Danger - 8

871 128 33
                                    

10 menit

15 menit

30 menit

55 menit

90 menit




Sebuah air mata menetes.

Gadis itu menangis.

Ia mengulum bibirnya menahan tangisannya.

Hari memasuki malam.

Eunbi masih setia menunggunya.


"Jungkook.. aku merindukanmu,"









Matahari tetaplah terbit diufuk timur hingga tergelincir diufuk barat, begitupula Eunbi, tetap masih terbayang akan pemilik hati yang begitu ia cintai.

Hingga detik ini.

◾️◾️◾️◾️◾️


AUTHOR POV


'Bugh'


Tongkat besi yang berkilau dalam kegelapan dalam genggaman Taehyung hampir keseluruhan teraliri cairan kental merah gelap pelan dari ujung ke ujung. Membuat jejak amis di atas ubin yang dingin, namun tak sedingin tatapan Taehyung kepada sosok pria yang berteriak kesakitan dibawahnya.



Tanpa ampun Taehyung mengangkat tinggi kemudian menekan kuat ujung tongkat besi tersebut keatas permukaan tulang rusuk pria itu, terdengar suara retakan terjangkau oleh pendengaran Jimin yang menyusul dibelakangnya.


Taehyung memutar tongkat besinya sebentar sebelum memukulkan kembali kepada pria berbadan kekar yang berlari sambil berteriak kepadanya. Hanya dengan satu ayunan dan sedikit senyum meremehkan mampu membuat lawannya tumbang.


Sebenarnya ia merasakan sebuah pergerakan dari belakang tubuhnya. Taehyung hanya menghitung detik hingga tak lama ia mendengar suara tubuh ambruk bersamaan dengan Jimin yang menstabilkan trail yang dikendarainya.


"Sudah cukup kuhancurkan tulang rusuknya, kini kau mau menghancurkan tulang tengkoraknya?", Taehyung menggeleng pelan melihat sosok pria yang remuk dihantam oleh Jimin menggunakan kendaraannya.


Jimin hanya mengangkat bahu tak acuh. Memang sudah tugasnya merobohkan musuh yang telah dilumpuhkan oleh Taehyung.

Ia tak ingin Taehyung terlalu menghabiskan tenaganya hanya untuk meladeni serangga-serangga kecil ini.



Taehyung melihat sekelilingnya, melihat tubuh-tubuh tak bernyawa berserakan membuat dirinya puas. Senyuman picik ia persembahkan untuk para anjing pesuruh pamannya yang berani menyentuh ujung rambut milik Eunbi.


Tatapan matanya tertuju pada seorang pria yang duduk bersimpuh di lantai penuh genangan darah dengan pergerakan yang tertahan oleh beberapa anak buah miliknya. Mulutnya terbungkam kuat oleh kain yang melilit.


DANGERTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang