Baju papa

1.9K 296 189
                                    


Bentangan langit jingga sudah menyelimuti kota ketika Yeonjun menjemput Taehyun dari rumah bibi Jeon. Begitu ia tiba Taehyun sudah bersiap pulang dengan backpack kecil kesayangannya di punggung, juga sekantong besar buah persik  menggantung berat di tangan-tangannya yang kecil, yang kata anak bibi Jeon baru di bawa dari desa oleh pamannya.

Taehyun tidak henti nyengir sambil menggeret kantong plastik berisi persik nya. Buah persik bibi Jeon enak sekali, tadi Taehyun sudah menghabiskan beberapa  bersama Beomgyu dan Kai sebelum dua bocah itu pulang lebih dulu. Manis dan segar, jadi Taehyun senang.

"Bilang apa pada kak Jungkook?" Yeonjun memutar tubuhnya kembali menghadap Jungkook yang mengantar mereka hingga pagar, bibi Jeon sedang mandi ketika ia tiba dan Yeonjun sedang tidak bisa berlama-lama karena hari semakin gelap, sepertinya akan turun hujan.

"Kakak Gukkie ganteng."

"Ya bukan itu!" Jungkook terbahak mendengar pujian tiba-tiba yang Taehyun berikan, tawanya yang ringan dan lepas sangat merdu di dengar. Sampai Taehyun dengan tanpa bersalahnya ikut tertawa.

Pemuda di akhir SMA itu mengacak rambut Taehyun gemas. Meski Taehyun dititipkan di rumahnya, Jungkook tidak begitu sering bertemu dengannya. Hanya beberapa kali jika ia bisa pulang lebih cepat di tengah kesibukannya sebagai siswa SMA yang aktif berorganisasi dan aktifitasnya menuju ujian nasional.

Tapi ia cukup tau bahwa Taehyun sangat menyukainya, bocah itu akan selalu memandangnya dengan pandangan seakan Jungkook adalah seorang pahlawan bertopeng. Ia juga tidak segan memuji Jungkook dan menempelinya sepanjang waktu, berlaku manja padanya. Mungkin Taehyun merupakan penggemar berat pertamanya selama sekian belas tahun ia hidup.

"Hihihi!"

"Bilang makasih kak Jungkook, Taehyun pulang dulu. "

"Makasih kak Gukkie, Tyun puwang dulu."

"Ya hati-hati Tyun." Jungkook menjawabnya dengan nada yang lucu pula, mengikuti aksen cadel Taehyun. Taehyun maju berjinjit, membisikan sesuatu pada Jungkook begitu pemuda itu menyetarakan tinggi badan mereka. "Besok Tyun bawa biskuit, kakak Gukkie jangan pergi ya?" 

Jungkook tersenyum lebar, gigi kelinci lucu miliknya menyembul di antara belah bibirnya. Dengan semangat ia mengangguk.

"Oke, bawa yang banyak ya?" Bisiknya balik dan Taehyun tidak bisa tidak antusias menunggu hari esok.

"Kita pulang dulu ya Kook, bilangin sama bibi makasih persiknya."

"Oke, hati-hati bang." Jungkook memberikan tos tinju pada Yeonjun. Gestur sederhana yang menjadi 'salam wajib' bagi remaja laki-laki gaul. Disambut baik oleh Yeonjun, kadang hal-hal seperti ini yang mengingatkan Yeonjun bahwa ia masih berusia muda.

Yeonjun menggandeng Taehyun pulang ke rumah mereka setelah mengambil alih kantong plastik berisi persik yang sedari tadi menggaruk semen jalan sebelum robek dan isinya berhamburan keluar. Di sebelahnya Taehyun bernyanyi kecil, melambai pada siapa saja yang ia temui.

°•°

Malamnya hujan turun dengan deras. Tetesan air yang besar menghasilkan suara ribut ketika menghujam genting setiap rumah. Rumah Yeonjun juga termasuk.

Sekarang papa muda itu sedang sibuk dengan tumpukan piring kotor bekas makan malamnya bersama Taehyun. Sedangkan si kecil bermain di kamar, menunggu papanya selesai dengan urusannya lalu mengantarnya ke kamar mandi untuk sikat gigi dan pipis sebelum tidur. Supaya tidak mengompol.

Yeonjun menata piring kotor di baskom dan merendamnya dengan air, batal mencuci langsung karena rasa malas yang tiba-tiba muncul akibat udara dingin yang semakin menjadi. Pinginnya langsung ke kamar, bergelung nyaman di bawah selimut dan memeluk tubuh anaknya yang hangat hingga terlelap.

Little TaehyunTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang