PARENTALK
•••
Kalau kata orangtua, memiliki anak itu bukan sekedar membuat, mengandung, lalu melahirkan. Menjadi orangtua itu tugas seumur hidup dan hal itu tidaklah mudah.
Setelah seorang anak lahir, tugas orangtua adalah mengasuhnya. Dan perihal mengasuh anak tidak bisa sembarangan. Setiap orangtua perlu pola pengasuhan yang tepat agar tumbuh kembang anak bisa berjalan dengan baik.
Apa itu pola pengasuhan?
Pola asuh anak adalah suatu proses yang ditujukan untuk meningkatkan dan mendukung perkembangan fisik, emosional, sosial, finansial, dan intelektual sejak seorang anak lahir hingga dewasa.
Pengertian pola asuh dalam keluarga bisa ditelusuri dari pedoman yang dikeluarkan oleh Tim Penggerak PKK Pusat (1995), yakni : usaha orangtua dalam membina anak dan membimbing anak baik jiwa maupun raganya sejak lahir sampai dewasa (18 tahun).
Sedangkan menurut Baumrind yang dikutip oleh Muallifah, pola asuh pada prinsipnya merupakan parental control:
“Yakni bagaimana orangtua mengontrol, membimbing, dan mendampingi anak-anaknya untuk melaksanakan tugas-tugas perkembangannya pada proses menuju pendewasaan.”
Hal ini merupakan tanggung jawab orangtua sebagai guru pertama untuk anak dalam mempelajari banyak hal, baik secara akademik maupun kehidupan secara umum. Orangtua mempunyai tanggung jawab yang sangat dekat dengan anak-anak dalam membentuk perilakunya.
Menurut Henry (1986: 10), peranan orangtua dalam keluarga adalah membentuk kepribadian anak. Orangtua adalah pendidik kodrati bagi anak di dalam keluarga. Pengetahuan orangtua terhadap fase-fase pertumbuhan dan perkembangan anak sangat menentukan terjadinya komunikasi dan interaksi yang baik antara anak dan orangtua.
Untuk dapat memberi kesempatan berkembang bagi setia anak diperlukan pola asuh yang tepat dari orangtuanya.
Pola asuh orangtua yang mempunyai bermacam-macam tipe tersebut akan melahirkan berbagai macam bentuk atau tipe kepribadian tertentu. Misalnya pola asuh orangtua otoriter akan melahirkan tipe kepribadian phlegmatis, pola asuh demokratis akan melahirkan kepribadian asertif, begitu juga dengan pola asuh dan kepribadian lainnya.
Berdasarkan pendapat tersebut, dapat disimpulkan bahwa banyak orangtua yang menuntut perilaku anaknya dengan baik, namun pola asuh yang mereka terapkan tidak sesuai dengan apa yang diharapkan.
Dan secara garis besar pola asuh yang diterapkan orangtua kepada anaknya dapat digolongkan menjadi:
a) Pola Asuh Otoriter
Yang dimaksud adalah setiap orangtua dalam mendidik anaknya mengharuskan setiap anak untuk patuh dan tunduk terhadap setiap kehendak orangtua. Anak tidak diberi kesempatan untuk menanyakan segala seuatu yang menyangkut tentang tuhas, kewajiban dan hak yang diberikan kepada dirinya.
Gaya pengasuhan otoriter ini terkesan memaksakan kehendak, di mana orangtua justru terlalu membatasi anak dan memberikan hukuman ketika anak melakukan kesalahan yang tidak sesuai dengan kehendak orangtua.
Orangtua yang otoriter biasanya tidak segan-segan memberikan hukuman yang menyakiti fisik maupun tak sengaja menyakiti psikisnya, menunjukkan kemarahan kepada anaknya, memaksakan aturan secara kaku tanpa menjelaskannya.
Anak yang diasuh oleh tipe orangtua seperti ini seringkali terlihat kurang bahagia, ketakutan dalam melakukan sesuatu karena takut salah, minder, merasa tertekan, dan memiliki kemampuan komunikasi yang lemah.
KAMU SEDANG MEMBACA
Before I Start Cooking a Story
Diversos- Project RAWS Community Batch 2 - Menulis sebuah cerita layaknya memasak. Sebelum mulai mengolah masakan, tentu kita perlu 'belanja' bahan-bahan yang diperlukan untuk diolah. Dan work ini adalah meja dapur, tempat aku meletakkan bahan-bahan hasil b...