"Siapa yang bilang calon pacar bi" teriak ka leo tegas yang berjalan dengan gaya khas cool nya tapi ini berbeda terlihat garang, bagai harimau mengamuk.
Tiba-tiba "Saya!" Ale menjawab dengan tegas.
Sepertinya akan ada perang dunia ke 3 terjadi di rumah nya chacha, bi imah yang sudah siap dengan sejata khasnya yaitu sapu. Kegunaannya untuk menghalangi leo yang sudah siap menghajar ale, mungkin ini udah ke yang 10x nya sapu terpakai untuk menghalangi leo berantem, "semoga saja sapu ini tidak patah seperti kejadian sebelumnya-sebelumnya" ucap bi imah dalam hati.
"Den, bi imah mohon jangan berantem ya, kasian sapu nya" ucap bi imah dengan muka melas nya.
"Leo?"
"Brokokok"
"Ale bang!"
Tanpa pikir panjang langsung peluk brader, tiba-tiba "Adenn, bibi mohon jangan pa tonjok tonjok, inget den itu anak orang!"teriak bi imah, dengan menghalangi sapu yang sudah disiapkan.
"Apaan si bi" leo membuang sapu yang di halangi oleh bi imah.
Seperti biasa bi imah hanya bisa menutup mata, kalo bi imah ikut campur kata leo bi imah juga sama akan seperti sapu nasibnya, padahal leo hanya bercanda, tapi bi imah beranggapan serius.
Dua tangan yang menempel pada mata dan mata terpejam "sudah den jangan berantem, kasian nanti muka nya biru-biru"
Mereka sebenarnya tidak berantem, tonjok-menonjok adalah hal rutin yang sudah menjadi kebiasaan dari dulu, sama seperti wanita cipika-cipiki, lagipula hanya menonjok tangan tanpa tenaga.
"Sudah selesai bi berantem nya, tolong buatkan kopi dua gelas" ucap leo yang berjalan masuk bersama ale.
Perlahan membuka mata "tumben den leo sebentar berantem nya" ucap dalam hati. "Loh ko, anak itu ikut masuk"
...
"Ngomong mau tobat, mau jadi anak pinter biar masuk kelas unggulan, selesai istirahat aja udah bolos" dumel nina, melihat sepupu nya yang sudah jadi buronan pa jono.
"mana si brokokok nin, dicariin pa jono tuh" ucap elisa. Kesal pasti, pagi-pagi sedang sibuk nyalin PR nina tiba-tiba ada preman yang berpakaian rapih, baju dimasukkin bagai anak culun, menggebrak meja untuk mengusir elisa pindah ke bangku belakang, ya itu ale.
"Tanpa lu nanya, gua udah di introgasi duluan sama pa jono! So-soan sombong emang tuh si brokokok tadi pagi" ucap nina kesal.
"Emang kenapa dia?" Tanya elisa.
"Pagiku cerahku matahari bersinar ku gendong tas merahku di pundak, syalala-lala-lala"Ale bernyanyi niat nya untuk sombong ke pa Jono, ale bernyanyi dengan muka ceria, tanpa harus mengumpat-ngumpat lewat pintu belakang, hari ini ale lewat pintu gerbang utama yang sudah pasti ada pa jono.
"ALEARDI RADITYA MAHENDRA" Suara tegas yang setiap hari ale dengar di lapang upacara dan hari ini berbeda, berada didepan pas gerbang utama.
"masalah lu udah selesaikan le?" senggol nina yang berjalan disebelah ale.
"Tenang!" jawab ale dengan santai. "Iya, Ada apa pa brono yang baik hati dan tidak sombong?" Tanya ale.
"Tidak, Pertahankan terus seperti ini! Rapih, terlihat ganteng" Puji pa jono.
"Siap, jelas ganteng pa dari lahir, tenang saja pa, besok dan seterusnya saya seperti ini" ucap ale.
"Bagus, tapi kalo kamu bolos lagi, akan saya skorsing! Karna kamu sudah melewati batas aturan yang sekolah buat!" ucap tegas pa jono.
"Siap pa" sikap tegap hormat.
Teman-teman yang berjalan melewati gerbang utama dan melihat sikap ale hanya bisa menggeleng-geleng kepala saja, karna sudah tidak aneh.
"Jangan asal ngomong gitu ke pa jono, ampe besok lu bolos gua gamau ikut campur!" ucap nina yang masih setia jalan disamping ale.
"Tenang!" ucap ale, bola mata coklat itu sedang sibuk mencari wanita yang berada dipikiran nya saat ini.
"AGHITA NINA MAHENDRA" suara tegas itu terdengar dari depan pas bangku nina, dengan tangan bertolak pinggang.
Elisa yang dari tadi menyenggol nina agar sadar bahwa sudah ada pa tatang dikelas, tetap saja nina asik menceritakan si brokokok itu, sampai dia duduk di atas meja saking kesal nya , menghadap elisa yang duduk di bangku dan ngebelakangin pa tatang.
"Coba lu bayangin jadi gua sa, kesel banget sumpah, rasanya pengen gua bejek-bejek jadi rujak kan enak" ucap nina dengan tangan yang meragakan bahwa dia sedang membejek-bejek si brokok itu dengan mata terpejam.
"Boleh saya minta rujak nya ?" ucap pa tatang.
"Boleh sa boleh banget, eh bentar ko tumben make saya bukan make gua" nina yang baru sadar langsung melihat elisa dengan tatapan aneh. Elisa Cuma bisa ngasi kode kalo di belakang dia itu udah ada pa tatang dari tadi, nina yang mengerti kode dari elisa langsung membalikkan badan dan melihat pa tatang dengan muka senyumnya tapi tangan tetap di pinggang sepertinya senyum fake nya, nina langsung buru-buru duduk di bangku dan pura-pura tidak terjadi apa-apa.
"Sudah berdongeng nya Aghita Nina Mahendra?" Ucap pa tatang.
"Sudah pa, maaf pa" ucap nina dengan muka melas.
"karna kamu sudah paham dengan dongeng yang kamu ceritakan, silahkan kamu kerjakan soal tentang hukum kirchoff 1 " Pa tatang ternyata sudah menyiapkan soal di papan tulis, dan itu materi baru sedangkan nina semalam hanya nonton film action karna pikir dia hanya membahas PR.
"Baik pa" ucap nina berjalan ke papan tulis tetapi muka nya diem-diem menoleh ke elisa "sa bantuin" seperti suara berbisik-bisik.
"Gue gabisa nin" Jawab elisa dengan menggerakkan dua bahu ke atas, menandakan bahwa dia juga ga ngerti.
"Argghh.. ale gua dendam!!!" ucap nina dalam hati.
...
"KA ALEEE TOLONGGGG...!!" Teriakan itu terdengar dari kamar chacha.
"Bang, chacha bang" ucap ale khawatir, sudah siap untuk lari ke kamar chacha, tapi dia tidak tahu kamar nya yang mana, jadi dia harus nunggu ka leo menghabiskan kopi nya, karna katanya itu adalah tegukan terakhir ternikmat. "Bang, cepetan minum nya! Ade lu itu"
"KA ALEEEEEE TOLONGGGGG .. !!!" Terdengar kembali teriakan panik chacha.
KAMU SEDANG MEMBACA
A L E E T H A
Novela JuvenilTernyata benar penyesalan selalu datang di akhir dan pendaftaran selalu datang di awal. sama seperti ale dia dapat menerobos antrian panjang yang mendaftar di hati chacha, ale menjadi nomer satu yang mendaftar di hati chacha, aneh memang, chacha bi...