Dipertemukan

1 0 0
                                    

Sore menjelang, Ikhwan berkemas dan pulang, tidak lupa dengan handuk kecil yang sudah

lusuh di pundaknya sambil menghitung sekepal uang receh disakunya dan beranjak ke sepeda

ontelnya usangnya yang bertuliskan jenki.

"Alhamdulillah untuk hari ini" dalam hati kecil Ikhwan.

Hari menjelang malam, Ikhwan sudah berkemas membersihkan diri dan rapi.

Dan kemudian kebiasaannya dalam berikir, seorang Ikhwan adalah manusia yang sering

mengalami kontoversi hati.

Seperti ada dua manusia berdebat dalam dirinya, untuk tidak meyakinkannya dna meyakinkannya

akan sesuatu.

Kala itu dia ingin berangkat ke pesta, namun memberatkannya.

"Apa harus?" Sebutlah hati yang bimbang.

"Ya kan Aryo temen sendiri" hati yang meyakinkan.

Ikwan terus berputar dengan hatinya sendiri sampai handphone nokia jadul dengan keypad dan

layar mininya itu berdering, sebuah panggilan dari Aryo.

Diangkatnya oleh ikhwan.

"Wan lu kemana?buruan sini udah di tunggu anak anak... mau mulai nih acaranya" Aryo berkata dengan nada keras keluar dari handphone Ikhwan.

"Eh eh.. kenapa nungguin gw" jawab ikhwan.

"Selaaaaaaluuuu bertanya, udah lu buruan berangkat" Aryo dengan nada kesal.

"Haha... ok ok gw OTW" dengan menutup telfon dan Ikhwan langsung berangkat.

Jarak rumah Ikhwan dan Aryo agak lumayan sekitar 300m, dan Ikhwan selalu berangkat dengan

jalan kaki.

Kemudian sesampaiya dirumah Aryo, ternyata ramai... Ikhwan kembali mengalami kontroversi

hati, dan bimbang untuk melanjutkan langkahnya masuk kerumah Aryo.

Namun semua itu di patahkan ketika Indra tidak sengaja keluar untuk membuang sampah yang

kentulan ada di depan rumah Aryo, dia melihat si Ikhwan.

"Eh Ikhwan!!!!... sini masuk" panggil Indra.

"Hhhh.. i..iii..iyaaa" jawab Ikhwan dengan tergagap.

Seketika itu Ikhwan dengan sangat terpaksa melanjutkan langkahnya.

Masuklah ikhwan ke dalam rumah Aryo.

Rumah yang biasa dia datangi seketika itu terasa asing dengan kerumunan sekitar 8 orang anak

disana, membuat Ikhwan merasa canggung.

Ikhwan tidak mengira kalau akan ada beberapa orang lagi yang bergabung disana.

Dan Ikhwanpun masuk memberi salam.

"Assalamualaikum, selamat malam" dengan nada agak kaku ikhwan masuk kerumah Aryo.

"Hyaaaaaa... kayak orang asing aja lu wan" jawab Aryo dengan agak tertawa.

Sesil menjawab "hmmm si kuli" yang seketika ruang yang penuh keramaian tersebut menjadi hening..
"Lu apa apa sih sesil" saut indra dengan nada BT.
"Yaaaa kan gw nyambut.. apa salahnya sih" sesil menjawab dengan pembelaan.
"Sudah sudah.. waalakum salam, selamat malam mas.. ayo sini gabung mas" Dania mencoba mencairkan kedua temannya sembari menyapa Ikhwan.
"Sante sante.. haha.. ok siap mb udah biasa kog" sengan nada santai Ikhwan menjawab.
"Kuliiiiii... bisa dinding pa dinding dog? Hahaha" saut kedua orang temen Aryo yang lagi memanggang ikan..
"Bisa banget mas.. haha" dengan nada bercanda Ikhwan menjawab.
"Bisa aja kalian... hahaha" jawab Aryo sambil ketawa.
"Becanda doang eh.. piece bang" saut kedua orang temen Aryo sambil mengipas ngipas panggangannya.

Kemudian acara berlanjut dengan tanpa ada sepatah katapun dari seorang Sesil yang terkenal cerewet, sambil menata piring dan peralatan makan lain, dan menata makanan di teras rumah Aryo.
Dan ikhwan coba membaur untuk membantu.

"Sini aku bantu mbak" Ikhwan mencoba mengobrol sambil menata peralatan makan.
"Makasih mas" dengan nada datar sesil menjawab.
"Santuy aja mas.. hehe" jawab si Dania dan satu temen ceweknya lagi.
"Sekalian mas yang di dalem minta tolong ankatin.. kalau bisa sama kulkasnya juga" Aryo nyaut dengan nada bercanda.
"Boleh nih? Gw bawa pulang ye? Haha" Jawab ikhwan.

Setelah itu mereka saling bercanda namun satu orang tetap diam sampai acara hampir selesai, dia Sesil.
Ikhwan mencoba angkat bicara dengan omongan ringan.

"Kenapa mb? Lagi BT ya?" Ikhwan bertanya kepada Sesil.
"Biasa aja" Sesil menjawab kembali dengan nada datar.
"Sil.. lu bisa ga biasa aja? Orang nanya baik baik kog" Indra nih ngomongnya agak ngegas dikit.
"Lu kog ngegas sih" jawab Sesil ke Indra.
"Udah lah makin BT gw" Sesil pun berkemas.
"Mau kemana lu eh? Belum selesai ini" kata Aryo.
"Semua gara gara lu.. sebelum lu datang kita baik baik aja" Sesil menunjuk ke arah Ikhwan, dan ikhwan dengan muka polosnya merasa kebingungan.
"Lu apa apa sih Sil" Indra nyolot nih.
"Bodo amat gw balik.. Adios.. BT gw mau sendiri dulu" jawab Sesil dengan rada ga santuy dan langsung cabs naik motor matic dengan helm pogonya.

Semua diam, dan ikhwan masih penasaran.
Kemdian dia bertanya ke Aryo.

"Ar gw ganggu ya?" Dengan nada sayu.
"Apaan sih lu.. jan baper juga lu ya" Jawab aryo dengan agak sedikit ada penekanan.
"Yaaaa gw gaenak aja Ar ma lu sama temen temen lu" jawab Aryo dengan nada sayu santuy.
"Santai aja mas.. mungkin dia lagi ada problem juga, lagian lu kan tadi kita undang juga.. jan diambil hati" Jawab Indra dengan santuy.
"Iya mas santuy dah.. mungkin emang lagi badmood si Sesil" Dania mempertegas.
"Yaelah mas betina emang kaya gitu" jawab salah satu temen cowo Aryo yang tadi ngipas ngipas.
"Gada akhlak emang lu ye" jawab Indra dengan agak nyolot, dan kedua wanita yang masih ada disitu melihat teman Aryo dengan tatapan sinis.
"Hahaha.. ada ada aja kalian, yaudah skuy beres beres" saut Ikhwan untuk mencairkan suasana dan merapikan tempat makannya.

Kemudian yang lain ikut merapikan semua peralatan makan sampai selesai dan membersihkan halaman depan rumah Aryo sambil bercanda kembali sbelum mereka pada pulang dan berpamitan.

Dan disitu..
Dalam hatikecil Ikhwan menyimpan sesuatu...

Kamu telah mencapai bab terakhir yang dipublikasikan.

⏰ Terakhir diperbarui: Sep 01, 2020 ⏰

Tambahkan cerita ini ke Perpustakaan untuk mendapatkan notifikasi saat ada bab baru!

HatiTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang