Tidak semua dongeng bisa di tulis dalam buku cerita.
Tidak semua pengalaman di tulis dalam sejarah.
Namun, balpoin dan tinta menggoda tuk membuat goresan.
Dengan sepenggal kata tanya yang ter urai.
"Apakah layak?"
Sebuah kata singkat namun memiliki berbagai makna.
Memutar otak tuk berfikir, jawaban apa yang tepat.
Dan, ditujukan atas dasar apa sebuah kalimat tersebut.
Seketika tangan tak henti memutar balpoint dengan rotasi yang sempurna.
Di setiap putarannya terdapat alunan melodi pemikiran kosakata yang ingin diucap.
Dikala malam yang dingin itu, tiba tiba angin berembus dari jendela dan menerbangkan beberapa kertas dari meja.
Berserakanlah kertas tersebut di lantai.
Dan begitu spontan, mencoba mendekati hamburan kertas untuk di tata seperti semula.
Satu persatu.
Selembar demi sembar.
Ketika diangkatnya lembaran terakhir, terdapat satu kertas dengan berisikan satu kalimat.
Yang seketika merasuk ke dalam imajinasi ketika membacanya.
Menghancurkan semua halusinasi.
Dan memutar balikan dimensi.
Disitulah jawaban yang selama ini dicari.
Dari sebuah kalimat singkat goresan tinta hasil pemikiran tak terkendali.
Jawaban itu adalah.
"Untukmu bahagiaku",~