End.

57 16 2
                                    

Beautiful.

"Tuhan, bolehkah aku bertanya? Apakah Kau benar-benar menyayangi semua makhluk ciptaanMu? Mengapa Kau menyayangi mereka? Mengapa Engkau mau menyayangi dan mencintai makhluk fana penuh kekurangan itu? Apa arti mereka bagi-Mu? Apakah kau hanya menunjukkan kekuasaan-Mu? Bukankah tanpa mereka Kau tak kan kehilangan apapun. Kau tetap menjadi Tuhan yang Agung tanpa melakukan apapun dan Kau tak perlu pembuktian untuk itu. Dan akan terus begitu selamanya. Mengapa Tuhan? Atau kah Kau pernah merasa kesepian? Apakah Kau merasa kesepian? Sehingga Kau menciptakan kami? Tuhan, bukan kah kau Maha Kuasa kau bisa saja menghapuskan rasa kesepian yang menyusahkan itu? Tuhan, jika kau benar kesepian. Aku rasa aku bisa mengerti. Tentu saja, aku hanya mencari jawaban dengan keterbatasan-ku sebagai manusia. Aku tak tau apa yang Kau pikirkan dan Kau rasakan? Sungguh aku ingin tahu. Cukup. Mungkin ini batasnya. Cukup sampai di sini. Agar aku tak semakin jauh dari-Mu. Tuhan, bukankah Kau akan menemaniku sampai waktuku kan tiba? Kumohon jangan pernah tinggalkan aku barang sedetik pun. Aku takut. Hanya Kau yang aku punya. "Punya". Aku tau seharusnya aku tak berhak berkata demikian. Namun.

Cukup, aku tau Tuhan menyayangiku dengan segala kekuranganku.Tak ada yang bisa mengalahkan kasih sayangnya padaku. Setidaknya itulah yang aku percaya, dan tolong biarkan saja aku percaya. Setidaknya itu membuat semua kenyataan lebih baik. Apapun yang akan terjadi kedepannya aku akan baik - baik saja. Aku punya Tuhan di sisi-ku. Dan hidup ini adalah jalan yang ditentukan Tuhan untukku. Pasti ini jalan yang terbaik untukku. Sepahit, sesakit, sesulit apapun hidup itu.Aku berjanji."

Ini menyakitkan,aku tak ingin membacanya lagi. Apa yang telah aku perbuat saat ini? Bodoh. Untuk apa aku menyesal sekarang. Tak ada jalan kembali. Apakah aku menyesal? Tidak. Dan tidak boleh. Semua yang kulakukan sudah benar. Tak apa. Semua akan baik-baik saja. Ya, kan?

Pikiranku kacau. Aku lelah mencari pembelaan atas perbuatanku. Nyatanya aku tak dapat membela diriku sendiri. Aku menyerah untuk berpikir. Memang benar yang orang-orang katakan tentangku. Selalu bertindak sebelum berpikir. Aku tak suka berpikir, itu menyulitkan. Hanya diam, dan memperkirakan berbagai skenario di otak. Benar-benar tidak efektif. Lebih baik bertindak dan terima konsekuensinya nanti. Ya. Aku tau aku bodoh. Tapi tak apa. Mungkin menjadi bodoh juga tak terlalu buruk.Dan sebagai orang bodoh pastinya aku telah melakukan banyak kebodohan dihidupku. Kau ingin dengar, kebodohanku yang aku rutuki bahkan hingga aku mati? Kebodohan yang menggangguku meskipun aku sudah mati. Dengarkan, segala kebodohanku ini mungkin akan kau lakukan juga. Berjanjilah untuk tak melakukannya. Aku mencintai kalian, manusia.

Aku bunuh diri. Iya, aku. Sungguh, aku.hahahaha. Iya, aku memutuskan mengakhiri hidupku ditempat yang mungkin kalian tak kan bisa temukan. Karena akupun tak tahu dimana akau berada sekarang. Dasar laut? Mungkin. Dunia lain? Aku tak tau. Atlantis? Jangan konyol. Yang kurasakan sekarang hanyalah dingin. Perlahan dadaku terasa sakit. Aku ingin bernapas. Tapi tak lagi bisa. Pandanganku semakin kabur. Dadaku terbakar. Indah. Pemandangan terakhir hidupku sangat indah. Sinar matahari menembus dinginnya lautan. Aku puas. Aku ingin bahagia. Tolong, disaat terakhir ini. Aku tak ingin ada air mata yang menetes lagi. Aku hanya ingin tersenyum. Menikmati dinginnya air dan rasa sakit yang tersisa.

Gelap. Dingin. Sunyi. Aku merasa tenang. Damai. Inikah akhirnya? Kurasa tidak. Konyol. Kenapa disaat terakhir ini. Aku merasa aku ingin hidup. Tak ada jalan kembali. Aku bodoh. Sampai jumpa, dunia. Aku berharap terbaik untukmu. Pasti. Meskipun, tak ada lagi yang namanya kepastian. Aku akan selalu berharap yang terbaik untukmu. Meskipun, tak ada gunanya lagi berharap. Maaf, aku lelah. Aku ingin tidur. Selamat malam. Tidurlah yang nyenyak. Selagi menunggu esok hari. Selamat tidur. Mimpi indah.//

BeautifulTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang