G R I S T A [END]

Andai kamu tahu

Anya POV :

Memang benar, aku dulu menganggumi Grista. Bagaimana dia memandang dunia dengan cara yang berbeda. Membuatnya tak monoton dan suram seperti bayanganku. Grista yang tiba-tiba hadir dihidupku seperti warna baru yang membakar api semangatku. Mungkin bukan mengagumi lagi, tapi cinta, suka, sayang itu yang aku rasakan sekarang.

Beberapa minggu setelah itu, aku mendengar kabar dia menang lomba OSN tingkat nasional. Beberapa bulan setelahnya dia dikirim pertukaran pelajar ke Belanda. Terkadang kami masih berkirim pesan singkat. Ya memang singkat balasannya, seperti hanya sekedar "Iya","Enggak", dan sebagainya. Tapi dia selalu menanggapi pesan nggak pentingku, padahal aku tahu dia sangat sibuk atau sangat lelah. Aku selalu tahu kabarnya, entah diminta atau tidak aku merasa seperti dia mengirim pesan nggak langsung kepadaku lewat story Ignya. Kadang dia memotret tempat yang ia datangngi atau apa yang ia lakukan setelah sebelumnya aku membuat story di Instagramku. Aku merasa seperti itu balasan darinya "Hei, aku lagi disini lo" atau "Aku lagi blabla", semacam itu tapi mungkin aku yang terlalu PD atau kamu yang benar-benar melakukan itu. Karena seseorang pernah bilang padaku, "Batas antara PD dan kenyataan itu beda tipis.".

Semakin aku mengenalmu semakin juga kamu terasa jauh dariku. Ibarat tangga kau sudah berada di tengah jalan. Dan aku masih berusaha mencapai tangga ke 5. Kamu terlalu cepat berlari dan aku hanya jalan ditempat. Berapa kali aku berusaha. Berapa kali aku mencoba. Aku selalu kalah darimu. Entah apapun itu. Cukup begini saja. Kamu menjadi motivasiku. Suatu hari nanti aku akan menandingimu, berdiri di sampingmu. Cukup begini saja aku menyimpan rasaku.

Biarlah aku tetap berada dalam ruang rinduku. Sebagai tempatmu bernaung jika kau lelah nanti. Aku akan menunggumu, tak lagi mengejarmu dengan semua angan-angan semuku. Biarlah kau sang motivasiku hidup dan merasuki jiwaku. Biarkan namamu ku sisipkan dalam doaku. Agar hanya tuhan dan aku yang tahu.