Hari ini cuaca mendung dan turun hujan. Membuat gadis yang sedari tadi duduk didepan toko buku merasakan hawa dingin yang menusuk tulang. Apalagi pakaian tipisnya yang tidak membantu sama sekali saat keadaan seperti ini.
Ia mencoba beberapa kali menghubungi seseorang yang mungkin bisa membantunya. Namun nihil, sahabatnya, ibunya bahkan tak mengangkat telepon darinya.
Jika sudah seperti ini, dia harus menunggu hujan reda atau pulang dengan menerobos hujan. Masalahnya ini sudah mulai gelap, tidak mungkin ia lebih lama lagi disana. Sudah cukup dua jam baginya.
Akhirnya ia memutuskan untuk pulang dengan menerobos hujan. Jarak rumahnya dengan toko buku lumayan jauh jika ditempuh dengan berjalan kaki jadi ia naik angkutan umum yang kebetulan masih ada yang lewat.
Tok Tok
Jeslyn mengetuk pintu rumahnya beberapa kali namun tidak ada tanda-tanda akan ada yang membukakan pintu. Ia mendengus kesal. Kemana sebenarnya ibunya pergi kenapa sepi sekali rumahnya.
Jeslyn ingat ia mempunyai kunci cadangan. Ia merogoh saku tasnya. Setelah berhasil masuk ia segera membersihkan tubuhnya yang sudah basah kuyup. Beberapa menit kemudian ia turun kebawah. Saat menuruni tangga ia melihat ibunya yang sudah pulang.
"Mama kapan pulang?"
"Oh Jeslyn. Baru saja sayang. Lihat, pakaian mama basah semua, mama harus segera berganti pakaian, sebentar ya sayang." Ucap ibunya dan berlalu pergi.
Jeslyn berjalan menuju dapur dan menyiapkan makan malam untuk dirinya dan ibunya.
"Ma, ayo makan malam" Teriak jeslyn dari meja makan. Ibunya pun keluar dan bergabung bersama Jeslyn untuk makan malam.
.
.
.
"Dah mama. Jeslyn berangkat.""Hati-hati sayang."
Jeslyn berjalan kaki menuju halte bus. Saat sampai sebuah mobil sudah menunggunya disana dengan segera Lucya masuk mobil tersebut. Bukan mobil bus melainkan mobil milik Sahabatnya Daffa.
"Selamat pagi ibu ketu" sapa Daffa
"kau ini. Sudah berapa kali ku bilang jangan panggil aku dengan sebutan itu." protes Jeslyn.
"Ayolah, apa salahnya. Kau ini ketua organisasi. Jadi itu cocok untuk mu." Ucap Daffa.
"Dasar kau ini. Aku punya nama." kesal Jeslyn.
"Baiklah-baiklah. Jeslyn sayang." ucap Daffa sambil mengusak Surai coklat milik Jeslyn. Namun segera ditepis Jeslyn lantaran ia kesal dengan Daffa.
"Berhenti dan cepat berangkat kalau tidak ingin terlambat." Ucap Jeslyn dengan nada datarnya. Moodnya sedang tidak baik pagi ini.
Setelah itu mereka berangkat ke sekolah.
Sebelumnya perkenalkan namaku Jeslyn Anatha William. kelas sebelas IPA dua, disekolah aku mengikuti dua organisasi yaitu Palang Merah Remaja dan OSIS yang kebetulan atau keberuntungan entahlah yang pasti aku menjabat menjadi ketua di organisasi palang merah disekolah ku. Sedangkan di OSIS sendiri aku menjadi anggotanya.
Sahabatku Daffa Vendrowelson. kelas sebelas IPS satu, ia berbeda jurusan denganku. Organisasi yang ia ikuti basket dan OSIS. Sama seperti ku ia juga anggota OSIS namun ia menjabat menjadi ketua di bidang Gizi dan olahraga yang kebetulan aku lah partnernya.
Sudah cukup berkenalannya. Kini mereka sudah sampai disekolah. Jeslyn berjalan beriringan dengan Daffa di koridor, bukan hal aneh lagi jika mereka selalu berangkat bersama. karena mereka terkenal sangat dekat bahkan ada yang mengira mereka berpacaran. Jeslyn tak ambil pusing, selagi mereka tak mengganggu dirinya.
Sesampainya didepan kelas. Jeslyn hendak masuk kelas namun ditahan oleh Daffa.
"Tunggu?"
"Apa lagi?" Ucap Jeslyn yang heran.
"Nanti ada rapat osis sesudah jam istirahat pertama, Ingat itu ya" Ucap Daffa sambil mencubit hidung gadis didepannya.
"Iya, aku sudah tau."
"Baguslah. Jangan lupa lagi" Setelah mengatakan itu Daffa berlalu pergi ke kelasnya dan Jeslyn masuk ke kelasnya.
Chapter 1 selesai
TBC.
KAMU SEDANG MEMBACA
Dia Milikku
Teen FictionGangguan kecil yang Jeslyn dapatkan ketika dirumahnya bahkan disekeliling sekolahnya yang tak masuk diakal . . . Vote and coment ya Slow update. On going😘 Enjoy reading:D