Perkenalkan

3.2K 334 57
                                    

Sepeda seri lama itu menepi, kemudian parkir di depan sebuah minimarket. Pengendaranya bergegas turun, memeriksa barang-barang di keranjang sepeda kemudian mengeratkan tas di sisi tubuhnya. Walaupun tidak berisi barang berharga tetap harus berhati-hati.

Masih di area parkir ia menunduk menepuk celananya, berusaha menghilangkan atau paling tidak memudarkan noda tanah yang mengeras. Oleh-oleh dari tempat kerja yang tidak bisa di hindari.

Setelah tangannya cukup lelah, ia kemudian memutuskan untuk segera masuk. Tidak ingin berlama-lama membuat sosok kesayangannya menunggu.

"Selamat datang." Pegawai kasir yang sedang melayani pengunjung lain menyapa dengan nyaring begitu lonceng di pintu masuk berbunyi, meski begitu wanita itu tak menoleh. Yang jujur saja sedikit banyak pria itu bersyukur perhatian si pegawai tidak tertuju padanya sepenuhnya.

Sudut ruangan adalah tujuan, tempat lemari pendingin berjejer rapi. Berbagai jenis minuman mulai dari cola, kopi instan, susu, hingga Yogurt pun ada. Sedikit pria itu tergoda untuk menikmati sekaleng kopi dingin, tapi matanya keburu menangkap susu pisang yang ia cari, hingga membuatnya lupa meraih sekaleng kopi.

"Jangan yang dingin, jangan yang dingin." gumamnya bersautan dengan suara mesin pendingin, diraih beberapa botol susu pisang, lalu mengamati expired date masing-masing botol. Memastikan tanggal kadaluarsa masih lama. Sedikit menimang berapa botol yang ia perlukan lalu kembali ke kasir, membayar belanjaannya yang hanya 2 botol susu pisang dan dua bungkus ramyeo, kemudian berlalu pergi.

Ia sudah terlambat pulang cukup lama sampai matahari hanya menyisakan semburat oranye kebiruan.

•○•

"Selamat sore." Yeonjun memasuki rumah sembari memberikan salam. Tangannya cekatan menyusun rapi sepatu di rak bersama beberapa pasang sepatu lainnya sekalian ia amati rumahnya sejenak untuk memastikan, sepi seperti biasa.

"Selamat sore." Sampai seseorang membalas salamnya. Sosok kecil itu mengintip dari balik tembok yang memisahkan ruang tempat Yeonjun berada sekarang dengan kamar. Mata besarnya mengamati Yeonjun dengan binar-binar yang meletup disetiap kedipan.

"Papa pulang?" Lanjutnya, kali ini memunculkan seluruh wajah dari balik tembok. Senyum lebar sekali terpajang di sana, memamerkan gigi susu berjarak yang menghiasi gusi pink sehatnya.

Bocah itu dipakaikan kaos merah muda lagi, rambutnya yang tebal disisir klimis kebelakang, celananya merupakan yang paling favorit; celana bermotif corak sapi hitam putih. Membuat penampilannya aneh namun menggemaskan.

Yeonjun tertawa, semua lelah pegal yang ia rasakan meluap pergi selaras dengan intonasi anaknya yang semakin meninggi, kegirangan.

Meskipun girang anaknya tidak langsung mendekat, Yeonjun yang mengajari begitu. Pekerjaan Yeonjun sebagai buruh kasar di sebuah toko material bangunan membuatnya berhadapan dengan tanah dan benda-benda kotor tiap harinya. Tidak ingin membawa penyakit untuk anaknya ketika pulang, jadi Yeonjun mengajarkan si kecil untuk tidak menyentuhnya dulu sebelum ia mandi.

"Papa bawa banana uyu untuk Taehyunie."

"Banana uyu?" Taehyun bertanya, suaranya hampir tidak bisa lebih tinggi lagi.

Yeonjun menyerahkan sebotol susu pisang yang diterima dengan seruan kagum dari mulut kecil Taehyun.

Taehyun menyukai susu pisang, namun karena Yeonjun tidak bisa membelikannya setiap hari Taehyun jadi merasa hanya di hari spesial ia dapat menerima susu pisang. Hari yang ia ingat sebagai hari papanya dikasih uang. Atau bahasa lainnya, hari gajian.

"Papa di kasih duit?" Yeonjun menggeleng, meletakkan peralatan kerjanya yang berat di tempat tak terjangkau tangan Taehyun. Anaknya sedang berada di usia penasaran akan segala hal, sangat berbahaya jika jemari kecil yang penasaran itu berhasil menjangkau salah satu peralatannya dan melukai dirinya sendiri.

Little TaehyunTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang