zeven

76 9 0
                                    















"lo liat hyewon gak?" tanya yena ke chaewon,

"baru aja mau gue tanyain ke lo." jawab chaewon sambil nyedot minuman nya

yena mondar mandir didepan chaewon, sesekali menggigit kecil kuku nya.

"beneran lo gak tau? gak biasanya dia bolos tanpa keterangan."

chaewon diam, seperti kejadian di mimpi nya tadi malam. hyewon hilang tiba-tiba.

"disini lo ternyata." ucap minhyun

"eunbi, eunbi dimana?" tanya minhyun

"hah?"

dua teman nya, hilang dalam sehari. yang benar saja.

"gue ga tau. udah ya gue ada kelas."

bohong kalau chaewon tidak kepikiran. saat kelas mulai pun dia masih sibuk dengan pikiran nya.

apa hyewon sama eunbi baik-baik aja? jangan sampai ada orang jahat yang nyakitin dua sahabat nya.

iya, kejadian yang lalu jangan sampai terjadi lagi.

jangan sampai dia lalai seperti dulu lagi.

"chae, dipanggil dosen tuh."

"kamu kalau tidak suka kelas saya, silahkan keluar."

tak mau membuang waktu, chaewon benar-benar keluar dari ruangan itu. dia harus mencari dua teman nya.

Brak

"ah maaf, gue gak liat-liat." ucap chaewon sambil membereskan kertas yang berhamburan itu

tapi, dia melihat foto kedua teman nya, disertai latar belakang keduanya.

"lo siapa?" tanya chaewon sambil melihat kertas itu

"ini privasi." jawab laki laki itu sambil mengambil kertas itu kasar

"privasi lo bilang? iya privasi? itu profil temen gue!" teriak chaewon di lorong, untung tidak ada orang disana

laki laki itu terkekeh, dia berbalik badan dan menatap chaewon dari atas kebawah.

"ternyata lo gampang ya kepancing. oke, ikut gue."

yohan, laki laki itu menarik tangan chaewon kearah parkiran yang letak nya tidak jauh,

karna menurut chaewon laki-laki didepan nya ini asing, dia tidak mau terperangkap.

"gaada persetujuan dari gue. lepasin bego"

"lo diem apa eunbi hyewon dalam bahaya."

"ma-maksut lo?"

yohan tertawa kecil, dan melepas genggaman nya, "lo gak mau kan, temen lo jadi kaya yujin yang ga jelas keberadaan nya."


















/-/















"bagus, kalian berdua udah sadar ya?"

masih sama, hyewon takut dan mulai menangis kembali. sedangkan eunbi yang tau didepan nya ini orang jahat, tetap melihat nya dengan tatapan mautnya.

"turunin pandangan eunbi, kalau ga mau kaya temen lo disana." ucap guanlin yang diakhiri dengan kekehan mengerikan.

"mau lo apa setelah ngebunuh yujin?" tanya eunbi

guanlin menaikkan satu alis nya, "bunuh? yujin? ga salah denger ni?"

laki-laki itu berjongkok, menyamakan tinggi nya dengan eunbi yang sedang duduk,

"lo tau darimana gue ngebunuh yujin?"

"dan, yujin udah meninggal?" lanjutnya

guanlin memegang dagu eunbi, menghadapkannya agar menatap manik mata eunbi,

"dia masih hidup. karna dia harus ada di samping gue."

"sampai kapan pun."

eunbi menatap guanlin tak percaya, sebenarnya dia terlalu sayang atau ter obsesi.

"apapun gue lakuin, termasuk ngebuat sandiwara dia terjun dari lantai tiga."

"ah kalau diingat ingat lucu juga. kalian semua nangis, seakan-akan dia udah meninggal."

"terima kasih sama gue dong. berkat gue, dia hidup lagi."

guanlin berdiri tegak, dan menatap jam tangan nya dia tersenyum.

"tenang, chaewon bakal nyusul."

Brak

"see? apa gue bilang." ucap nya,

yohan mendudukan chaewon di kursi yang kosong, tak lupa tangan dan kaki nya diikat.

gadis itu masih terpengaruh obat bius yang diberikan yohan.

"aman kan?"

yohan mengangguk, "aman, dia malah yang paling gampang."

guanlin merogoh saku belakang nya, mengambil beberapa lembar uang, "sisa kemarin. gue hubungi lagi kalo butuh."

yohan ngangguk, dan nepuk bahu guanlin. dan mulai melangkahkan kaki nya keluar.

dia menengok kanan kiri, seperti ada yang mengawasi nya sedari tadi.

"cuma perasaan gue kali ya?" gumam nya sambil mengusap tengkuk belakang nya

Bruk

"sialan. berani-berani nya lo"

yohan tak bisa bergerak, pergerakan nya dikunci.

"ck, siapa sih lo. lepasin, badan gue sakit."

"sebelum lo jawab, siapa yang nyuruh lo."

laki-laki itu tertawa, "tcih, sampe gue mati juga lo gabakal gue kasih jawaban."

jinyoung memukul wajah yohan, awalnya sekali. tapi yohan yang tidak memberinya jawaban, dia memukul yohan tanpa ampun.

"sekarang?"

"yakin mau bunuh gue? gaada beda nya lo sama dia. psiko."

jinyoung terdiam, dia mulai meregangkan pergerakan yohan. laki-laki di hadapan nya itu memanfaatkan nya untuk membalas dendam.

jinyoung dipukuli tanpa ampun, bukan karna dia tak sanggup melawan, tapi perkataan yohan berbekas dipikiran nya.

"pengecut."

yohan pergi meninggalkan jinyoung, dia melirik kebelakang lagi, memastikan jinyoung tidak mengikuti nya.

"lo harus hati-hati, ada yang udah tau markas lo." ucap nya di dalam telfon

guanlin menggertakan gigi nya.

Gaat Verder; [✓]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang