DEPRESSION
•••
Depresi adalah gangguan psikologis yang paling umum ditemui. Depresi merupakan gangguan yang terutama ditandai oleh kondisi emosi sedih dan muram serta terkait dengan gejala-gejala kognitif, fisik, dan interpersonal (APA, 1994).
Sebenarnya depresi merupakan gejala yang wajar sebagai respon normal terhadap pengalaman hidup negatif. Dengan demikian, depresi dapat dipandang sebagai suatu kontinum yang bergerak dari depresi normal sampai depresi klinis (Caron & Bucher, 1991).
Berdasarkan data dari Organisasi Kesehatan Dunia atau WHO (World Health Organization) pada tahun 2017, ada sekitar 300 juta orang yang menderita depresi di seluruh dunia, namun kurang dari 25% di antaranya yang menerima pengobatan.
Depresi sebelumnya dianggap sebagai suatu jenis neurasthenia yang termasuk dalam kategori gangguan jiwa ringan.
Menurut kriteria Diagnostic American Psychiatric Association, seseorang dikatakan memiliki gangguan depresi bila mengalami 5 atau lebih gejala depresi fisik atau psikologis selama lebih dari 2 minggu secara berturut-turut, termasuk suasana hati yang buruk dan rasa kekurangan energi. Seseorang itu akan terus dibombardir oleh pikiran negatif yang mempengaruhi kehidupan sehari-hari secara signifikan.
Depresi pada anak muda terhitung sangat tinggi. Kondisi kecemasan, stres, hingga depresi sebenarnya bisa dirasakan siapapun, bahkan tak memandang usia. Namun, data dari Divisi Psikiatri Anak dan Remaja Departemen Psikiatri FKUI-RSCM menyebutkan bahwa anak remaja sangat rentan mengalami depresi.
Kepada media, dr. Fransiska Kaligis, SpKJ-K menerangkan bahwa salah satu alasan depresi banyak dialami anak remaja dikarenakan mereka harus menjalani masa transisi. Yaitu, dari anak-anak menuju dewasa. Dan hal ini ternyata tidaklah mudah.
Dikatakan dr. Fransika bahwa anak-anak remaja juga sering merasakan krisis identitas hingga mereka bertanya pada diri sendiri, "Saya ini siapa? Apa yang saya inginkan?"
Oleh karena itulah anak-anak remaja perlu melihat memiliki self image yang yang baik. Cara mereka melihat dirinya sendiri secara positif. Dengan begitu, anak remaja ini bisa merasakan bahwa dirinya berharga.
Pola asuh orangtua juga memiliki peran penting dalam mendampingi anak memasuki fase remaja atau dewasa awal. Salah satu hal yang digarisbawahi terkait bagaimana orangtua bisa berperan menjadi teman baik untuk anak. Bisa mendengar keluh kesah anak, dan bisa diajak berdiskusi. Jika kebutuhan ini tidak terpenuhi, anak remaja justru mencari kebutuhannya sendiri dengan cara yang salah.
Dikatakan oleh dr. Danardi bahwa orangtua punya peran besar dalam perkembangan kepribadian anak. Ketika orangtua tidak suportif kepada anak, atau cenderung mengabaikan anak, terlalu menekan anak untuk mengikuti kemauan orangtua, maka anak akan mencari identifikasi lain. Mereka akan mencari pemuasan di luar rumah.
KAMU SEDANG MEMBACA
Before I Start Cooking a Story
Random- Project RAWS Community Batch 2 - Menulis sebuah cerita layaknya memasak. Sebelum mulai mengolah masakan, tentu kita perlu 'belanja' bahan-bahan yang diperlukan untuk diolah. Dan work ini adalah meja dapur, tempat aku meletakkan bahan-bahan hasil b...