🌼Three🌼

123 56 8
                                    

Apa kabar kalian? Semoga baik.🤗

Happy Reading😉

Netra Vannie tak sengaja menangkap seseorang, yang kemudian membuat dia terkejut.

"Elliana..."

Kemudian semua sahabatnya mengikuti arah pandang Vannie. Mereka juga sama terkejut dan lebih mengarah ke bingung akan berbuat apa.

"Ddia, dia Elliana kan ?" Tanya Vannie dengan nada menyendu. Ia mencengkeram gagang sendok yang sedang dipegangnya. Napasnya memburu.

"Vannie ayo kita pulang, yuk guys" Ana mengambil inisiatif dengan terburu buru menarik tangan Vannie.

"Yok lah eneg gue. bentar gue bayar dulu ini" Salsa juga beranjak menuju kasir.

Dan Vannie, setelah melepas sendoknya ia tak mengalihkan pandangan sedetik pun dari dia. Rupanya objek yang dituju Vannie tidak menyadari keberadaan mereka karena jarak mereka juga cukup jauh.

Sepanjang perjalanan pun keadaan di mobil hening.

"Van."

"...." Tak ada sahutan.

"Vannie jangan bengong." Salsa menaikan satu oktaf suaranya agar Vannie tersadar dari pandangan kosongnya.

"Eh?" Vannie tersadar dan nampak bingung.

"Udah ya lupain aja dia. Go sah diinget-inget terus."

"Gue gapapa." Namun terlihat napasnya masih memburu. Pancaran matanya menyiratkan kesedihan yang mendalam. Raganya sangat ingin meluruhkan segalanya beserta air mata. Namun lubuk hatinnya terus menguatkan.

"Van, inget ya otak lu terlalu mahal buat mikirin si jalang itu." Rere tersenyum memeluk Vannie.

🌸🌸🌸

Saat di kamar pun Vannie masih saja terdiam. Ana yang sangat memahami Vannie pun angkat suara.

"Nangis mah nangis aja Van. Gak ada yang larang. Gausah dipendem sendiri."

Perlahan tubuh Vannie merosot kelantai. Dia berhasil meluruhkan air matanya.

"Hiks hiks gue gak bisa terlalu benci sama dia." Semuanya masih terdiam menunggu Vannie melanjutkan unek uneknya.

"Gue gak bisa gitu. Dia udah bareng kita sejak SD. Bahkan kita pernah serumah saat dia susah." Mereka bertiga memeluk Vannie.

"Udah? Percuma lo masih baikin dia tapi dianya nge bangsat." Ucap Salsa sarkas.

"Bahkan gue yang lebih benci si jalang Van. Gue masih nggak terima." Rere memercikkan api amarah.

"Dia itu udah nggak tau dirinya banget sama lo Van. Inget." Tambah Ana.

"Gue kurang apa sih sama dia?" Pandangan Vannie kosong.

"vannie, lu gak bisa selamanya gini terus. Atau lo bisa hancur perlahan van. Dia bahkan bisa nginjek lo terus terusan mengenal dia sama liciknya kaya kita." Rere menatap Vannie lekat.

" lo....perlu di permak." Salsa mengerlingkan matanya. Dibarengi anggukan dari Ana dan Rere.

"Dipermak kek baju aja " sahut Ana.

"Ana! Lagi serius ini!" Peringat Rere.

"Hehehe mangap"

"Gue perlu berubah kek gimana lagi si ?" tanyanya dengan suara yang masih parau.

This is lifeTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang