek yang lain," Kena mengerutkan dahinya. Sedikit bingung dengan penjelasan yang di berikan oleh wanita di depannya. Lupa daratan?

"Pak Arkan itu sibuk kerja sampai lupa anak dan istrinya. Dulu sebelum mbak Sela, istri pak Arkan meninggal, Udah sering tuh di tinggal sampai ga pulang ke rumah lebih dari 2 bulan. Demi uang," Seolah mengerti isi benak Kena, Wanita kepala 3 itu lantas melanjutkan aksi berceritanya.

"Mereka tinggal berpindah. Sewaktu mendiang mbak Sela punya anak pertama, beliau tinggal dan menetap disini. Lama sih, mungkin sampai dikaruniai anak ke 2, Ya si Juna itu. Dan akhirnya mereka pergi ke Negeri sebrang. Bunda kurang tau juga. Kayanya setiap di diberi anak mereka pindah, biasa lah ya punya cukup uang. Tapi kasian anak-anaknya, kurang kasih sayang." Kena tak menyangkal, masih sibuk menyimak penjelasan Areta yang sepertinya belum akan berakhir.

"Mbak Sela itu punya 3 anak, bunda ga hafal namanya, cuman setahu bunda anaknya yang terakhir sama-sama laki. Tapi sayangnya, dia juga meninggal barengan sama mbak Sela yang notabene ibunya karena kecelakaan pesawat 5 tahun lalu. Sampai akhirnya 2 anaknya yang lain termasuk Juna ditinggal dan hanya dirawat dengan kasih sayang seorang pembantu." Kena hendak menyela, namun urung karena dirasa sang bunda masih saja melanjutkan kisah seputar kehidupan sosok menyebalkan depan rumahnya.

hiraethTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang