12. Tidak berharap lebih

1.8K 174 15
                                    

Salma kembali ke rutinitasnya sebagai seorang Santri, di penghujung tahun sekolahnya ini Salma akan banyak menghadapi ujian ujian yang akan mengantarkannya ke gerbang lulus yang sudah ada di depan mata.

Banyak hafalan yang harus terselesaikan sebelum ujian berlangsung, banyak juga tugas yang harus di kumpulkan sebelum ujian, Tapi Salma menganggapinya dengan tenang karena hampir semua tugas dan hafalannya akan segera terselesaikan.

Setelah kegiatan pondok selesai dan di lanjut sholat Ashar berjama'ah, Salma saat ini tengah berada di kamar Pondok bersama teman-temannya. Ada beberapa tugas lagi yang harus ia selesaikan. Salma menghabiskan sisa hari ini untuk tetap berada di Pondok.

Tok...tok..

Hingga suara ketukan pintu terdengar, Salma pun langsung berdiri dan membukakannya.

"Punten Ning, di panggil Abah di Ndalem" Ujar Salah seorang Santri itu.

"Naam Syukron Ukhti" Balas Salma. "Mari ning" Ia pun perlahan berlalu.

Salma kembali ke dalam pondoknya untuk bersiap siap, terlebih membenarkan hijab yang ia pakai.

"Mau ada apa Ning?" Tanya Zahra. "Ngga tau Abah" Balas Salma.

"Yaudah aku teh ke Ndalem dulu ya" pamit Salma yang kemudian segera berlalu menuju Ndalem.

Ia segera memasuki Ndalem dan mendapati Abah di ruang tamu.

"Assalamualaikum bah" sapa Salma sembari Mengambil tangan Abahnya dan bersalaman.

"Wa'alaikumsalam" Balas Abah. "Abah teh panggil Salma?" Tanya Salma. Abah Mengangguk membenarkan.

"Nanti malem teh ke Ndalem lagi ya ada tamu" Ujar Abah. Salma Mengangguk. "Siapa emangnya teh bah?" Tanya Salma lagi.

"Keluarganya calon tetehmu" Jawab Abah. "Oh keluarganya A'Zammil bah? Mau ada acara khitbah?" Balas Salma.

Abah Mengangguk sembari tersenyum. "Nanti Habis Isya' kesini ya, kalo ada kegiatan teh minta izin dulu" Ujar Abah. "Iya Abah"

Salmapun berlalu dan mencari keberadaan kakaknya yang ia temui ada di kamarnya.

"Cie tetehku mau di khitbah" Ujar Salma tiba-tiba yang mengejutkan Mayza.

"Ish kebiasaan Ari kamu teh, salam dulu atuh" keluh Mayza. "Hehe iya Assalamualaikum teteh May Tetehnya Salma" Balas Salma.

"Waalaikumsalam" Mayza nampak membalas salam itu. "Nanti malem udah di khitbah aja nih" Sindir Salma.

"Kok Salma ngga pernah tau tiba-tiba mau di khitbah aja teh?" Tanya Salma.

"Keluarganya A'Zammil yang minta cepet" balas Tetehnya. "Hm...tetehku mau sold out" gurau Salma. "Ish apaan kamu teh" Ujar Mayza.

"Nanti malem kamu ke Ndalem kan?" Tanya Mayza. Salma Mengangguk. "Iya atuh masa Tetehnya sendiri mau di khitbah orang adeknya ngga tau" hubungan Salma dan Mayza memang cukup dekat dan terbilang tidak pernah bertengkar meski keduanya sama sama perempuan, Sebab mereka hanya terpaut usia 3 tahun. Saat ini Umur Salma baru 18 tahun, sedangkan Mayza berumur 21 tahun. "Yaudah Salma teh balik ke pondok dulu ya teh" Ujar Salma, Salma pun berpamitan sebelum ia berlalu untuk kembali ke Pondok.

***

Malam harinya, Sesuai dengan apa yang di ucapkan Abah siang tadi, Saat ini Salma sudah berada di Ndalem untuk menemani kakaknya yang masih berada di Kamarnya. Salma Bisa melihat Kakaknya yang sudah di Make up natural serta sudah menggunakan Dress tile yang Cukup indah.

Saat ini mereka masih menunggu Kedatangan Keluarga Calon dari Tetehnya itu. Mayza akan segera di khitbah malam hari ini oleh seorang Pria bernama Muzzammil Al Furqon yang merupakan seorang Hafidz Qur'an alumni Pesantren Al-Amin yang terpaut usia 3 tahun dengan Mayza.

Kamu Takdirku (Sudah Terbit)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang