Menghempaskan tubuhku pada sofa kecil di rumah yang sederhana. Menunggu seseorang.
Hana telah sepakat untuk pergi.
Tapi bukan dengan pria menyebalkan atau bisa disebut taehyung.
Dia berjanji akan menemani jungkook bermain basket pagi ini. Karena katanya nanti malam akan ada pertandingan jadi jungkook harus berlatih. Ya jungkook memang aktif sebagai anggota basket dan juga salah satu mahasiswa tercerdas di sekolah. Berbanding terbalik dengannya, tapi walau begitu hana juga masih punya beberapa keunggulan. Keras kepala misalnya?
Knock knock
Hana yakin itu pasti jungkook. Jadi dia bergegas keluar dan tanpa babibu dan menutup pintu. "Eomma, aku pergi."
Sedangkan laki laki yang berada dihadapannya menatapnya binggung, tapi sedetik kemudian memberikan smirk. Hana yang baru menghadap pria itu langsung terkejut dan menutup mulutnya.
"Ya! Apa yang kau lakukan disini?"
"Mengajakmu berkencan? Bukan begitu? Kurasa kau sudah bersiap. Baiklah ayo kita pergi." Taehyung meraih tangan hana dan hendak membawanya pergi jika saja laki laki yang baru datang tidak mengacaukan niatnya.
"Apa yang kau lakukan dengan pacarku?" Ujar jungkook saat mendapati lengan wanitanya di genggam oleh pria lain.
Pacar? Apa bocah itu bilang? Apa benar dia pacar hana? Bagaimana mungkin dia kalah telak dengan bocah ingusan macam anak itu?
Lagi pula apa yang ada dipikiran hana saar menjadikan laki laki itu pacarnya dibandingkan dia? Sudah jelas taehyung memiliki segala galanya. Taehyung merutuk dalam hati. Hah.. dia jadi menyesal meninggalkan korea selama 2 tahun, seandainya dia tidak pergi. Mungkin gadisnya tak akan sempat berpacaran dengan bocah ingusan dihadapannya ini, jelas karena dia tak akan membiarkannya. Gadisnya hanya boleh menjadi miliknya!
Taehyung mengatup rahangnya keras, dia jelas marah karena baru mengetahui fakta baru. Dia semakin mengengam lengan hana erat.
"Apa yang baru saja kau katakan? Pacarmu?" Ujar taehyung sarkas sambil menegadahkan wajahnya dan tertawa. "Hei bocah! Jangan bermimpi! Dia itu milik ku."
"Hei kau yang apa-apa an, aku sudah memiliki janji dengannya. Lagi pula dia milik ku, lepaskan tangan nya sekarang!" Jungkook mulai merasa terpancing dan hampir memberikan sebuah bogeman tinju jika saja hana tidak berteriak kencang
"Hentikan!"
Taehyung tetap tidak mau melepaskan genggamannya dan menatap nyalang mata jungkook.
Karena hana tau pertikaian ini tidak akan berujung, jadi hana segera menghampiri jungkook dengan lengannya yang masih di apit.
"Jungkook maafkan aku, aku berjanji menonton pertandinganmu nanti malam, dan akan aku jelaskan semua nya nanti oke?" Kang hana berusaha membujuk jungkook yang masih terlihat emosi. Bukannya hana memilih taehyung membelanya atau apa, hanya saja hana tau karakter taehyung yang keras kepala. Setidaknya hana harus mencairkan otaknya juga demi tutor menyebalkannya ini.
Tanpa ingin memperpanjang waktu melihat gadis nya yang berusaha membujuk pria lain, taehyung segera menarik hana pergi dan menaiki mobilnya. Dalam hati jungkook sedang menahan amarahnya yang menggebu gebu, dia kesal dengan tingkah hana dan pria tadi. Seharusnya laki laki itu yang pergi!
Dia benar benar pengacau. Tapi tunggu.. laki laki tadi seperti tidak asing wajahnya? Apa dia pernah melihatnya?Setelah mengingat kembali jungkook baru sadar bahwa pria itu yang ia lihat di sekolah kemarin. Siapa ya namanya.. taehyun? Taewoon? Ah Siapa perduli! Lihat saja jungkook akan memberi dia hadiah jika bertemu kembali. Pukulan terdengar cukup bagus!
======
Sedangkan hana berada termenung di sisi kanan mobil dan memikirkan apa yang akan dia katakan pada jungkook nanti? 'Dia pria yang pernah memintaku menjadi pacarnya' atau 'dia itu pria gila yang jatuh cinta padaku' pikir hana. Ah atau mungkin dia yang sebenarnya gila. Tapi pria ini memang gila, dengar apa yang dia katakan pada jungkook tadi? Miliknya? Apa apaan itu? Bahkan mengatakan itu didepan pacarnya.
Benar taehyung yang gila"Apa yang kau pikirkan?" Hana membuka suara tanpa memalingkan wajahnya pada taehyung. Dia agak marah dengan sikap pria tidak tau diri itu.
Taehyung tidak langsung menjawab. Lehernya terasa kering setelah berdebat dengan bocah ingusan tadi. Tapi sedetik kemudia dia berdehem keras. "Kau pikir apa? Justru harusnya aku yang tanya! bagaimana bisa kau berpacaran dengan bocah ingusan itu disaat aku tidak ada Hah?" Taehyung berusaha meredam emosinya yang naik keubun ubun dan berusaha mengedalikan emosinya pada hana. Tapi tetap saja taehyung itu CEMBURU!
Hana menggelengkan kepalanya dan menatap pria itu sinis. "Hei, tuan yang terhormat. Untuk apa kau marah padaku? Kenapa itu jadi masalahmu? Lagipula kita tidak memiliki ikatan apapun sehingga kau dengan berhak mengaturku seperti itu, dan satu lagi, kau bilang bocah ingusan? Dia itu muridmu. Tanpa sadar kau juga mengatakan bahwa aku bocah ingusan. Lalu bagaimana dengan mu? Pak TUA." Ujar hana dengan emosi yang meledak ledak dan menekan kan kata tua di akhir. Enak saja laki laki ini kalau bicara tidak pernah dipikir terlebih dahulu.
Padahal kan dia anak hukum, mana bisa ucapannya selalu menyimpang seperti itu?
Taehyung yang merasa kesal dengan ucapan gadis disebelahnya segera menepikan mobilnya dan menghentikannya secara mendadak.
Hana hampir saja menabrak dashboard jika saja dia lupa memakai seatbelt-nya. Hana terkejut, bukan hanya karena mobil nya yang di hentikan secara mendadak. Tapi karena sesuatu yang lembut menyentuh bibirnya.ASTAGA KIM TAEHYUNG BARU SAJA MENCIUMNYA!
Part yang lumayan agak panjang dari biasanya. Memang belum ada yang beri dukungan. Tapi seengaknya sudah berusaha untuk update dan konsisten untuk cerita ini. Mungkin nanti 1 bulan, 1 tahun, 2 tahun atau sampai kapanpun itu saat cerita ini bisa dilihat banyak orang. I'll always wait for those people who gonna cheer me up by like this story. I don't know certain dream that i want to reach, but one of my dream is I can make a book by my own self. Thank you
KAMU SEDANG MEMBACA
MY PEN OF MY LIFE
Fanfictionbagaimana mungkin seorang laki laki tampan sepertinya menginginkan ku menjadi miliknya? maksud ku, taehyung lelaki tampan seorang tutor juga pendiri sekolah ku menyatakan bahwa dia mencintaiku? mungkin aku gila. ya aku gila