Enam.

6 3 0
                                    

Hari ini, Ishara bersiap dengan rok sma nya, dia akan di jemput seseorang. Ishara mengetuk kamar kakaknya yang berada di sebelah kamarnya.

"Kak Iki! Bangun udah siangg"

"Ishara turun sayangg" Teriakan Ibu Dara membuat Ishara langsung buru-buru menuju meja makan.

"Pagi Ibuu! Mwahh" Ishara mengecup pipi ibunya.

"Pagii sayangg"

"Kak Iki belum bangun bu?"

"Dia gak bilang sama kamu? Dia berangkat ke kantor tadi jam setengah 6"

"Kantor?"

"Iya, kantor papa yang ada di sini" Ishara hanya mengangguk-anggukan kepalanya.

"Aku berangkat sama siapa?"

Tok tok tok
"Assalamualaikum"

"Siapa bu? Ada tamu pagi-pagi gini"

"Kamu bukain ya sayang, Ibu mau nyuci piring dulu" Ishara mengangguk lalu berjalan menuju pintu utama.

"Waalaikumsal-am" Suara Ishara semakin lirih ketika membuka pintu.

"Pagi Ra"

"Bara? Nyari kak Iki? Kak Iki udah berangkat ngantor"

"Bukan Ra, tadi kakak lo ngabarin gue suruh anter lo ke sekolah, sekalian gue ke kantornya gitu"

"Hah? Eh yaudah masuk dulu"
Bara memasuki rumah Ishara, duduk di sofa ruang tamu.

"Ada siapa sayang? Eh Bara ya?" Dara datang dari arah dapur karna penasaran dengan tamu yang datang.

"Iya tante Dara" Bara menyalimi tangan Dara.

"Loh kok kesini? Ada perlu apa?"

"Itu tan, mau nganterin Ishara berangkat sekolah"

"Kalian saling kenal?" Tanya Dara

"Dia yang kemaren lawan aku bu" Kata Ishara.

"oh jadi Bara yang jadi lawannya Ishara? Wahh hebat hebat"

"Trus ibu kok bisa kenal Bara?"

"Dia kan sering ke rumah Ra, latihan juga di rumah"
Ishara hanya mangut-mangut saja.

"Bara, sarapan?" Tanya Ishara

"Eh iya, Bara udah sarapan? Mau sarapan bareng?" Ulang Dara.

"Boleh tante?"

"Boleh lah, ayo!" Ishara menarik tangan Bara menuju meja makan. Dara yang melihat kelakuan anaknya hanya tersenyum simpul.

"Bara, lo biasa makan roti isi sama susu buat sarapan? Atau biasanya nasi?"

"Tergantung sih, kenapa?"

"Eh engga, enggak papa
Bu, ibu tadi buat nasi goreng kan?"

"Iya sayang sebentar ibu siapin dulu ya"

Dara membawa sepiring nasi goreng untuk dimakan Bara. Sedangkan Ishara, ia hanya minum segelas susu.

"Lo gak makan Ra?"

"Gue-"

"Ara gak bisa sarapan nasi kalau mau sekolah" Seru Dara

"Kenapa?"

"Nanti mules Bara, kalau mau sarapan nasi pas hari libur doang" Sembur Dara lagi dari arah dapur.

"Em gitu ya, kalo kayak gitu harus dibiasain makan nasi baru nanti gak sakit perut"

ISHARATempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang