4 ° lait de banane

1K 163 0
                                    

Note » ini lanjutan dari chapter 2 ° interessante , yang berarti kita sekarang balik lagi ke masa awal Felix bisa kenal sama Malvin.

Enjoy – !



"Kak Andra~"

Baru saja pulang dari kampus, Chris sudah disuguhi pemandangan Felix dengan kemejanya. Terlihat kebesaran, sehingga Felix tenggelam, lucu sekali. Tapi, tidak biasanya Felix memakai pakaiannya seperti ini.

"Sebentar, kakak ganti baju dulu. Kakak udah bawa makan, habis ini kita makan," Felix balas dengan anggukan, lalu mengekori Chris menuju kamarnya.

"Kak kak, apa Rava hari ini boleh beli susu pisang?"

Sembari melepaskan pakaian, Chris balas pertanyaan sang adik, "boleh kok, habis makan, ya."

Felix berjingkrak di tempat, lalu memperagakan tarian dari permainan yang dia mainkan.

"Tumben kamu beli susu pisang, biasanya susu coklat?"

Tersenyum, Felix dongakan kepala lalu cubit-cubit pipi sang kakak seperti kucing, "ngga apa, kok, Rava lagi suka susu pisang aja"

Sadar Chris sudah berganti pakaian menjadi pakaian rumahan, Felix geret sang kakak untuk ke dapur dan buka kotak ayam yang tadi dibawa. "Eum.. Rava juga mau beli roti buat besok, kak. Boleh ya?"

"Iya iya, sekarang ayo kita makan dulu~"


"Esa, kamu kenal kakak kelas yang namanya, eum.. Malvin..?"

Esa hentikan kegiatan menulisnya, lalu mengembalikan bolpoinnya ke dalam tempat pensil, "gue kenalnya kak Bintang, Bintang Malvin Caraka," mendengus, Felix sentil dahi Esa, "itu mah sama aja, intinya itu lah, kenal ngga?"

"Lho, kan tadi gue bilang kenal.."

Pukul kepalanya sendiri, Felix tertawa bagai orang linglung, "oh, iya ya hehehe."

Esa putar bola mata malas, keluar dari kelas tanpa aba-aba. Felix hanya tatap kepergian Esa tanpa minat. Dia letakkan dagu diatas meja, "Chae kok ngga kasih Rava makan siang lagi, sih! Untung aja Rava bawa roti banyak."

Tegakkan badan, Felix ambil lima buah roti yang dia beli semalam dengan sang kakak, juga dua kotak susu pisang. Buka salah satu plastik roti dengan varian blueberry, Felix makan dengan khidmat.

Ya... Sebelum orang itu datang.

"Selamat siang adiknya Chris!"

"Harusnya adik manis.."

Tangan yang awalnya dibuat untuk melambaikan tangan digunakan untuk membungkam bibir sendiri, sadar telah salah bicara. Acuh, dia angkat kakinya menuju bangku Felix.

Bingung dengan perilakunya, Felix sodorkan susu pisang, "ini kak, siapa tau kakak gitu gara-gara haus."

Yang diberi berpikir,

Dari sekian banyak jenis susu kotak, kenapa harus rasa pisang?




























































‹ to be continued ›






















Maaf kalo ngga nge feel atau flat atau kurang greget atau jelek 😭

Punten banget ya  o
                                         |/_
                                        /\           (Ini ngapain dah?)










Btw,

Ciluk



























Ciluk

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

Baa !

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

Baa !























.

Hatur nuhun buat kalian yang udah mau sempet-sempetin baca+komen+vote cerita ini

Tanpamu apa jadinya aku, gaes 😢
















See u !
/Memberikan kiss bye

Clarity · ChanlixTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang