Lima.

11 4 1
                                    

Semalaman Ishara, Ibunya dan Ryan sudah bercerita ria tentang kesehariannya, lalu membuat lelucon-lelucon, bercanda tawa.

Pagi harinya Ishara sudah bersiap untuk pergi ke sekolah. Dia berpamitan dengan Ibunya lalu keluar rumah dan mendapati Ryan dan Arga?

"Lo ngapain disini Ar?" Tanya Ishara heran melihat ada Arga di depan rumahnya.

"Gue mau minta maaf ra"

"For what?"

"Untuk sikap gue kemaren"

"Oh, gak papa. Ayo Yan berangkat nanti telat"

"Ayo, nih helmnya"

Arga melihat motor sport Ryan melintas. Arga sempat heran, kenapa Ishara bisa sedekat itu dengan Ryan yang belum lama dia kenal.

.

.

Setibanya disekolah Ishara melihat Dirga yang datang bersama Nafiza. Ishara menerbitkan senyumnya. Lalu berjalan berdampingan dengan Ryan, tak lama ada seoarng cewek mendekat ke arahnya. Jasmine.

"Hai Ryan, kak Ishara"

"Haii" Balas Ryan dan Ishara.

"Gue duluan ya, gue titip Ryan ya Min"

"Siap laksanakan Kak!" Katanya terkekeh bersemangat.

"Ayo ke kelas" Kata Ryan merangkul bahu Jasmine.

.

.

.

.

Kringgg
Jam istirahat?

Ishara keluar dari jelasnya dengan temannya, Manda. Kemudian dia bertemu dengan Nayla saat ditangga.

"Btw Man, Nay. Gue jarang lihat Safira, kemana?"

"Oh dia, sekarang jarang ke kantin. Bawa bekal sendiri trus kan di kelas gue banyak yang jualan jajanan gitu jadi Safira betah banget di kelas" Jelas Nayla yang mendapat persetujuan Manda.

"Em gitu ya, padahal ada yang mau gue tanyain ke dia" Gumam Ishara.

.

.

.

Ishara sempat heran melihat suasana kantin yang terlihat sangat ramai, berbeda dari biasanya

"Ada apaan?" Tanya Nayla ke salah satu siswi disana

"Oh itu pada liat Arga berantem"

"Arga berantem? Sama siapa?" Timbrung Ishara yang juga ikut penasaran

"Adik kelas yang biasanya sama lo deh kayaknya Raa" Kata Siswi itu lagi.

"Gawat" Kata Ishara panik lalu menerobos kerumunan itu.

Bugh!
Bugh!
Sekali hantaman lagi yang akan di lontarkan Arga tetapi di tepis Ishara. Ryan memegangi sudut bibirnya yang mengeluarkan darah.

"Ra?" Arga berbicara. Nafas Ishara memburu, marah, emosi. Dia ingin sekali memukul Arga berkali-kali lipat dari Arga memukul Ryan.

Bugh!

Suara hantaman tangan Ishara untuk Arga begitu keras, sampai Arga terglusur di tanah.

"Abis ini lo berurusan sama gue Ar" Bisik Ishara ditelinga Arga.

Ishara membantu Ryan berdiri dan memapahnya sampai uks.

"Kalian kenapa? Kok bisa sampai kebablasan dia mukul lo Yan?"tanya Ishara yang sudah selesai dengan mengobati luka-luka Ryan

ISHARATempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang