Prologue

11 1 0
                                    

"TIDAK! Kau salah! Anakku masih memiliki kesempatan hidup!" Seorang wanita berdiri sambil menunjuk seorang dokter dari balik mejanya. Wanita itu meraih penggaris besi dari atas meja dan mengacungkannya kepada dokter yang mulai terlihat ketakutan itu. "Kau akan menyesal telah mengatakan hal buruk kepada anakku!"

Dua orang perawat laki-laki yang sedari tadi berdiri di belakang wanita itu, berusaha menahan kedua lengannya dan menyeret wanita itu keluar dari ruangan. 

Wanita itu melirik sengit kepada kedua perawat tadi. Ia berjalan sambil sesekali tersenyum dan bahkan tertawa. Orang-orang yang dilewatinya memandang heran ke arahnya.

"Apa kalian liat-liat?" seru wanita itu sambil nenyalangkan pandangannya. Orang-orang tadi langsung menundukkan kepalanya atau memalingkan wajahnya. Beberapa ada yang berbisik-bisik entah membicarakan apa.

Ia berjalan menuju kamar di mana anaknya dirawat.  Anaknya masih belum sadarkan diri. Terdapat selang infus pada tangannya, alat pernafasan pada hidungnya, dan kabel lain yang menempel di balik bajunya.

Wanita itu berlutut di sebalah tempat tidur. Ia mulai meneteskan air mata dan terisak sambil mendekap tangan anaknya yang kecil. "Sayang, mama pasti akan menyelamatkanmu. Apa pun yang terjadi. Apa pun."

-Scratch-

SCRATCHTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang