Es Krim

8 0 0
                                    

Pertemuam mereka tak berhenti di situ. Berawal dari keisengan lagi Anna mengirim pesan.

Anya : "Udah pulang?"

Grista : "Ini mau pulang."

Anya : "Masih disekolah?"

Grista : "Iya."

Anya : "Aku mau ke Dirgantara."

Grista : "Ngapain?"

Anya : "Rahasia."

Grista : "Aku mau ke Neutron."

Anya : "Ngapain?"

Grista : "Rahasia."

Setelah itu entah apa yang merasukinya, Anya bergegas ke toko buku Dirgantara. Di perempatan Anya seperti melihat diri tubuh Grista lewat begitu saja. Tapi ia pun tak terlalu yakin. Segera ia tancap gas motor hingga mendahului sosok-yang-di-kira-grista itu. Anya berhenti di depan toko buku Dirgantara, sosok-yang-di-kira-grista juga berhenti tak jauh dari sana. Ia takut menoleh, Anya hanya bergegas masuk dan sosok-yang-di-kira-grista menancap gas motornya pergi. Anya langsung mengirim pesan.

Anya : "Aku tadi kayak liat kamu."

Grista : "Aku juga."

Anya : "Kamu dimana?"

Grista : "Depannya Neutron?"

Anya : "Ngapain?"

Grista : "Ngembalikan charge Hpnya temenku."

Anya : "Ooo."

Ke toko buku Dirgantara hanya alasan. Anya membeli sebuah pensil dan langsung pergi ke tempat Grista berada, entah apa yang merasukiku saat itu.

Dan benar kamu masih berada di depan Neutron. Sosok-yang-di-kira-grista ternyata benar.

"Ngapain?" sapa Anya.

"Balikin charge." Jawabnya.

"Udah?" tanya Anya lagi.
"Udah."

"Kok masih disini?" Anya terlalu banyak bertanya.

"Aku kira kamu mau kesini jadi aku tunggu."

Deg.

Selalu saja jawaban Grista membuat gadis itu melting.

"Ayo anter aku!" ajak Anya. "Kemana?"

"Beli es krim." Anya langsung bergegas menaiki motornya, Grista mengikuti dari belakang.

Melaju ke arah toko es krim yang ingin ia ingin coba dari dulu. Anya yang biasanya langsung memilih es krim, tiba-tiba langsung bingung saking deg-deg-kan-nya. Kemudian mengambil rasa oreo, Grista mengambil coklat crispi. Mereka berpisah lagi, dengan perpisahan yang tanpa pamit lagi.

G R I S T A [END]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang