[20.Senin=Upacara]

906 37 7
                                    

"anjir jam 6, goblok bat sekarang upacara ditaaaaa".

Itulah ocehan yang keluar dari mulut seorang Dita ketika mengetahui jam sudah menunjukkan pukul 6 pagi, Dita yang terbangun dari tidurnya langsung berlari ke kamar mandi, tidak ada jeda sama sekali, pasti setelah itu dia akan merasa pusing.

10 menit selesai dia sudah siap untuk berangkat sekolah, sudah lengkap dengan seragam nya yang rapih namun dia belum sadar bahwa topi nya belum masuk ke dalam tas miliknya. Segera lah Dita menuruni anak tangga untuk berpamitan kepada mamahnya dan juga papahnya namun nihil mereka sudah berangkat kerja sejak pagi tadi.

"Biii Dita berangkat ya" ucap Dita yang mulutnya masih penuh dengan roti.

"Iya neng, itu den Dito udah nungguin di depan" jelas ni Surti.

Spontan Dita terselak oleh rotinya itu dia sangat kaget mengapa ada Dito di rumah nya. Mengetahui Dita yang bingung bi Surti pun menjelaskan.

"Mang Diman udah nganterin Diva barusan aja, Diva buru-buru banget neng gatau kenapa, akhirnya bibi telfon den Dito biar jemput neng Dita" jelas Bu Surti.

Tunggu Bi Surti dapat dari mana nomor Dito, jangan-jangan ah sudahlah lupakan.

"Ya udah bi aku berangkat ya" ucap Dita dan segera menyalimi bi Surti.

Dita berlari menuju gerbang rumahnya dia sangat takut kalau hari  ini ia telat, bagaimana tidak dia ini seorang OSIS yang patutnya dijadikan contoh ya kali OSIS telat.

"Ayo dit" ucap Dita yang kini sudah berada di dalam mobil Dito.

"Kesiangan lu ya dit, wkwkwk kasian liat tuh bedak lu ga rata" ucap Dito.

Entah angin apa yang membuat Dita memakai bedak hari ini, padahal biasannya dia hanya memakai Sunscreen. Dita mencari cermin di dalam tasnya ternyata tidak ada alhasil dia membenarkan bedak itu dengan mengaca lewat hp nya. Setelah mengacak-acak isi tasnya dia tersadar bahwa dia tidak membawa topi.

"Anjir ahhh, gue ga bawa topi lagi" ucap Dita layaknya anak kecil.

"Too balik too ambil topi gue".

"Ya kali ini udah mau sampe, lu mau kita telat?".

"Lu tega gue di hukum?".

"Tega aja emang siapa lu?".

"Oh gtuu oke dit oke Dito Agraha oke" ucap Dita dan setelah nya ia menciutkan bibirnya.

"Udah ga usah ngambek gitu, nih pake topi gue aja" ucap Dito sambil memberikan topi miliknya.

"Ini serius tapi kalo lu di hukum gimana?".

"Gue rela di hukum kalo itu demi luu".

"Ahhh tengkyuuu Dito" ucap Dita sambil mencubit gemas pipi Dito.

Entah ada apa, sehingga Dita melakukan hal itu. Dan yang dirasakan Dito sekarang adalah senang dan jantung nya berdetak lebih cepat. "Dita sungguh aku semakin mencintai mu" itu lah yang di ucapkan Dito di dalam hatinya.

Mereka sudah sampai di SMA Bima Sakti. Turunlah dari mobil dua sejoli itu dan Dita merangkul tangan nya kedalam lengan Dito layaknya pasangan yang sedang melakukan potret pernikahan.

Lagi-lagi Dito di buat bingung dengan sikap Dita yang berubah drastis. Ya tapi Dito hanya bisa diam, hal ini bisa dijadikan kesempatan. Mereka berdua menuju kelasnya masing-masing.

"Ehhh ngapa lu dit, bahagia bet kek nya" ucap Putri ketika Dita sudah duduk di tempatnya.

"Tau ga si puttt" belum sempat Dita melanjutkan nya.

Dito AgrahaTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang