Teman

1.9K 294 194
                                    

"Taehyun tidak boleh nakal, jangan minta di antar pulang kalau papa terlambat jemput. Menurut pada bibi Jeon, makan apa yang bibi siapkan-"

Yeonjun melangkah pelan. Menyeimbangkan langkahnya dengan langkah kaki pendek Taehyun yang sempit jaraknya. Sambil menuntun sepeda ia berceloteh. Sementara di sisi kirinya Taehyun mendengarkan. Jemarinya berpegangan pada celana Yeonjun, menjaga jarak tubuhnya dan Yeonjun tidak terlalu jauh.

Di punggung Taehyun sudah menggantung backpack kecil bergambar pororo yang berisi baju ganti dan buku gambarnya, juga crayon yang tidak boleh terlupakan. Crayon yang sudah tidak lengkap dan menciptakan ruang dalam tempatnya itu menghasilkan bunyi krek krek kecil ketika Taehyun melangkah. Namun Taehyun nampaknya gembira dengan bunyi itu. Bocah itu segar dan lucu.

"Taehyun dengar yang papa bilang?" Tanya Yeonjun saat menyadari fokus anaknya ada pada kumpulan anjing yang di bawa berjemur oleh pemiliknya, bukan pada kalimat panjang lebar yang ia katakan. Mata dan mulutnya terbuka lebar, seperti kagum dan bengong secara bersamaan. Mungkin karena melihat ukuran Samoyed yang lebih besar dari tubuhnya.

"Papa ada wof." Telunjuk Taehyun mengarah pada Samoyed yang sedang duduk menjulurkan lidah. Menikmati siraman cahaya matahari yang hangat. Ia mengira anjing yang bulunya putih bersih seperti awan itu adalah serigala.

Yeonjun tersenyum geli.
"Bukan itu bukan serigala, itu anjing, mong mong."

"Bubu kan kecil?" Taehyun menatapnya protes, merasa informasi yang di berikan papanya tidak valid. Seingatnya bubu (atau anjing) itu berukuran kecil, tidak besar. Yang besar itu serigala.

"Bubu kan anjing mini pom, kalau yang itu Samoyed."

Sebenarnya bubu itu nama anjing bibi pemilik rumah. Taehyun yang tumbuh berteman dengan anjing itu jadi terbiasa memanggil semua anjing dengan sebutan bubu. Dan menganggap semua anjing sekecil bubu.

Taehyun memiringkan kepalanya.

"Monyet?"

"Samoyed."

"Berarti dia makan banana ya papa?"

"Bukannn." Yeonjun terkekeh antara geli dan frustasi. Di usap lembut rambut Taehyun yang jatuh menutupi dahi. Tepat di depan Samoyed dan pemiliknya Yeonjun membungkuk menyapa, karena tadi Taehyun menunjuk-nunjuk mereka. Supaya tidak ada salah paham.

Taehyun melambai malu pada Samoyed yang menatapnya balik, mungkin tertarik pada bunyi krek krek dari dalam tasnya. "Dadah monyet."

Ah Yeonjun harus mengoreksi ini, tapi nanti saja. Kalau dia ingat.

Setibanya di halaman rumah bibi Jeon standar sepeda Yeonjun turunkan. Ia menggendong Taehyun, hampir masuk ke pekarangan ketika sebuah suara melengking menginterupsi.

"Selamat pagi dunia!!" Pandangan Yeonjun jatuh pada seorang bocah. Bocah itu berdiri di pintu kecil yang menghubungkan pekarangan rumah bibi Jeon dan pekarangan rumah di sebelahnya, rumah bocah itu. Pandangannya menatap berbinar penuh cahaya yang bling bling pada Yeonjun.

"Selamat pagi dunia!" Ulangnya, senyum lima jari tak kunjung lenyap ia tampilkan.

"Beomgyu? Selamat pagi, gak sekolah? Ini sudah jam sembilan. Gerbang tk sudah di tutup loh." Kalau dilihat dari seragam yang menempel di tubuh Beomgyu, si bocah nakal tetangga bibi Jeon, harusnya bocah itu sudah berangkat sekolah. Bukannya malah berdiri menyambut Yeonjun dan Taehyun.

"Inikan hari minggu om."

"Ini hari rabu."

"Hari minggu."

Little TaehyunTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang