Sebelum Keberangkatanmu

5 0 0
                                    

Anya POV :

Tentang es krim, kamu, dan aku lagi. Dan tentang toko buku Dirgantara lagi. Siang itu lagi panas-panasnya. Akupun malas bangkit dari tempat tidur. Aku menyalakan AC ku hingga titik terdingin. Aku mengambil Hpku dan iseng mengirimkanmu pesan.

Anya : "Lagi dimana?"

Grista : "Di rumah Nando."

Anya : "Beli es krim waku-waku dimana?"

Grista : "Nggak tau."

Anya : "Ayo ikut!"

Grista : "Kemana?"

Anya : "Nyari es krim."

Grista : "Capek i."

Anya : "Halah."

Grista : "Ngantuk habis minum susu."

Anya : "Habis makan es krim lak nggak ngantuk lagi."

Grista : "Males i."

Anya : "Alasan."

Grista : "Kamu dimana?"

Anya : "Otw Dirgantara."

Seperti hari itu apa yang merasukiku aku tak tahu. Dengan seragam lengkap dan tas aku segera melaju ke toko buku Dirgantara.

Grista : "Kamu dimana?"

Anya : "Depan Dirgantara."

300 meter di depan aku melihat kamu keluat dari rumahnya Nando. Dan bersembunyi di balik gapura perumahan.

Anya : "I see you."

Dan kamu langsung menghampiriku. "Ngapain pake acara sembunyi di belakang gapura." Tanyaku.

"Ngiup, panas nih." Jawabmu dengan tawa polos itu. "Ini mau kemana?" tanyamu.

"Ke Silver."

Aku ingat betul siang di musim panas itu kamu membocengku keliling kota. Sehabis dari swalayan Silver kita berhenti di Remember Park untuk menghabiskan es krim. Kali ini aku mengambil rasa coklat lava dan kamu tetap rasa coklat yang sama.

"Kenapa kamu mau makan es krim ini?" tanyamu waktu itu.

Sayangnya aku lupa apa jawabanku.

Setelah itu aku mengajakmu ke Gramedia. Memang sudah sejak lama aku ingin mengajakmu kesana. Bukan untuk beli buku, namun hanya untuk jalan-jalan saja. Karena bagiku buku itu cerminan kita. Dengan buku kita bisa mengetahui kesukaan seseorang, harapan sesorang, dan bagaimana sifat orang itu. Ya, aku ingin mengenalmu lebih jauh. Siang itu aku baru tahu kalau kamu akan berangkat OSN tingkat provinsi jam 4 sore. Dan aku mengajakmu untuk hal nggak penting macam begini sampai jam 2 siang. Padahal untuk mencapai rumah kamu harus menempuh perjalanan kurang lebih 1 jam an. Aku sangat merasa bersalah tentang itu. Tapi malah kamu yang menenangkanku.

"Nggak apa kok, aku seneng. Santai aja."

Dan kita berpisah tanpa pamit lagi.

G R I S T A [END]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang