Konseling (Namjoon x Taehyung)

2.2K 127 34
                                    

Jangan lupa pencet ⭐ yaa
.
.
NAMV (Namjoon x V)
.
.

Taehyung menggigit bibirnya pelan. Tiba-tiba Mr. Namjoon selaku guru konseling memanggilnya. Padahal Taehyung yakin jika ia tidak mempunyai salah kepada siapapun. Catatan kehadirannya bersih dari tanda merah, nilainya cukup stabil mengingat ia merupakan salah satu siswa pintar di kelasnya. Tapi kenapa Mr. Namjoon memanggilnya?

"Taehyungie, kira-kira apa yang membuatmu berada disini sepulang sekolah?" tanya Mr. Namjoon memecahkan keheningan diantara keduanya.

Guru di depan Taehyung itu sangat santai. Umurnya memang masih muda. Ia baru lulus tahun lalu dan langsung diterima di sekolah elit ini.

"Aku tidak tahu, sir." jawab Taehyung pelan.

Namjoon terkekeh lirih, menatap muridnya yang hanya terpaut sekitar 5 tahun dibawahnya.

"Bukan kah kau mencari seorang psikolog? Aku melihatmu di rumah sakit kemarin."

Taehyung menatap Namjoon dengan mata yang membulat sempurna. Bibirnya membuka membentuk huruf O yang lucu.

Namjoon lagi-lagi terkekeh. Muridnya memang terkenal menggemaskan.

"Kemarin kau membuat janji kepada dokter psikologi kan? Dan dokter itu tidak bisa menemuimu?" tanya Namjoon.

"Bagaimana anda tahu?" Taehyung tidak menjawab pertanyaan guru didepannya melainkan melontarkan pertanyaan.

Pertanyaan dijawab pertanyaan.

"Psikolog yang akan kau temui itu saudara ku. Kim Ahra. Sekarang ia sedang ada di Jepang menemui anak nakalnya disana." jawab Namjoon yang dibalas anggukan mengerti Taehyung.

Omong-omong, Kim Ahra itu saudara kandung Namjoon. Umurnya 10 tahun diatas Namjoon dan karena menikah muda, sekarang Ahra sudah dikaruniai anak lelaki manis bernama Kim Hyunjin. Hyunjin itu anak manis yang sulit diatur, kemarin dia membuat kekacauan di sekolahnya sehingga mau tidak mau Ahra harus datang ke Jepang untuk menjemput anak nakalnya. Hyunjin berada ditingkat 2 sekolah menengah pertama di Jepang.

"Lalu hubungannya dengan anda?" tanya Taehyung bingung.

"Ahra noona akan lama di Jepang, ia merasa bersalah untuk membiarkanmu menunggu. Kau bisa berkonsultasi untuk sementara padaku. Lagipula aku lulusan konseling dan sedang menempuh pascasarjana jurusan psikologi. Jadi aku dan Ahra noona sama saja." jelas Namjoon.

Taehyung terlihat bimbing. Bisakah ia menceritakannya pada Mr Namjoon?

"Tidak apa-apa Tae, pelan-pelan saja. Aku akan mendengarkanmu. Lagipula umur kita tidak terpaut jauh. Di luar kelas kau bisa memanggilku Hyung. Jangan terlalu formal."

Taehyung hanya menganggukan kepalanya mengerti. Namun raut wajahnya masih terlihat bimbing.

Hening kemudian, Namjoon masih menunggu Taehyung membuka suaranya.

"Emm, sebenarnya aku punya sedikit trauma hyung." cicit Taehyung lirih. Kepalanya menunduk dalam dan jarinya saling bertautan.

"Ceritakan, aku akan menunggumu."

Mata Taehyung memutar cemas. Sudut matanya juga terlihat berair.

"Di keluargaku, semuanya orang yang sempurna. Mungkin kecuali aku. Aku bukanlah orang yang spesial ataupun berbakat. Nenek, selalu menyudutkanku saat kami sedang berkumpul."

Namjoon diam, kemudian mengisyaratkan Taehyung untuk melanjutkan ceritanya.

"Aku.. bukanlah apa-apa diantara mereka. Katanya, aku kurang pintar, aku tidak tampan lalu saat pendisiplinan oleh nenek aku selalu salah. Kemudian nenek akan memukulku dengan rotan. Aku.." Taehyung menghentikan ucapannya. Menghela napas kemudian mengeluarkannya secara pelan.

Kamu telah mencapai bab terakhir yang dipublikasikan.

⏰ Terakhir diperbarui: Apr 01, 2020 ⏰

Tambahkan cerita ini ke Perpustakaan untuk mendapatkan notifikasi saat ada bab baru!

Oneshoot (vottom)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang