V DAN TAEHYUNG

1.6K 98 33
                                    

Lokasi, agama dan organisasi dalam chapter ini hanyalah fiksi.
______________________________________






















..........

Mobil BMW hitam Taehyung melaju kencang membelah rimbun dan gelapnya hutan. Di dalam mobil Yeji hanya bisa menatap nanar ke luar jendela, hatinya di selimuti ribuan rasa cemas dan takut, ia menatap pria di sampingnya yang fokus menyetir, raut wajah pria itu semakin di perhatikan semakin menakutkan. Yeji tak berani bertanya atau bahkan hanya untuk sekedar membuka mulut.

Mobil itu berhenti di depan sebuah gereja tua di tengah hutan.

Bangunan itu terlihat terbengkalai dengan rerumputan liar yang mengelilingi hampir seluruh halaman dan dindingnya

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

Bangunan itu terlihat terbengkalai dengan rerumputan liar yang mengelilingi hampir seluruh halaman dan dindingnya. Dari ufuk timur mentari kini sedikit menampakkan keberadaannya menandakan pagi akan segera menjelang. Sinarnya yang masih samar sedikit menyinari langit gelap malam menampilkan pesona biru tua yang cantik.

Setelah sampai Taehyung langsung keluar dan membiarkan Yeji menunggu beberapa saat di dalam mobil. Kini Yeji melirik arloji di lengan kanannya, waktu menunjukkan pukul empat dini hari, seharian gadis itu tak tidur tapi rasa kantuk sama sekali tidak menyapanya Yeji takut apabila ia lengah, ajal bisa menghampirinya kapan saja.

Pagi itu hutan terlihat lebih gelap dan dingin dari biasanya, embun-embun pagi mulai menguap menampilkan hutan gelap dengan awan-awan suram di sekelilingnya. Dari arah gereja tua yang menakutkan di seberang jalan, Taehyung muncul. Seiring dengan langkah kaki nya suara-suara riuh jangkrik saling bersaut-sautan bersamaan dengan gonggongan keras serigala dari pegunungan membuat bulu nyawa siapapun yang berada di tempat itu bisa meremang karena nuansanya benar-benar mencekam.

"Keluarlah". Taehyung membuka pintu mobil, udara dingin langsung menerpa kulit Yeji tanpa permisi.

Gaun putih Yeji menyapu dedaunan kering di sekitar halaman gereja bersamaan dengan kaki telanjang nya yang terus melangkah menuju bangunan tua itu.

Rasa nyeri dan dingin beriringan sejalalan tak kalah kaki mungil gadis itu bersentuhan dengan butir-butir embun yang masih menempel pada rerumputan liar di sekitarnya

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

Rasa nyeri dan dingin beriringan sejalalan tak kalah kaki mungil gadis itu bersentuhan dengan butir-butir embun yang masih menempel pada rerumputan liar di sekitarnya. Perlahan tapi pasti Yeji akhirnya sampai pada anak tangga pertama dari bangunan gereja tua itu.

PsycopatTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang