Bintang Malvin Caraka, berjalan dengan kedua tangan dalam kantong celana, juga satu tabung panjang terhimpit di bibir. Pandangannya cuek.
Terus saja hisap benda bernikotin di bibirnya. Dari arah jarum jam 12 seorang anak berlari. Saking cepatnya sampai-sampai menabrak dirinya. Ingin marah namun tidak jadi. Karena yang sekarang menjadi fokus adalah bet yang jelas terpampang di dada si penabrak.
Menyeringai, pemuda Caraka ini terus rapalkan nama yang baru saja buat dia tertarik.
•
"Felix, kamu kenapa?"
Adalah Chae Agustina yang bertanya pada Felix Rava Melviano. Tangan Chae disembunyikan dibalik punggung, undang tanda tanya di kepala Felix.
"Ng- nggak, tadi ada sedikit insiden. Chae, kamu kenapa?"
Chae mengukir senyum kikuk. Tidak mungkin dia bilang 'ini! Bekal buat kamu!' setelah kemarin cowok yang dikaguminya ini menolak untuk yang kesekian kali, kan?
Lalu setelah lama berpikir, Chae putuskan untuk beri kotak makan siangnya kepada Esa Dirgantara Putra saja. "Ngga ada apa-apa, kok! Aku kembali ke bangkuku dulu, ya!"
Felix tersenyum, lalu mengusap rambut senada arum manis milik Chae. Jantungnya tidak karuan, pula perutnya seperti terisi beribu kupu-kupu. Sangat menggelitik.
Chae kembali ke bangkunya tergesa-gesa. Felix merenung sejenak, "tumben, biasanya Chae beri Rava bekal untuk siang nanti.. tau begitu Rava minta uang jajan ke kak Andra."
•
"Lix, oi!"
Felix menengok, balas panggilan Esa, "apa?"
Esa hampiri Felix lalu duduk di bangku kosong depannya, sebab sang empu sedang pergi ke kantin.
"Lo ngga ke kantin?"
Menelungkupkan kepala di meja, Felix berulang kali gumam satu objek.
"Kak Andra"
Esa beri kernyitan bingung lalu bawa tangannya menyentuh pundak Felix, "kenapa kak Andra?"
"Aku lupa minta uang ke kak Andra! Huaaaa.."
"O- oh gitu? Kalo gitu gue dulu ya Lix, bye"
Felix menganggukkan kepala, Esa keluar dari kelas. Sepeninggal Esa, kelas terasa sangat sepi.
Hampir saja Felix keluar kelas untuk cari angin, ada orang yang masuk ke kelas. Parahnya, pintu kelas dikunci dari dalam, lalu kuncinya di bawa kedalam saku seragam.
"Felix Rava Melviano"
"Adik dari Chris Reyandra Melviano"
"Pinter taekwondo, dulu waktu kelas 7"
"Lebih tinggi 2 cm dari gue"
"Tinggal di perumahan Melati"
"Umur 17 tahun"
"Funfact, lo sama kak–"
"Kakak siapa ya?!" Bentak Felix, cowok yang tiba-tiba masuk kelasnya ini aneh sekali, untungnya kakak kelas, kalau bukan sudah Felix kebiri daritadi.
Yang menambah kesan aneh.
"Kenapa aku dipojokin?!" Kakak kelas aneh ini memojokkan Felix ke sudut ruangan.
Yang menghimpit tertawa, usap pipi cowok dihadapannya sensual. "Bangsat, halus kayak cewek," ucapnya sarkas. Lalu tanpa disangka, dia mengeluarkan satu kantong plastik putih berisi dua buah roti beda varian juga sekotak susu pisang.
"Gue denger lo belum makan, dimakan ya. See you"
Lalu kakak kelas aneh itu berjalan ke arah pintu, buka kuncinya dan pergi dari sana.
Felix menatap kantong plastik yang dipegang.
"Aaaaaaaaa. Akhirnya aku ngga laper lagi!"
"Fuck, manis bener"
‹ to be continued ›
Pengennya di spill kapan si 'Bintang'?
Tapi aing punya firasat kalian udah tau sapa itu Bintang 😓
Btw,
Happy 2nd anniversary my happiness~Semoga kalian sehat selalu, karirnya tambah sukses, penggemarnya tambah banyak!
Stray Kids ♡˖꒰ᵕ༚ᵕ⑅꒱
Update ini juga aing dedikasikan untuk 2nd anniversary kesayangannya aing ꒰⑅ᵕ༚ᵕ꒱˖♡
KAMU SEDANG MEMBACA
Clarity · Chanlix
FanfictionFelix itu rapuh, sangat rapuh. Tapi dia harus bertahan, apalagi dengan keadaan sekitar yang tabu. Warn - ! • BxB ( homophobic you've been warned ) • Local!Au • Semi baku • incest • unexpected ship :3 • harshword(s) © jazzoline