▪️You're Different️▪️

2.6K 472 18
                                    

Takdir itu ada dua sifat. Yang pertama, takdir bersifat keberuntungan dan kesejahteraan, dan yang kedua bersifat kesengsaraan dan kutukan.

Seluruh orang memiliki takdir yang beebeda-beda. Ada yang baik ada yang buruk, tergantung bagaimana sang pencipta membuatnya.

Terkadang kita berpikir takdir tidak adil, tapi nyatanya takdir selalu adil. Mereka terbentuk sesuai dengan sifat dan dosa kita.

Jadi, jangan salahkan sang pencipta.

Begitulah yang Beomgyu pelajari selama bertahun-tahun lamanya. Menerima takdirnya dan tetap terus menjalankan kehidupan tanpa penyesalan. Hanya menikmati hidup yang ia lakukan, sampai menunggu ajal menjemput. Namun, vampir sepertinya sangat lama menunggu hal seperti itu terjadi.

"Aku lelah~" merengek Jaeyun, bahkan ia sudah berguling-guling dilantai.

"Baru berapa jam latihan sudah seperti itu." Ejek Beomgyu, dimatikannya musik pengiring dance mereka.

"Baru kata mu? Hey, sudah empat jam lebih kita latihan. Apa kau tidak merasa lelah?"

Tentu tidak, aku ini vampir. Maunya begitu Beomgyu jawab namun, "Ya sedikit." jawabnya sebaliknya.

"Dasar gila, istirahatlah dulu. Masih ada waktu satu hari lagi untuk penilaian akhir."

"Baiklah." Beomgyu mengalah, cukup mengerti kalau sebagai manusia memiliki energi yang terbatas.

"Aku berharap bisa di pilih jadi back dancer. Tapi, aku masih tidak percaya diri dengan gerakan ku, apa lagi bersanding dengan mu"

Beomgyu mendudukkan dirinya kelantai, menatap wajah Jaeyun yang sudah di banjir keringat. "Jangan seperti itu, kau pasti bisa." Katanya.

"Ya sepertinya. Haa, Beomgyu, pinjamankan aku keahlian mu sebentar saja. Aku ingin merasakan pujian pelatih kita."

"Kau bisa, dengan cara berlatih lagi."

"Aish, menyebalkan. Ayo ayo kita latihan lagi." Dengan semangat yang membara. Jaeyun langsung bangkit, meregangkan otot-ototnya untuk bersiap berlatih lagi.

Beomgyu tersenyum, cukup lucu saja tingkah Jaeyun sekarang. Tanpa membuang waktu, dihidupkannya kembali lagu dance mereka dan bertepatan saat itu pula, ruangan tersebut terbuka, menampakkan anggota sanggar lain.

Ada lima orang yang masuk kedalam ruangan itu, Beomgyu sangat mengenal mereka, terutama laki-laki berjaket hitam itu.

"Wah sedang berlatih ya?" Salah seorang dari mereka bertanya.

Jaeyun mengangguk. "Iya, kalian mau berlatih juga?"

"Tentu saja, kami tidak mau kalah dengan Beomgyu." Ucap pemuda itu dengan sedikit nada candaan.

"Benar. Oh iya, bagaimana kita latihan bersama saja?" Tawar anggota yang lain dengan semangat.

"Tentu boleh, ya kan Beom?" Beomgyu mengangguk mengiyakan ucapan Jaeyun.

"Okey, ayo. Felix, ayo kita latihan bersama mereka. Kau dan Beomgyu tidak pernah melakukan hal itu."

Laki-laki berjaket hitam itu— tersenyum seraya mengangguk. Mana mungkin dia menolak ajakan kawannya, meskipun dia benar-benar tidak mau melakukannya.

Semua orang antusias, tentu saja kejadian seperti ini sangat langka. Beomgyu dan Felix tidak pernah ada sejarah sekali pun untuk melakukan latihan bersama. Mereka memang sering satu stage, tapi tak pernah saling berdekatan posisinya.

Seakan-akan pelatih tahu, kalau mereka disatukan sangat dekat akan menimbulkan reaksi molekul yang berbahaya.

Alunan musik terdengar. Setiap tempo pun mulai mengiring lekukan indah tarian modern tersebut, sangat indah. Bahkan burung merak pun kalah dengan dance pop itu.

I'm ComebackTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang