Beberapa hari setelahnya Zhilla dan Keichi kembali akrab seperti biasanya. Mereka sering chatting dan saling bertelepon satu sama lain bahkan sering pulang bersama. Keichi memang sedikit unik, walaupun dia membawa sepeda bersamanya, ia sama sekali tidak mengendarai sepeda itu saat bersama dengan Zhilla. Sepedanya dituntun dan menyamakan langkahnya dengan langkah kaki Zhilla. Sudah lama Zhilla memperhatikannya. Setiap mereka pulang bersama, Keichi pasti tidak akan pernah mengendarai sepedanya dan selalu menuntunnya. Keichi juga selalu menyamakan langkah kakinya dengan Zhilla yang memang tinggi badannya berbeda jauh dengan Keichi. Bahkan setelah Zhilla pindah rumah pun, Keichi tetap setia menemani Zhilla sampai ke halte bus. Setelah memastikan Zhilla menaiki bus nya dengan aman, barulah Keichi akan berbalik arah dan mengendarai sepedanya menuju rumahnya. Zhilla pernah menanyakan hal itu pada Keichi
"Keichi, bolehkah aku bertanya?", tanya Zhilla dalam perjalanan pulang mereka
"Ya?", jawab Keichi singkat
"Kenapa kamu tidak pernah langsung pulang ke rumahmu? Padahal, kan, rumahmu cukup dekat dari sekolah"
"Aku pulang ke rumah pamanku yang tinggal tidak jauh dari halte bus ke rumahmu"
"Memangnya kenapa kamu tidak langsung ke rumahmu saja? Bukankah kamu tinggal dengan ibumu?"
"Kakak pertamaku ada di luar kota, kakak keduaku bekerja sedangkan aku bersekolah. Rumah itu terlalu sepi untuk ditinggali sendiri oleh ibuku, bukan? Jadi setiap pagi, ibuku akan pergi ke rumah pamanku sampai aku menjemputnya pulang", kata Keichi menjelaskan.Zhilla sedikit terkejut dengan penjelasan Keichi. Ya, dia tahu kalau rumah yang ditempati Keichi saat ini cukup besar dan dekat dengan sekolah mereka. Dan Zhilla juga mengetahui tentang keadaan keluarga Keichi walaupun Keichi tidak banyak menceritakan tentang keluarganya. Zhilla juga sering mendengar beberapa kabar dari teman-temannya tentang keluarga Keichi walaupun Keichi tidak pernah menjelaskannya secara langsung kepada Zhilla dan Zhilla juga tidak pernah menanyakannya pada Keichi. Teman-temannya banyak bercerita tentang ibu Keichi yang sedikit pendiam dan jarang tersenyum. Zhilla pikir mungkin itu karena ibunya tidak mengenal teman-teman Keichi tapi saat Zhilla tahu tentang keadaan keluarga Keichi yg tidak jauh berbeda dengannya, barulah Zhilla menyadari kalau kondisi ibu Keichi mungkin masih belum membaik sejak perpisahan itu. Tapi Zhilla juga memakluminya dan tidak pernah mempermasalahkannya.
Mereka terus berjalan menyusuri jalan sambil asyik bercerita hingga tanpa sadar jari Zhilla yg asyik bermain dengan beberapa tanaman di luar rumah tergores oleh ranting kecil dari tanaman itu. Zhilla meringia kesakitan mendapati karinya mengeluarkan darah segar. Zhilla terus menekan jarinya untuk mengeluarkan darah lebih banyak. Jujur saja, Zhilla bukanlah tipe orang yg langsung mengobati luka di tubuhnya dengan air liur. Itu sangat aneh baginya. Tapi Zhilla cukup terkejut saat melihat Keichi menarik tangannya dan langsung melumatnya di dalam mulutnya. Keichi dengan santai menghisap jari Zhilla yg terluka itu bahkan sesekali menekan jari Zhilla untuk mengeluarkan darah lebih banyak lagi. Zhilla cukup terpaku dengan hal itu. Keichi sama sekali tidak merasa jijik atau merasa aneh ketika menghisap jari Zhilla yang terluka
"Hentikan!", ucap Zhilla mengagetkan Keichi. Tampak Keichi memasang tampang 'kenapa?' pada Zhilla. Tapi ia tidak mengehentikan kegiatannya saat menghisap jari Zhilla "Itu.... tanganku kotor", jawab Zhilla sambil mengalihkan pandangannya kearah lain. Keichi segera mengeluarkan (?) jari Zhilla dari mulutnya lalu mengusapnya perlahan dan tampak sebuah garis di jari itu akibat goresan dari tanaman yg disentuh Zhilla
"You have to be careful", ucap Keichi akhirnya dan melepas genggaman tangannya dari tangan Zhilla. Zhilla sedikit merasa kecewa. Tangannya seolah merasa kesepian karna dilepaskan oleh Keichi. Menyadari Zhilla yg berhenti berjalan, Keichi langsung berbalik dan memanggilnya. Zhilla terlonjak kaget namun akhirnya memilih untuk melanjutkan perjalanannya menuju halte bus.################################################################
Tring
Terdengar ponsel Zhilla berbunyi menandakan adanya pesan masuk. Zhilla langsung meraih ponselnya dan melihat notifikasi yg muncul disana. Terlihat nama Keichi ada disana dan sukses membuat Zhilla tersenyum kecil. Hal ini sudah sering terjadi. Setiap kali Zhilla dan Keichi saling berbalas pesan, wajahnya langsung menyunggingkan senyuman yg tidak dapat dijelaskan kenapa. Zhilla selalu bahagia setiap kali membaca pesan dari Keichi.
Banyak hal yg mereka bahas mulai dari makanan yg mereka suka bahkan makanan yg blm pernah mereka makan. Hingga pada akhirnya mereka saling jujur tentang impian masing-masing
'Apa impianmu?'
'Aku? Mungkin jadi seorang guru atau pendeta atau penulis. Entahlah, aku memiliki banyak sekali impian'
'Hahahaha banyak sekali cita-citamu'
'Ya, begitulah. Bagaimana denganmu? Apa impianmu?'
'Aku ingin menjadi seorang pastor'
'Kamu serius dengan hal itu?'
'Ya, memangnya kenapa? Apa ada masalah?'
'Tidak. Hanya saja, jangan jadi pastor'
'Kenapa?'
'Tidak, tidak apa-apa'
'Karna pastor tidak bisa menikah?'
Deg! Balasan dari Keichi sukses membuat Zhilla terdiam dan bingung mau menjawab apa. Zhilla tidak memingkiri bahwa pernyataan Keichi barusan adalah benar tapi Zhilla juga tidak mau menjadi penghalang impian orang yg disayanginya. Hah? Sejak kapan Zhilla mulai menyayangi Keichi? Zhilla bahkan tidak pernah berpikir sekalipun tentang perasannya pada Keichi. Ia bingung bagaimana harus menyikapi perasaannya ini. Zhilla mulai mengetik untuk mengirim balasan kepada Keichi
'Ya, karna pastor tidak bisa menikah. Apakah kamu tidak memiliki impian lainnya?'
'Hmm... Entahlah mungkin teknisi mesin?'
'Itu jauh lebih baik'
'Baiklah, aku tidak akan pernah menjadi pastor'
Zhilla hampir mengeluarkan matanya saat membaca pesan dari Keichi itu. Bagaimana mungkin orang yg memilki cita-cita yg bahkan sudah ia rencanakan sejak kecil bisa dengan mudahnya ia buang hanya karna seorang wanita (?) aka temannya meminta untuk tidak melakukannya? Apakah dia gila? Bahkan sekalipun Zhilla tidak pernah berpikir untuk mengubah impian orang lain tapj sekarang? Ia bahkan mengubah masa depan orang lain. Zhilla cukup terkejut dengan reaksi Keichi itu hingga akhirnya Zhilla memutuskan untuk tidak ambil pusing dengan keputusan Keichi, tanpa Zhilla tahu apa yg menantinya ke depannya
################################################################
Seperti biasanya, hari-hari selalu mereka lewati bersama. Mereka selalu pulang bersama da tak jarang menghabiskan waktu hanya berdua. Membut banyak orang sedikit iri dengan kedekatan mereka. Tapi mereka adalah tipe orang yg tidak terlalu ingin merepotkan segala sesuatunya bahkan untuk urusan hubungan mereka saja, mereka saling menutupinya. Bahkan diantara mereka berdua tidak ada yg bisa saling jujur sampai hari ini. Zhilla dan Keichi juga masih sering berkomunikasi via chatting walaupun yg mereka bahas bukanlah hal yg berkaitan dengan sekolah. Keichi dan Zhilla tampak sangat nyaman melakukan komunikasi yg intens hanya antara mereka berdua saja. Keichi bukanlah orang yg mudah menceritakan tentang kehidupannya, tapi ketika lawan bicaranya adalah Zhilla, Keichi seakan punya segudang topik untuk dibahas bersama dengan Zhilla. Dan sudah 3 minggu sejak Zhilla dan Villia bertaruh untuk hubungan Zhilla dan Keichi namun masih belum ada progress yg signifikan. Hubungan mereka belum berubah dari sebuah pertemanan. Apakah roda takdir akan membawa kebahagiaan untuk mereka ataukah malah sebaliknya?
KAMU SEDANG MEMBACA
Extraordinary Love
Romance"Aku memang manusia biasa, yang tak sempurna dan kadang salah, namun dihatiku hanya satu, cinta untukmu, luar biasa" - Yovie and the Nuno Note : Seluruh cerita ini adalah murni hasil karya saya. Apabila ada kesamaan nama, gambar, tempat atau bahkan...