DUA SISI

1.3K 78 4
                                    

⛔18++++ [dimohon kebijakan dari para pembaca, yg masih di bawah umur minggir woe!]


























  ....













Tubuh Yeji terhempas pada sebuah benda keras, setengah kesadarannya menghilang namun rasa perih dan nyeri pada sekujur tubuhnya tetap terasa.

"Kita sudah sampai", ungkap Taehyung sambil menampar kecil wajah Yeji. Gadis itu manatap nanar sekelilingnya, ada banyak warna putih disini.

"waktunya membersihkan dirimu manis", air dingin langsung memenuhi seluruh bak mandi, tubuh Yeji seketika menggigil. Gadis itu hanya bisa memeluk kedua lututnya berharap rasa dingin bisa sedikit redah. Tak ada percakapan atau rintihan, yg terdengar hanya gertakan gigi dari gadis malang itu, ia bahkan tak punya tenaga untuk mengeluarkan air mata.

Dengan penyesalan yg pura-pura, Taehyung mengusap dan menyingkirkan beberapa helai anak rambut yg berada di wajah Yeji, gadis itu hanya menatap benci kepada manusia hina di depannya ini.

"Kenapa? Kau marah?", Taehyung menyentuh air yg berada di dalam bak mandi. "Ouch... Astaga, maaf aku lupa harusnya ini air hangat, maaf maaf", ungkap Taehyung dengan nada menyesal namun lebih terdengar seperti mengejek.

Tubuh menggigil Yeji sekarang berubah menjadi menegang. Air yg tadinya dingin sekarang membakar seluruh kulitnya, rasa perih yg tak terelakkan menghujam semua Indra dalam Sukma tak berdaya itu. Kesadaran yg tadinya tinggal setengah kini kembali sepenuhnya, gertakan gigi sekarang berubah menjadi teriakan kesakitan dan kepedihan yg terdengar sangat menyakitkan. Luka-luka lecet di kulit mulusnya kini kembali terkelupas dan mengeluarkan darah.

"Merdu", Taehyung sang pelaku utama tersenyum bangga sambil menikmati lantunan teriakan yg terdengar indah. Tiada nyanyian lain yg lebih merdu di banding rintihan dari si gadis manis yg sekarang meringis dalam bak mandi ini.

"Aku ingin lebih", ucap Taehyung. Yeji langsung menggeleng, dan setiap penolakan berarti iya dalam kamus pria gila itu. Tangannya bergerak perlahan menelusuri kaki jenjang Yeji yg masih terbalut skinny jeans, tangan itu berhenti tepat di bagian lutut, daerah dengan luka terparah setelah pergelangan kaki. Taehyung meremas perlahan memberi sensasi perih dan rasa sakit yg tak terlupakan. Tubuh Yeji tak tinggal diam, segala jenis penolakan telah ia upayakan tapi, semakin sering ia menolak malah semakin buruk keadaan yg didapat.

Dengan sisa tenaganya, Yeji berbisik lirih "cukup kumohon".

"Baik". Tak di sangka, Taehyung langsung mengakhiri kegiatannya. Yeji sedikit kaget akan hal itu.

"Karena kau memohon aku akan berhenti". Taehyung kembali mendekati dan mengusap kepala Yeji, "sekarang kau bisa membersihkan dirimu". Taehyung mematikan shower, memberikan beberapa botol shampoo dan sabun yg berada di atas nakas, kemudian pergi meninggalkan Yeji. Dalam keheningan, Yeji tak berhenti menangis meratapi takdir sial yg seakan-akan tak pernah pergi dari hidupnya. Ia ingin melawan namun fisik dan nyalinya terlalu takut untuk bertindak.

Sekarang tubuh mungilnya sudah tak terbalut sehelai benang pun. Setiap inci kulitnya bernoda memar, goresan luka dan sebuah jahitan kecil di punggung. Ia tak ingat pernah punya luka itu, dan jika di lihat dari teksturnya, ini sepertinya luka baru. Air hangat kembali membasuh tubuh polos Yeji, ketika tetesan-tetesan air itu mengenai kulitnya, sensasi perih berulang-ulang kali menusuk Indra dan sistem syaraf nya. Ini terlalu menyakitkan, rasanya ia tak sanggup lagi, mustahil untuk bisa pulang. Dalam  teka-teki pikiran yg memperhitungkan segala kemungkinan, Yeji akhirnya menyerah. Ia membenamkan dirinya dalam air, mungkin lebih baik mati dengan cara seperti ini. "Bibi Anna, maaf" ucapnya lirih dalam hati, saat kesadarannya mulai menghilang,

PsycopatTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang