KHITBAH

8 0 0
                                    

HAPPY READING

Hari ini keluarga Rifki tengah bersiap siap pergi ke rumah Adiba untuk mengkhitbahnya. Dengan perasaan gugup Rifki keluar dari kamar nya menghampiri keluarganya, mbak Nisa,mas Gibran dan Azriel juga sudah siap untuk mengantarkan adiknya untuk segera membina rumah tangga.

"Udah siap Ki?" Tanya mas Gibran kakak iparnya

"Sudah mas" jawab Rifki sambil tersenyum

"Yaudah kita berangkat sekarang ya, takutnya nanti kemalaman kan gak enak sama keluarganya Adiba" ucap Abi

"Iya bener, yaudah yuk kita berangkat" timpal Nisa

Dan mereka pun berangkat menuju rumah Adiba

****
Dirumahnya Adiba tengah membantu sang bunda menyiapkan makanan untuk tamunya nanti.

"Lho dek kenapa belum siap siap keluarga calon suami kamu udah mau datang lho" sapa revin

" Lagi males ganti kak, pakek gamis ini ajalah lagian juga gak jelek-jelek amat,hehe" ucap Adiba cengengesan

" Nggak! Pokok nya harus ganti baju nya udah kakak siapin di kamar kamu" ucap revin, Adiba yang mendengarnya pun melongo

"Tumben kakak perhatian sama Diba orang biasanya aja acuh sama Diba kok, oh ya masuk kamar orang tanpa Ijin itu dosa lho" ucap Adiba

" Udah jangan debat terus bener kata kakak kamu ,kamu harus ganti baju lalu dandan yang cantik ya ,masa mau ketemu keluarga calon suami kamu,dandan kayak gini gak ethis ah " lerai bunda

" Yaudah iya deh iya, tapi gak mau pakek baju dari kakak ya?" Jawab Adiba

"Nggak!! harus pakai yang sudah kakak beliin" ucap revin tegas

" Ckk, dasar jaguar" geming Adiba yang masih di dengar oleh sang kakak

"Gua masih bisa denger kali" ucap revin yang tidak dihiraukan oleh Adiba

Saat ia sudah berada didalam kamarnya ia terkejut pasalnya baju yang di belikan oleh kakak nya itu adalah baju yang selama ini ia inginkan,baju gamis berwarna peach lengkap dengan khirmar yang berwarna senada dengan gamis itu nampak elegan
Baginya, tapi ia masih heran kenapa kakaknya membelikannya gamis itu,karna  yang  ia tau harganya itu gak hanya seratus atau dua ratus ribu, melainkan lima ratus ribuan keatas memang menurut kakaknya uang segitu sedikit,tapi baginya itu mungkin cukup untuk makannya di kota selama seminggu.

Sementara itu, kini keluarga Rifki telah sampai di rumah minimalis milik sahabat nya yang sebentar lagi akan menjadi kakak iparnya itu, sungguh ia tak menyangka kalau ia akan menerima tawaran dari sahabat itu.

" Tok tok tok, assalamuaikum" ucap Rifki  sambil mengetuk pintu

Dari arah dalam bunda segera membukakan pintu untuk tamunya yang ia yakini adalah keluarga Rifki,dan benar saja ketika bunda membuka kan pintu untuk tamunya itu.

"Wa'alaikumussalam, eh sudah datang ya, mari masuk " ucap bunda yang diikuti  dari belakang oleh keluarga Rifki untuk masuk, dan bebarengan dengan kedatangan revin dari arah dapur. Dan bunda pun permisi untuk memanggil putrinya itu.

" Assalamualaikum dek,,  apakah bunda boleh masuk?" Ucap bunda

" Iya Bunda masuk aja pintunya gak dikunci kok" jawab Adiba

"Dek, kita turun yuk mereka sudah nunggu kamu?"ajak bunda

"Iya bun, sebentar Diba pake Khimar nya dulu." Ucap Adiba

" Masyaallah Putri bunda cantik banget, kamu sangat cocok pakai gamis ini sayang "ucap bunda sambil memeluk sang putri

" Hadza min Fadhly Rabbi,semua ini hanyalah milik dari Allah bunda" ucap Adiba sambil tersenyum

"Yasudah kita turun yuk" ucap bunda yang diangguki oleh abida.

Entah kenapa detak jantung Adiba saat ini berdetak lebih cepat dari biasanya, tangan yang berkeringat dingin membasahi kedua telapak tangannya hingga bunda memberikan genggaman hangat dan nyaman untuk sang putri yang sedang grogi

Saat Adiba tengah menuruni anak tangga bersama sang bunda,ia terkejut ketika mengetahui bahwa laki laki yang akan menjadi imamnya nanti adalah Rifki anak dari Rektor nya di kampus. Rifki  dan juga keluarganya pun sama terkejutnya melihat Adiba menuruni tangga dengan mengenakan gamis berwarna peach lengkap dengan Khimar yang melekat di wajah Adiba, terlihat sangat cantik dan anggun. Setelah Adiba dan Bunda sudah duduk di sofa akhirnya Abi Rifki pun memulai pembicaraan.

"Nah jadi langsung saja Bu, nak revin, dan adiba tanpa mengurangi rasa hormat, saya selaku Abi dari Muhammad Rifki Al Kahfie dan memawakili beliau ingin menyampaikan maksud dan tujuan kami datang kemari" ucap yahya,Abi Rifki

" Baik pak silahkan" jawab revin sebagai wali dari keluarga Adiba

"Baik Jadi begini, selain kami ingin menyabung tali silaturahmi, saya memawakili putra semata wayang kami, ingin mengkhitbah putri dan adik anda yang bernama Adiba fahranatul Izzah sebagai istri dari putra kami Muhammad Rifki Al Kahfie, bagaimana menurut Anda" ucap Abi

" Bismillahirrahmanirrahim, saya Ahmad revin Wijaya selaku wali dari adik saya Adiba fahranatul Izzah menyambut hangat kedatangan kalian kemari, dan sebagai wali saya tidak berhak untuk memutuskan dari maksud kedatangan bapak, alangkah baiknya biarkan Adiba saja yang menjawabnya, bagaimana dek?" Ucap revin

Dengan perasaan jantung yang berdetak lebih cepat adiba pun mendongakkan kepala untuk menjawab dan pada saat itu juga kedua matanya beradu dengan manik mata milik Rifki.

" Bismillahirrahmanirrahim saya atas nama Adiba fahranatul Izzah menerima khitbahan anda sebagai menantu sekaligus istri dari putra bapak Muhammad Rifki Al Kahfie" ucap Adiba hanya dengan satu tarikan nafas dan seketika semua orang pun mengucap hamdalah  tak terkecuali Rifki sendiri

"Alhamdulillah terima kasih sudah menerima khitbahan dari saya, saya berjanji akan menjadi imam yang baik untuk kamu" ucap Rifki seraya tersenyum bahagia

" Na'am akhy dan in syaa Allah saya akan mencoba untuk menjadi istri yang berbakti untuk akhy, maka dari itu bimbinglah saya" ucap Adiba

" In syaa Allah" jawab Rifki

Lalu mereka pun membahas kapan hari sakral itu akan dilaksanakan

" Bagaimana kalo acaranya kita adakan dua Minggu lagi?" Ucap umi Rifki

" Apa itu tidak terlalu cepat Bu?" Tanya Adiba memberanikan diri

" Lho bukannya niat baik itu lebih cepat lebih baik ya Ki? Jawab revin mencoba menggoda Adiba dengan bertanya pada Rifki

" Iya betul, dan Rifki setuju mi" ucap Rifki seraya tersenyum jahil kearah Adiba dan seketika itu Adiba terlihat kesal.

Setelah mereka menentukan hari baik itu mereka pun menikmati makan malam bersama dengan setelah mereka selesai makan malam keluarga Rifki pun pamit pulang karena hari pun sudah malam

" Bu khusna,nak revin,dan nak Adiba kami pamit pulang dulu ya" pamit umi Sarah.

" Iya,kalian semua hati hati dijalan ya " ucap Bunda khusna

" Iya yaudah kami semua pamit assalamuaikum" ucap Abi yang diikuti salam oleh keluarganya.

"Wa'alaikumussalam warahmatullahi wabarakatuh" ucap keluarga Adiba





















Alhamdulillah udah part ke 10 nih....
Sejauh ini bagaimana ceritanya menurut kalian?? Masih absurd gak? Jika ia please lah kasih author saran kritik pun tak apalah.

JANGAN LUPA TINGGALKAN JEJAK DI BAWAH POJOK KIRI YA COMMENT JUGA JANGAN LUPA.

tunggu kelanjutannya ya

Sukron Li Iqro'u wa ilal liqo'

Assalamualaikum

CAHAYA CINTATempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang