twee

121 12 1
                                    




"kalian lanjut makan, gue mau ngangkat telfon dulu." kata eunbi

chaewon melirik sedikit kearah eunbi yang keluar dari kamar nya, dia menyikut hyewon

"lo pasti gak bakal percaya sama yang gue alamin tadi."

hyewon menaikkan satu alis nya, pertanda kenapa?

gadis yang sekarang berambut pendek itu menghela nafas sebentar,

"gue liat guanlin tadi."

"uhuk"

bertepatan eunbi masuk ke dalam kamar nya, buru-buru eunbi menyodorkan minuman ke hyewon

"makanya kalo makan jangan rakus."

hyewon tak memperdulikan ucapan eunbi sekarang, dia hanya fokus kearah chaewon yang merasa bodo amat

"serius chae?"

eunbi bingung, "serius buat apa?"

"kata chaewon, tadi dia li—

"gak, gak liat apa-apa kok hehe" putus chaewon sambil membekap mulut hyewon

bisa-bisa chaewon kena marah eunbi jika membahas kejadian tadi

"gue kira apa, yaudah ayo lanjut lagi."

"kalian pulang apa nginep sini?" lanjut eunbi sambil melihat chaewon dan hyewon secara bergantian

chaewon sebenarnya ingin menginap disini, tapi felix melarang keras adiknya itu menginap. untuk hyewon, dia menimbang-nimbang

"kalo gue nginep disini, lo kasih makan kagak" ucap hyewon

"dimana-mana ni ya, tamu mah gak ngerepotin." timpal chaewon

"heh, dimana-mana ni ya, tamu adalah raja." sungut hyewon

eunbi menghela nafas, "udah jangan pada ribut. gue tau chae lo dilarang sama kakak lo,"

"dan buat lo" eunbi sembari menunjuk hyewon

"gue kasih sarapan doang, selanjutnya lo sendiri yang nyari makan."

hyewon mengangguk keras, "nah gini dong bestie gue ni"

"gak kayak yang ono, sukanya sewot."

chaewon memutar bola mata nya malas, kemudian eunbi dan hyewon tertawa bersama

Brakk!

mereka semua terdiam, entah karena kaget atau karena memang masa tertawa nya sudah habis

"de—nger itu gak?" tanya chaewon sambil melirik kearah jendela kamar eunbi

hyewon mengangguk pelan, sedangkan eunbi merasa aneh. siapa yang melempari kerikil di jam-jam segini

"bentar gue cek,"

"e—eh"

hyewon memegang lengan eunbi, "apaan?"

"jangan deh jangan, siapa tau itu cuma orang iseng."

eunbi mendecak kesal, "hye, siapa yang iseng di jam 11 malam, pikir logis dong bocah gak bakal bangun jam segini!"

eunbi melepas genggaman hyewon, dia berjalan ke jendala kamar nya. mungkin itu bang jisung yang ternyata pulang lebih cepat?

atau

"ini punya siapa?"

ucapan eunbi barusan membuat chaewon dan hyewon menjajari eunbi.

itu sebuah hoodie berwarna biru dongker, mirip milik yujin.

tunggu,

yujin?

chaewon merebut nya, dan mencium hoodie itu,

persis, wangi ini seperti wangi parfum yujin.








/-/









kejadian semalam membuat chaewon menginap di rumah eunbi, tentu saja meminta izin ke felix nya dengan susah payah.

bahkan mereka bertiga untuk keluar kamar saja msih takut.

bayangkan saja, orang yang sudah meninggal 4 tahun yang lalu tapi hoodie nya tersangkut di jendela eunbi

bahkan wangi nya seperti baru saja dipakai

tidak mungkin kan kalau arwah yujin gentayangan tapi pake hoodie udah gitu hoodie nya nyangkut.

sampai sekarang eunbi masih memikirkan itu, apa jangan-jangan akan ada pertanda buruk?

tidak, jangan percaya mitos orang tua terdahulu.

diliriknya jam beker yang ada diatas nakas, jarum pendek diangka 8 dan jarum panjang diangka 6

ternyata mereka terlelap lumayan lama.

"ayo bangun, jangan kebo."

eunbi berjalan kearah jendela kamar nya, membukanya agar sinar matahari masuk ke dalam kamarnya

dilihatnya jalanan sepi, mungkin ibu-ibu sayur belum lewat

tapi ada yang janggal, seseorang mengintip nya lewat pagar rumah sebelah yang tertutup pohon besar

"hei, ngapain?" teriak eunbi lumayan keras

orang itu berlari meninggalkan eunbi,

"ngomong sama siapa?" tanya hyewon yang baru saja terbangun karena suara eunbi

"gak, tadi ada orang aneh."








/-/















Gaat Verder; [✓]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang