Halo, selamat datang.
•
Happy reading, ya!
°
°"Masih belum dibalas Ris?"
Risa sontak mematikan ponselnya karena kedatangan Karin dan Kayla. tangannya memasukkan ponsel yang sedari tadi ia pandangi ke dalam tas.
"Belum, mungkin nggak akan dibalas." Dia mendengus pasrah.
"Di read doang," lanjutnya.
Karin segera duduk di kursi dekat Risa sementara Kayla duduk tepat di depan mereka."Ya udah, lupain aja kali, lagian banyak cowok yang lebih baik dari dia kan?" Karin menepuk nepuk pundak Risa pelan.
"Susah." kini suara Risa melemah.
Kayla yang sedari tadi sibuk dengan ponselnya segera saja memandang Risa dan Karin bergantian."Eh anjir, kok jadi mellow gini sih, bahas yang lain kek." Dia berkomentar.
"Tau nih, emang nggak ada pembahasan lain apa?" Giliran Risa membenarkan ucapan Kayla.
Ekspresinya yang semula murung tiba tiba saja berubah ceria seperti sedang tidak terjadi apa apa. bahkan Karin dibuat geleng geleng kepala. aneh emang, sikap Risa bisa saja berubah ubah dan sulit ditebak, namun hatinya siapa yang tahu?
"Woi, bu toa dateng!" suara keras Aldo mampu membuat murid kelas XI IPA 3 diam sejenak kemudian sibuk kembali ke bangku masing masing.
Ibu toa alias panggilan Aldo kepada bu Erni, pasalnya setiap marah pasti suara bu Erni akan memenuhi ruangan kelas bahkan terdengar sampai keluar kelas atau kelas sebelah.
Disamping suaranya yang terdengar sangat keras, bu Erni juga siap menerkam siapapun yang melawan atau tidak mengerjakan PR darinya.
Eh soal PR, Aldo sedari tadi sudah keringat dingin setelah mengingat bahwa ia tidak mengerjakan PR sama sekali. ingin mencontek, tapi waktu sudah mepet. Maka dengan lapang dada, ia akan menerima segala hukuman dari Bu toa itu.
"ALDO!"
Suara bu Erni menggema di dalam kelas. Aldo yang merasa namanya dipanggil pun terkejut dan menatap bu Erni dengan hati hati.
"Iya bu toa--eh maap, maksud saya Bu Erni yang cakep!" Aldo segera membekap mulutnya usai berbicara.
Penghuni kelas XI IPA 3 sontak tertawa, namun aksi mereka berhenti ketika bu Erni menatap mereka dengan mata yang seakan ingin keluar dari tempatnya.
"Mulut kamu emang nggak bisa dijaga ya, keluar sekarang! Kamu lari keliling lapangan basket sebanyak dua puluh kali, nggak pake nego!"
Aldo yang mendengar itu langsung berdiri dari kursinya dan keluar kelas tanpa protes. tapi selangkah lagi dia keluar dari pintu kelas, suara bu Erni kembali menghentikan langkahnya.
"Aldo!" suara bu Erni kini memelan.
Aldo berbalik badan, berharap hukumannya akan diringankan.
"PR kamu mana?" bu Erni menengadahkan tangannya ke udara, membuat Aldo kini harus menelan ludah susah payah. Kalau begini ceritanya, bisa bisa hukumannya ditambah dua kali lipat.
KAMU SEDANG MEMBACA
My Cold Gebetan - Complete
Teen FictionRisa tidak pernah menyangka ia akan menyukai Kevin yang bahkan tidak satu sekolah lagi dengannya. Namun, begitu memasuki semester dua di kelas sebelas, perasaan gadis itu semakin kuat ketika Kevin pindah ke sekolahnya. "Kalo misalkan gue suka sama...