chapter 2

33 4 0
                                    


#Happy reading
°
°
°

Kini Jeslyn berada dipinggir lapangan basket menyaksikan pertandingan basket antar sekolah. Banyak siswi yang berteriak heboh dibangku penonton membuat telinganya sedikit berdengung, berisik sekali. Ia paling tidak suka suasana begini. Kalau saja bukan karena sahabatnya mana mau dia menonton pertandingan seperti ini.

"Wow, Daffa keren sekali!"

"Kyaa dia sangat tampan!"

Begitulah kira-kira teriak-teriakan yang membuat Jeslyn memutar bola matanya.

Puk

Jeslyn merasa ada seseorang yang menepuk bahunya. Ia menoleh, dan kosong. Hanya sederet siswa yang sedang asyik dengan dunianya. Gadis itu mengangkat bahunya pertanda mungkin saja orang iseng.

Puk

Sekali lagi Jeslyn menoleh dan kosong.

Puk

Jeslyn mengabaikannya.

Puk

Puk

Jeslyn kesal siapa sebenarnya yang melakukannya. Kembali menoleh dan kosong. Ia sangat yakin bahwa ada yang menepuk bahunya tetapi kenapa tidak ada orang disamping atau pun dibelakangnya yang mencurigakan.

"Hei Jeslyn."

"Oh hai owel"

"Ini untukku kan?" Ucap Daffa sembari mengambil botol air mineral dari tangan Jeslyn dan meminumnya. Sedangkan Jeslyn mengelap keringat Daffa dengan sangat hati-hati.

"Kau bersama siapa tadi?"

"Ha? Maksudmu? Jelas-jelas aku dari tadi sendiri. Memangnya siapa yang bersamaku"

"Benarkan lalu yang duduk disampingmu tadi siapa?"

"Tidak tahu, anak kelas lain mungkin. Lupakan aku lelah ingin cepat pulang." Ucap Jeslyn.

"Baiklah, ayo pulang. Aku berganti pakaian dulu. Kau tunggu ya" Ucap Daffa sambil merangkul Jeslyn.

"Lepaskan kau bau keringat tau" ucap Jeslyn sambil menutup hidungnya.

"Hahaha. Keringat ku tidak bau, coba cium ini wangi." Daffa mencoba menjaili Jeslyn namun Jeslyn sudah kabur dan berlari terlebih dahulu.

"Wlee, kau bau. Jangan dekat-dekat."

"Ahahaha. Jangan coba-coba kabur dariku ya" Daffa mengerjar Jeslyn yang berlari didepannya.

Brakk

Tiba-tiba saja terdengar suara ribut dari salah satu kelas yang mereka lewati. Jeslyn seketika berhenti dan berbalik menghadap Daffa yang berada empat meter didepannya. Mereka saling pandang seolah bertanya 'Suara apa barusan?' Dan yang dapat ia lihat dari ekspresi wajah Daffa adalah 'aku juga tidak tau'.

Jeslyn mendekati Daffa yang masih saja diam sambil memandang pintu kelas yang baru saja menimbulkan suara ribut. Mungkin ia penasaran.

"Sudahlah. Mungkin itu penjaga sekolah yang sedang mengecek kelas. Ayo pulang." Jeslyn menarik tangan Daffa namun Daffa tetap tak bergerak sedikitpun.

Langit mulai menggelap, warna orange pun ikut tenggelam bersama sang mentari. Jarum jam menunjukan pukul 17.30. Semua siswa dan siswi sudah dipulangkan sejak dua jam yang lalu. Namun karena adanya pertandingan antar sekolah jadi mereka pulang sedikit terlambat dari biasanya. Hanya untuk yang menonton saja tapi, terkecuali bagi mereka yang tidak menyukai basket pasti lebih memilih pulang daripada menontonnya.

"Owel? Kau mau apa?" Jeslyn bertanya sebab Daffa tak mendengarkan rengekan Jeslyn yang mengatakan ingin cepat pulang tetapi malah mencoba membuka pintu kelas yang berisik tadi.

Brakk brakk

Krakkk

Kembali terdengar seperti suara meja yang sengaja didorong ataupun kursi yang dijatuhkan dengan sangat keras.

Jeslyn bahkan sampai terkejut mendengar nya. Tempat ini terlihat menyeramkan ketika mulai gelap seperti ini. Bahkan hawa dikoridor mendadak menjadi dingin.

Jeslyn mengusap lehernya yang tiba-tiba saja merinding.

"Owel. Lebih baik kita pulang. Perasaanku tidak enak." Ucap Jeslyn kemudian menarik paksa Daffa yang sedari tadi hendak membuka pintu namun ragu.




Halo
Yang baik vote and coment ya sayang😘
Lanjut?
TBC.

Dia MilikkuTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang