5. Mencintai dalam diam

2.4K 190 16
                                    

"Ning Salma!" Sahutan itu pun membuat Salma Membalikkan tubuhnya dan ia mendapati Sosok Rafan berada tepat 1 meter di depannya. Wajahnya nampak berseri, Senyumnya terangkat tinggi, dan ia nampak menyembunyikan satu tangan di balik tubuhnya.

"Kenapa Rafan?" Tanya Salma Tersenyum kaku. Langkah Rafan perlahan mendekat hingga mereka benar-benar beradu tatap.
Rafan menunjukkan sebuah bunga yang tadi ia sembunyikan di balik tangannya, ia persembahkan bunga itu tepat di depan Salma.

Salma menaikkan satu alisnya pertanda ia tidak mengerti maksud Rafan memberikan bunga itu. "Untukmu Ning" Rafan tersenyum lebar, membuat Salma Menatap pria itu dan ikut tersenyum.

"Untuk saya?" Salma pun perlahan menerima bunga itu, Rafan nampak Mengangguk mengiyakan.

"Ning, Ana Uhibbuka Fillah" Wajah Salma terangkat mendengar ucapan Rafan saat itu, jantungnya berdetak lebih cepat dari biasanya, Salma merasakan Hatinya begitu berbunga bunga sekarang.

"Saya Akan melamarmu Setelah Lulus Nanti" Semburat senyuman pun kembali menghiasi Wajah Cantik Salma. Pipinya merona Hatinya merekah.

Salma Mengangguk menanggapi ucapan Rafan Tadi. "Saya Akan menunggumu" Balas Salma. Kedua Sudut bibir Rafan Terangkat. Perlahan ia mulai maju mendekat ke Salma, dekat semakin Dekat, dan....

"Ning bangun atuh, katanya mau Tahajudan" Zahra terus menggoyangkan tubuh Salma dan tetap berusaha Membangunkannya.

"Jangann!!!" Salma terperanjat, nafasnya berderu Cepat. Ia menstabilkan detak jantungnya dan perlahan mulai sadar kalau tadi Hanya Mimpi. Salma bernafas Jengah.

"Apanya yang jangan?" Gurau Zahra yang tidak bisa menahan tawanya melihat Salma Tadi. Salma menatap Zahra sebentar, "Ng..ngga nggapapa" Elak Salma.

"Abis mimpi ya? Mimpi apa hayo?" Goda Zahra duduk mendekati Salma. "Ngga" Salmapun menggeleng. "Yaudah atuh bersih bersih dulu Ning katanya Mau tahajud" Titah Zahra. Sebelum tidur tadi, Salma memang meminta Zahra agar membangunnya untuk sholat tahajud. "Iya tunggu ya Ra" Salma pun beranjak dari kasurnya dan Segera bersih bersih sebelum melaksanakan sholat tahajud.

Seusai Sholat tahajud, Salma melanjutkannya dengan Murojaah sampai Adzan Subuh berkumandang, Ia menunaikan Sholat subuh Terlebih dahulu kemudian di lanjut hafalan karena Waktu setelah Sholat subuh adalah waktu yang baik untuk belajar ataupun menghafal, sebab Otak masih fresh Di pagi hari, selalu seperti itu dan hampir setiap hari karena Memang Salma sudah dibiasakan Bangun di sepertiga malam dan tak tidur hingga Pagi. Baginya kegiatan itu sudah tidak asing baginya.

Menjelang Paginya, Salma mulai bersiap siap untuk mengikuti kelas Hari ini, kebetulan ia Satu kelas dengan Zahra, namun beda kelas dengan Fatimah dan Dinda.

Kelas pagi ini Diisi Oleh Ustadzah Aini yang mengajar pelajaran Fiqih, di lanjut Pelajaran lainnya Sebelum akhirnya berhenti karena ada bel Istirahat, Biasanya Saat istirahat di gunakan oleh Para santri Untuk Sholat Dhuha.

Setelah masuk lagi dan Pelajaran selesai pada pukul 14.00 semua santri kembali ke Kamar pondoknya masing-masing, ada yang beristirahat sebentar sambil menunggu waktu Ashar, Ada juga yang memiliki kesibukan lainnya.

Kebetulan kali ini Salma diajak Zahra ke Perpustakaan Umum Pesantren karena Zahra ingin mencari beberapa buku agar bisa ia baca, Zahra memang Hobi membaca, bahkan di rumahnya Terdapat Macam macam jenis Novel yang ia koleksi. Jika sedang Libur pondok, Biasanya Salma akan menyempatkan waktunya untuk bermain ke Rumah Zahra, kebetulan Rumah Zahra dengan pesantren tidaklah jauh.

Perpustakaan tidak pernah sepi, selalu ada Santri-santri yang berkunjung disini. Salma dan Zahra mulai menyusuri Perpustakaan itu untuk memilih buku yang akan mereka baca, Mereka terpisah Karena Zahra Nampak antusias berada di perpustakaan sampai Salma kehilangan jejaknya.

Kamu Takdirku (Sudah Terbit)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang