𝑘𝑒𝑒𝑚𝑝𝑎𝑡

6K 1K 163
                                    

"Hahaha gila ya lo!"

Suara tawa Baekhyun yang menggelegar diantara desah napas terputusnya mengudara disore hari, bersahutan dengan suara kendaraan dan percakapan orang-orang disekitar.

Baekhyun membungkuk, bertumpu pada kedua lutut masih dengan tawa yang tersisa, napasnya tersengal. Chanyeol dihadapannya tak kalah kacau, pria itu tertawa terbahak sambil memegangi perut serta pinggang.

"Ya ampun, itu sedikit lagi kita bisa kena timpuk."

"Lo sih! Ngapain lelagaan ngeganggu banci, diserang, kan?" Baekhyun tertawa, menampar bahu Chanyeol pelan.

"Lah dia duluan yang ngegoda saya. Kesel lah, yaudah saya katain."

Baekhyun menggeleng, tak habis pikir. Emang sih, para banci itu yang memulai duluan. Menggoda Chanyeol yang sedang asik memotret hal-hal random dengan kamera ponselnya dan mungkin karena kesal lelaki itu berbalik mengatai mereka dengan kalimat pedas, yang sejujurnya Baekhyun saja terkejut bahwa Chanyeol bisa mengucapkan itu.

Dan berakhirlah mereka dikejar.

"Terus gimana nih? Kita balik lagi buat ambil motor lo?"

Chanyeol mengangguk dengan napas tersenggal. "Ya iya atuh, kalo gak diambil bisa ditabok Abah di tempat."

"Tapi jauh, capek ah!" Baekhyun berucap, menegakkan tubuhnya dan melihat-lihat sekitar.

Ah, mereka sedang berada disebuah tempat dengan para pedagang yang berjejer disekitar jalan.

"Istirahat dululah, minum apa kek, saya juga capek."

Tawaran Chanyeol terdengar menggoda. Maka dari itu, Baekhyun langsung berjalan mengikuti pemuda itu yang melenggang pergi begitu saja dengan santai.

Baekhyun mendengus, mencoba menyamakan langkah dengan Chanyeol. Netranya berpendar menatap para pedagang yang menjajakan dagangannya, terlihat menggoda, apalagi banyak makanan beraneka ragam.

Chanyeol membawanya pada seorang lelaki paruh baya yang sedang berdiri disamping gerobaknya. Lelaki itu tersenyum sopan. "Pak, pesen es cendolnya dua gelas ya. Diminum disini."

Lalu mereka duduk dikursi kayu disamping gerobak, tepat dibawah pohon.

"Makasih ya." Baekhyun berucap pelan sembari meluruskan kakinya yang terasa pegal karena dipaksa berlari jauh. Bisa dia lihat melalui ekor matanya, Chanyeol menatapnya bingung.

"Makasih buat apa?"

"Buat ngajak gue keliling Bandung."

Chanyeol tersenyum, mengibaskan rambutnya yang terasa basah oleh keringat. "Sama-sama, saya juga mau ngucapin terimakasih."

"Makasih buat apa? Perasaan gue gak ngelakuin apa-apa." Ucap Baekhyun, dia menatap Chanyeol dengan sebelah alis terangkat. Karena memang, seharian ini Baekhyun tak melakukan hal yang berarti sehingga membuat Chanyeol harus berucap terimakasih.

"Udah mau nemenin saya keliling kota Bandung lagi."

Oh?

Baekhyun mengangguk berbarengan dengan minuman mereka yang datang. Kedua lelaki itu mengucapkan terimakasih dan langsung menyantapnya.

"Emang lo gak pernah pergi sama Raka?" Suaranya terdengar aneh, dia sedang mengunyah tepung beras berwarna hijau itu dengan khidmat sambil sesekali menenggak cairan santan yang ditambah gula merah.

"Pernah, tapi udah lama." Chanyeol menjawab diantara kunyahannya, keduanya menatap pada jalanan yang terasa ramai. "Udah setahunan ini dia selalu sibuk."

𝘽 𝙖 𝙣 𝙙 𝙪 𝙣 𝙜 Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang