Mentari menyapa pagiku. Melewati celah-celah gorden kamar Lisa. Aku sedih karena Lisa masih belum sadar.
Huft....
Aku menghela nafas gusar. Aku pun langsung pergi ke kamarku dan mandi. Sebelumnya aku mencium kening Lisa dahulu. Setelah mandi....
"Woi, bangun. Mandi sana," ucapku kepada Yudit, Lano, dan Alvaro, dkk.
"Kami pinjem baju Lo ya, Do," ucap Yudit mewakili semua.
"Hmmm."
Tiba-tiba masuklah Sisi,dkk yang sudah rapi.
"Bang, kami masak dulu ya," ujar Dara.
"Iya, kalau bisa masak bubur juga buat Lisa sapa tau dia mau nanti," balas gue datar dan dingin.
Hufttt....
Kudengar mereka semua menghela nafas gusar.
Setelah 30 menit, aku pun langsung ke meja makan yang sudah terisi mereka semua kecuali Lisa.
"Aldo, Lo harus makan. Kalau Lo gak makan, nanti yang jagain Lisa siapa? Dengan Lo sakit, emang Lisa bisa sembuh? Yang ada dia tambah sakit," kata Lano. Karena setiap Lisa sakit, aku gak pernah mau makan dan lainnya.
"Iya bang. Makan dulu ya, Lisa pernah bilang kalau dia mau lihat Abang sehat terus," timpal Gigi.
Tanpa menjawab ucapan mereka, aku pun langsung duduk dan makan. Setelah itu, kami semua ngumpul di kamar Lisa sambil menunggu Lisa sadar. Disini suasananya hening banget. Gue dari tadi cuma tidur di samping Lisa sambil meluk dia. Sedangkan yang lain main HP mereka sendiri-sendiri tanpa ada yang ribut. Suasananya mencekam banget dan hening. Gue gak bisa tidur dan terus meluk Lisa. Tiba-tiba....Enghhh
Gue pun langsung melihat ke arah jari tangan Lisa yang mulai bergerak. Yang lain juga langsung melihat dan mendekati kasur. Setelah itu, kulihat Lisa membuka matanya dan mengerjapkan matanya untuk menyesuaikan cahaya. Gue pun langsung mencium keningnya dengan mata berkaca-kaca.
"Enghh.. Bang, air," ucapnya dengan nada lemah. Gue pun langsung ambil air di nakas sebelah Lisa tidur dan langsung membantunya minum.
"Loh, kalian kenapa disini?" tanyanya.
"Kita khawatir sama Lo Lisa zheyeng," jawab Sisi dengan gregetan.
"Ohh. Bang, Lisa mau mandi dulu," katanya dan mau beranjak berdiri.
"Lisa sayang, kamu itu masih sakit, mandinya besok aja ya. Atau mau di lap aja?" balas gue dengan lembut.
"Ihs Abang gak seru!" jawabnya dengan ketus. Saat itu juga Lisa mau ke kamar mandi namun gue langsung tidur dan meluk dia. Dia pun gak jadi dan gak bisa beranjak dari kasur.
"Bang, lepasin gak?!" katanya dan gue hanya menghiraukannya.
"Kalian ngapain cuma disitu? Bantuin gue Napa!" katanya lagi dengan nada kesal.
"Lis, kata Abang Lo itu ada benernya," balas Gigi.
"Udah Lo tidur aja," timpal Dara.
"Kalau Lo gak nurut, kami ganggu Lo," sahut Radit, Dito, dan Lano yang langsung gue tatap tajam.Tak lama setelah itu, Lisa nurutin gue. Gue tetap meluk dia. Sedangkan yang lain duduk di karpet dekat kasur, dan suasana kembali ribut seributnya.
Gue pun merasa ada pergerakan di tangan gue yang meluk Lisa. Gue pun lihat Lisa, gue lihat dia mau ngelakuin hal biasa yaitu melepas infus sendiri.
"Udah, untuk kali ini aja, Abang minta nurut ya," kata gue lembut sambil mencegah tangannya yang mau melepas infusnya.
"Tapi, Lisa gak suka bang," balasnya lirih.
"Nanti uncle Rian datang, jadi Lisa jangan sedih lagi ok?" kata gue sambil mengelus rambutnya.
"Hmm".
"Woi, Lo semua tidur sana, udah siang nih," ajak gue ke mereka semua.
"Males ah," jawab mereka serempak.
"Terserah," jawab gue ketus dan gue lihat Lisa cuma ketawa sambil liatin gue.
"Princessnya Abang tidur ya," ucap gue lembut sambil ngelus pipinya.
"Gamau bangg," balasnya.
"Oh iya!" kata gue dengan teriak sehingga semuanya noleh ke arah gue.
"Kenapa?" Tanya mereka semua.
"Lisa kan belum makan apa-apa," ucap gue.
"Gue ambilin," kata Alvaro.
"Makasih ya. Ambilin bubur aja," balas gue.
"Eh. Jangan, Lisa gak mau bubur bang!" kata Lisa dengan teriak.
"Gak terima penolakan," balas gue.
Lisa pun kesal dan memajukan bibirnya tanda ia kesal.
"Jangan gitu, nanti Abang kasih buburnya tambah banyak loh," kata gue dengan ketawa-ketawa dan yang lain ikut ketawa kecuali Alvaro yang sedang ke dapur dan Lisa.
"Tau ah. Kesal, sana bang pergi aja," balasnya.
"Marah ni," goda gue sambil ketawa dan Lisa pun hanya buang muka. Gue senang dia kembali lagi kayak dulu dan dia mulai menghangat.
'tetap kayak gini ya dek. Gue sayang sama Lo, dan apapun yang terjadi gue gak akan pernah biarin Lo tersakiti oleh siapapun,' kata gue didalam hati.
KAMU SEDANG MEMBACA
Cool Girls vs Bad Boys
Teen FictionSejak Alvaro seorang badboy bertemu dengan Lisa seorang yang terkenal akan sifat dinginnya. Begitu juga dengan teman Alvaro dan teman Lisa yang sedikit dingin. . Akankah mereka jatuh cinta? Akankah mereka bisa saling melengkapi perbedaan? Apa ada ra...