𝑘𝑒𝑑𝑒𝑙𝑎𝑝𝑎𝑛

6.7K 936 150
                                    

CHANYEOL menepati janjinya.

Lelaki itu menepati permintaannya untuk mengelilingi kota Bandung.

Baekhyun mengulum bibir bawah saat melihat lelaki itu sudah berdiri didepan pagar dengan sebuah sepeda di tangannya.

Ah, sepeda itu. Sepeda yang memiliki banyak kenangan.

Menghela napas panjang, Baekhyun merapatkan jaket, mendekati Chanyeol yang sedang sibuk dengan ponselnya. Dia membuka pagar menghasilkan bunyi decitan yang nyaring membuat sosok itu mengalihkan pandangan dari ponsel. Baekhyun berdehem saat sudah berada disamping lelaki itu.

"Gue kira bakal pake motor."

Karena ya, bagaimana bisa mereka mengelilingi kota Bandung hanya memakai sepeda? Itu sama saja percuma.

Hei! Bandung sangat luas!

"Motor saya dibengkel." Lelaki itu berucap datar, memasukkan ponselnya pada kantung jaket. Chanyeol mulai menaiki sepeda dan meliriknya, "ayo naik, saya pengen cepet-cepet selesai."

Baekhyun tersenyum kecil, mengangguk dan mulai menaiki sepeda.

Dia maklum bahwa mungkin Chanyeol tak ingin berlama-lama bersama dirinya. Pria itu ingin semua berakhir dengan cepat, ingin Baekhyun segera menghapus perasaan ini.

Mencengkeram sisi jaket Chanyeol dengan erat, Baekhyun menengadah pada langit yang mulai cerah, sinar matahari mulai menyinari kota Bandung dengan indah, berwarna oranye. Hembusan angin pagi yang segar menerbangkan helaian rambutnya, Baekhyun tersenyum, entah mengapa hari ini langit terlihat begitu indah.

"Gue lapar."

Mereka mulai memasuki jalan raya besar, keadaan masih terbilang sepi bahkan meski ini adalah akhir pekan. Chanyeol dihadapannya berdehem, fokus mengayuh sepeda dengan santai.

"Hn."

Mungkin, hanya mungkin, pagi itu akan menjadi pagi terakhirnya bersama Chanyeol.

Ada hal yang berbeda, berubah, tentu.

Mereka tak akan kembali seperti semula, leluasa berbicara dan bercanda. Chanyeol membatasi diri dan Baekhyun hanya menuruti.

Mereka sarapan di tempat yang sama, sarapan bubur ayam dipinggir jalan raya yang mulai ramai. Jika dulu Chanyeol akan berceloteh hal yang tak penting maka sekarang lelaki itu hanya diam, hanya ada hening.

Baekhyun memakan bubur ayamnya dengan pelan, menunduk, sedangkan Chanyeol sudah habis terlebih dahulu dan sekarang lelaki itu sedang bersedekap dada menatapnya tanpa ekspresi yang berarti, yang jujur itu membuat Baekhyun gugup.

Menghabiskan suapan terakhir, Baekhyun menenggak segelas air putih hangat dan menatap Chanyeol serius. "Boleh gue minta satu hal lagi?"

"Apa?"

Baekhyun berdehem, menatap Chanyeol ragu. "Cuma buat hari ini, tolong jadi Bagas yang dulu gue kenal."

Chanyeol tak segera menjawab, pria itu hanya terdiam dengan sebelah alis terangkat. Baekhyun tahu bahwa itu mungkin terlalu berlebihan dengan meminta Chanyeol bersikap seperti dulu, seperti saat lelaki itu belum mengetahui orientasi seksualnya. Namun hanya untuk kali ini, Baekhyun ingin berada disamping Chanyeol yang Baekhyun kenali dulu, bukan yang sekarang.

"Semua gak bakal sama lagi, Fauzan."

"Gue tau, Gas, gue tau." Baekhyun mencengkeram gelas tanpa sadar, dia menatap Chanyeol memelas, penuh permohonan. "Tapi cuma buat hari ini doang, Bagas, gue mohon."

Suaranya sangat lirih, Baekhyun benar-benar memohon.

Chanyeol terlihat ragu, mengulum bibirnya sebelum mengangguk pelan. "Tapi saya gak menjamin bakal sepenuhnya kayak Bagas sebelumnya."

𝘽 𝙖 𝙣 𝙙 𝙪 𝙣 𝙜 Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang