12. Calon Mertua

25.6K 3.7K 125
                                    

Si Kere apa-apaan coba? Ngapain dia ngelamar jadi bodyguard. Aku bisa jaga diri sendiri kali. Dia juga udah tahu kok aku bisa berantem sedikit-sedikit. Dari kecil udah kena bully-an, kalau nggak bisa ngelawan ya nggak bakalan sekuat sekarang.

Dan Raja juga, kenapa harus nerima dia? Aku kan udah merasa hidup tenang tanpa ada cowok yang ngintilin aku setiap hari itu, pakai dikasih tinggal di sini segala.

"Gue akan jagain lo dari dia. Gue curiga dia merencanakan sesuatu," bisik cowok itu sebelum pergi bersama Pak Dahlan tadi.

Aku memutar bola mata. Kebanyakan ngemil micin kayaknya tuh bocah. Imajinasinya liar.

Btw, perutku masih keroncongan nih. Aku udah cerita kan dari episode-edpisode kemarin. Aku tuh laper. Ke dapur minta makanan sama pelayan boleh enggak ya? Coba deh.

Setelah dari ruangan Raja aku bergegas ke lorong di mana ada banyak pelayan yang melakukan berbagai macam pekerjaan di sana. Segera, aku menghampiri salah satu di antara mereka yang sepertinya paling menganggur, terbukti dia sedang bermain hape.

"Hai."

"Eh, kodok!" Saking kagetnya, wanita yang kutaksir seumuran denganku itu melemparkan hapenya ke udara, namun segera tertangkap. Ia berbalik mau mendamprat mungkin, tapi melihat akulah yang menganggu keasyikannya ia segera menunduk. "Eh, maaf, Nona. Saya tidak bermaksud bermain saat jam kerja."

Aku tersenyum miring. Sepertinya kabar bahwa aku adalah calon istri Raja sudah menyebar. Enak juga ya ternyata jadi bos, dihormati begini. Kelamaan jadi pembantu, jadi lupa rasanya dipandang dengan baik.

"Aku nggak niat marahin kamu, kok. Aku ngerti kali. Aku mau tanya, dapur arah mana ya?"

Wanita itu menunjuk ke sebuah tempat. "Di sana, Non. Dapur bersihnya ada di sebelah ruang makan utama."

"Oh, tempat aku makan tadi?"

"Bukan, itu ruang makan privat. Kalau ini ruang makan untuk tamu, Non."

CK! Segede apa sih rumah ini. Sampe ruang makan aja musti dibedain mana yang buat pribadi dan publik.

"Mau saya antarkan?"

"Oh, boleh banget. Tadi aku sempet nyasar juga."

Dan akhirnya wanita ini mengantarkanku ke ruang yang dituju, kami berjalan bersisian. Sesekali aku melihat ia melirikku takut-takut, seolah aku hantu yang siap menerkam.

"Kamu kenapa, sih?"

"Eh maaf, Nona. Saya tidak bermaksud."

"Santai aja kali. Aku juga pernah jadi pembantu kok kayak kamu."

Mata wanita itu membulat tak percaya. "Serius, Non? Tapi kok bisa Tuan Raja...." Dia tak meneruskan ucapannya mungkin takut aku tersinggung.

Tidak tahu dia, sekuat dan sebebal apa seorang Nama. Cuma omongan kayak gitu mah kecil.

"Ceritanya panjang." Tapi aku memilih tidak membahasnya. Energiku sudah cukup banyak terkuras dengan beberapa kejutan hari ini. Aku butuh makan nasi.

Wanita itu mengangguk menanggapi jawabanku, sepertinya ia pun tak terlalu kepo. Ah, dari tadi aku deskripsiin dia pakai 'wanita itu' terus jadi nggak enak.

"Namaku Nama. Kamu siapa?"

"Oh, Angeline, Non."

Buset dah, pembantu namanya keren begini. Kayaknya cuma nasibku yang nggak mujur dalam pembagian nama.

Nggak papa, yang penting kisah cintanya lebih beruntung ya, Nam.

Kamu bakalan jadi istri orang kaya! Uhuy!

"Nah, ini ruangannya, Non."

Langkahku terhenti, udahlah nggak usah kaget lagi gimana ruang demi ruang di rumah yang begitu mewah ini. Wes, aku nggak mau jelasin atau fotoin, lain kali aja. Kalian pasti juga udah bisa nebak kayak gimana.

Yang paling menarik minatku saat ini adalah makanan di tengah meja sana, melimpah, lengkap. Ada nasi---ini yang paling penting---sayur, daging, semua bikin ngiler.

"Ini, boleh aku makan?"

"Bukannya Nona sudah makan?"

"Kalau cuma steak doang mah namanya nyemil."

Tanpa menunggu jawaban Angel lagi, aku segera duduk di salah satu kursi. Piring sudah tertelungkup di masing-masing tempatnya dan segera aku menuangkan nasi dengan segala lauk pauk di depanku, mengaduknya hingga tercampur menjadi satu. Lalu, menyuap masuk ke mulut.

Masya Allah.

Maka nikmat Tuhan mana lagi yang kamu dustakan.

Ini mah surga namanya! Apalagi makan nggak sambil dipelototi Raja. Rasanya merdeka.

"Nona anu, eeuum ..."

Aku menoleh. "Apdlaodhapdgi." Nggak jelas ya omonganku? Yaiyalah, mulutku kan penuh makanan.

"Sebenernya makanan ini ...." Angel tidak enak mengungkapkan sesuatu sepertinya.

Aku segera menelan makanan yang tersisa. "Ada apa?" Nah sekarang udah bisa dimengerti bahasanya. "Ini semua halal, kan?"

"Iya, Non. Tapi sebenernya itu dipersiapkan untuk Nyonya Besar." Angel menunduk, seolah merasa tak enak hati.

Sedangkan alisku menukik. Siapa maksudnya?

"Ibu tiri Tuan Raja sebentar lagi akan kemari."

Mampus aku! Udah tahu ini rumah orang, masih nyelonong aja. Calon istri sih calon istri, tapi kamu orang baru di rumah ini, Nam. Nggak belajar dari kejadian di kamar Raja tadi ya?

Dan belum sempat aku beranjak, suara langkah mendekat terdengar.

Pelan-pelan aku menoleh, seorang wanita dengan dress hitam selutut, dipadukan sepatu berhak tinggi merah terlihat beberapa meter di depanku. Ia menyibak rambut hitam bergelombangnya sebelum akhirnya menatapku dari ujung kepala sampai ujung kaki.

Dia Mama Rieka? Kok masih muda banget. Kayak seumuran sama Raja tahu. Cuma make-up yang persis pemain lenong itu sedikit menyamarkannya. Itu muka apa papan tulis? Kapurnya tebel amat!

Aku tak kuasa menahan tawaku, meski ya aku sudah mencoba menahannya lho, sumpah.

Cantik, kok. Dia cantik. Tapi aku selalu geli lihat dandanan menor gitu.

Sepertinya dia agak tersinggung dengan reaksiku terhadapnya, terbukti saat ia meruncingkan alis, bersikap antipati terhadapku.

"Siapa dia? Ngapain orang udik masuk ke rumah ini?"

Astaga! Orang udik katanya. Ini orang yang akan aku hadapi nanti, kan?

Hm, aku jadi bersemangat kalau lawannya wanita sok tua yang berkepribadian menyebalkan seperti ini. Jadi tak ada rasa bersalah jika mau membohonginya.

Lihat nanti, Calon mertua. Si udik ini akan menjadi menantumu.

~bersambung

Attention

- CERITA INI SUDAH PERNAH TAMAT DAN SEDANG DIREPOST ULANG SAMPAI SELESAI

- YANG TIDAK SABAR, BAB UTUH TERSEDIA DI KARYAKARSA primamutiara_ (Link ada di bio wattpad) HARGA MULAI RP. 2000 SAJA PERBABNYA

- TERSEDIA JUGA DALAM BENTUK NOVEL CETAK DENGAN BANYAK BONUS

Rada telat updatenya, biasanya pagi banget ini baru selesai malem. Hahaha.

Sorry for typo. Belum aku cek lagi.

Salam Zeyeng,
Pim

Pati, 26 Maret 2020

WANITA SATU JUTA DOLLARTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang