7 ° pesadilla

1.3K 166 17
                                    

Maafkeun kalau ada typo !

---------

"Nancy, lo gapapa?"

Bahunya disentuh, ia tersentak. Sedikit gelagapan, ia memandang Chris. Tangan Chris masih bertengger apik di pundaknya, sebabkan badannya bergetar.

"Ah.. iya?"

Lepaskan tawa kecil, Chris bertanya lagi perihal keterdiaman sang gadis semenjak tadi meminta ijin untuk gunakan kamar mandi.

"Gue gapapa, cuman.. boleh gue pulang duluan? Sisa tugasnya biar gue yang handle,"

"Nan, serius lo gapapa? Sakit?"

Chris dapat anggukan sebagai jawaban.

"Yaudah, lo pulang duluan, biar gue bilang ke yang lain."

Nancy tersenyum, "thanks."

Chris berikan jempolnya, lalu antar temannya itu sampai ke pintu keluar, "hati-hati,"

"Sip. Lo masuk duluan aja, gue nunggu ojol."

Chris tampak ragu, namun akhirnya dia masuk juga karena paksaan sang gadis.

Belum sampai benar-benar masuk, suara teriakan Hans menginterupsi.

"CHRIS!"

Felix terbangun di sebuah tempat. Tubuhnya berputar 360° untuk mencoba mengetahui dimana persisnya ia berada. Hanya angin yang terasa dan bunyi burung yang berkicau

Felix tidak tau. Yang pasti tempat ini penuh dengan bunga-bunga juga burung-burung berwarna biru yang terbang.

Tersenyum. Sedikitnya, Felix merasa tenang di tempat ini.

Hawanya sangat sejuk, pemandangannya luar biasa indah dengan bunga-bunga yang bergerak mengikuti angin ditemani burung-burung yang berterbangan.

Tubuhnya di rebahkan di atas hamparan bunga-bunga dengan lengan tangan yang menutup kepala.

Matanya terpejam.

L

alu semuanya gelap.

Dan ia terbangun lagi di tempat lain. Hanya ruang putih. Tidak ada apa-apa. Hampa.

Disana..

Kakaknya berdiri dengan seorang wanita, berpegangan tangan.

Ia ingin mendatangi kakaknya, tapi kakinya mati rasa, tenggorokannya tersekat.

Dapat dilihat, Chris mendekatkan wajahnya ke arah sang wanita, lalu menciumnya.

Felix ingin menangis, namun tidak ada yang keluar. Hanya hembusan napas yang tidak beraturan.

"Kamu anak yang sakit!"

"Pergi kamu!"

"Menjijikkan"

Berdengung nyaring, telinganya sangat sakit, tangannya tidak mampu menggapai, semua badannya mati rasa.

"Atau saya hilangkan sekalian eksistensi kamu di bumi?!"

"Jangan bentak Felix!"

"Aku ikut dia, ga peduli apa pun konsekuensinya"

"Hei, kurang ajar!"

"Mati kamu"

Tiba-tiba badan Felix ambruk dengan rasa sakit dimana-mana.

















































"KAK!"
























































































‹ to be continued ›












Serius, apa ini?!

Aku stuck guys, gatau lagi. Doain aja ini otaknya balik encer..

Kamu telah mencapai bab terakhir yang dipublikasikan.

⏰ Terakhir diperbarui: May 04, 2020 ⏰

Tambahkan cerita ini ke Perpustakaan untuk mendapatkan notifikasi saat ada bab baru!

Clarity · ChanlixTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang