Benua panutanku! Benua panutan kita semua!!! --Jaja
Jangan lupa vommentnya guys
_______________________________________
"Benuaaa! Lo dipanggil Pak Renaldy keruang osis!!!"
"Biasa aja kali woyyy!!" Kesal Raihan yang sedang fokus mengerjakan tugasnya. Ia merasa terganggu dengan suara mercon cewe itu.
"Emergensi ini woyy, gc Benua!" Seru Mariana lagi.
Mariana adalah sahabat terbetahnya Benua! Ia setia selalu mendukung Benua walaupun sudah berapa kali ngomong sendiri di hadapan Benua!
Yap, Mariana Astranika! Gadis lemot, ceria, lucu kadang membuat semua orang menganggap Mariana adalah sosok matahari yang bisa menghidupkan suasana apa pun.
Kerap dipanggil Palung Mariana, sebab namanya mirip dengan nama palung terdalam di kepulauan Filiphina.
"Berisik lo palung!" Sahut Gaga Laksana, selaku ketua kelas XI IPA 1. Kelas paling tentram dan sejahtera.
Cewek itu akhirnya melepaskan earphonenya yang sedaritadi bertengger manis di telinganya.
Dia adalah Benua Avril Callesta. Sang pemeran tokoh utama dalam cerita ini! Perempuan galak dan dingin kaya Benua Antartika!
"Berisik." Dengan santainya, cewek itu beranjak dari tempat duduknya dan berjalan keluar kelas. Tanpa memperdulikan Mariana yang nafasnya tersenggal-senggal.
Sikapnya itu berhasil membuat semua orang yang ada di ruang kelas tersebut melongo persis banget kaya kambing conge!
"Wow Emezing!" Raihan memberi applous kepada Benua yang entah sudah pergi kemana.
"BENUA PANUTAN KU! BENUA PANUTAN KITA SEMUA!!!" Jaja Maharja, murid yang suka sekali menggoda semua guru pun tiba-tiba bersorak. Satu kelas pun menjadi ramai dan memuji sikap Benua yang kelewat dingin.
Mariana menepuk jidatnya sendiri, tak percaya ia mempunyai sahabat seperti Benua.
"Benuaaa tunggu!!!"
🗺
Di sebuah ruangan berbentuk persegi panjang berukuran 3m×4m, bersuasana mencekam, terdapat dua orang sedang rapat hening. Suasana pun hening, bahkan angin tak ada secuil pun mau lewat. Terasa panas dan menegangkan!"Pokoknya bapak nggak mau tahu, dalam jangka lima hari kedepan kamu harus sudah menemukan wakil ketua osis." Ujar Pak Renaldy sambil memainkan janggutnya.
Seorang siswi di hadapannya malah memandang lurus ke depan. Pandangannya fokus ke satu titik.
"Benua! kamu dengar bapak nggak sih!" Tegur Pak Renaldy frustasi karena dihiraukan oleh siswi langkanya itu.
"Iya, pak."
Pak Renaldy mengusap wajahnya kasar. Sesekali memainkan janggutnya yang mulai memanjang.
"Benua, dengar bapak yak nak." Ucap Pak Renaldy ambisius.
"Kamu nggak bisa melakukan semua ini sendiri Benua. Sebentar lagi ada acara perpisahan kelas XII. Kamu sanggup melaksanakan acara kakak kelas kamu sendirian? Toh.. juga bisa bantu kamu untuk memberikan pidato atau wejangan gitu kan. Lagi pula kamu kan sering menabung suara." Jelas Pak Renaldy panjang kali lebar.
Namun... yang terdengar hanya suara dentingan jam saja. Bahkan suara cicak berantem pun samar-samar terdengar.
"Hellow, sebenarnya bapak ngobrol sama orang apa tembok cina ya?!"
"Orang, pak." Jawab Benua cepat.
"Oke. Ingat jika kamu tidak dapat menemukan orang yang tepat untuk wakil ketua osis dalam jangka lima hari kedepan, jabatan kamu Benua akan terancam." Kali ini ucap Pak Renaldy dengan amat serius.
Benua hanya memanggut-manggut, pertanda ia sudah paham.
"Oke kamu boleh keluar Benua, sebelum sosok serigala bapak ini keluar." Ucap Pak Renaldy mulai ngaco.
Benua pun bangkit dari duduknya dan mencium punggung tangan Pak Renaldy. "Permisi Pak." Lalu ia segera keluar dari ruangan mencekam itu.
Dan.... mulailah Pak Renaldy mengoceh ngaco pada bayangannya sendiri.
"Punya murid kok kaya melihara tembok Cina!"
"Apa salah Renaldy padamu Tuhan..."
"Mengapa Renaldy punya murid seperti dia ya Tuhan..."
"Renaldy lelah Tuhan, punya murid spesies tembok Cina...!"
"Lelah Tuhan.....!"
🗺Setelah sekian lama cewek lugu itu menunggu, akhirnya sosok yang ia tunggu pun keluar tanpa ada yang kekurangan sedikit pun.
Mariana langsung terbangun dari duduknya dan segera mengejar sosok yang ditunggunya sedari tadi.
It's oke. fine. nggak apa-apa Mariana sudah terbiasa ditinggal sahabatnya itu.
Eits, tapi jangan salah sangka. Mariana pada saat ada masalah, Benua pun selalu ada untuk Mariana. Ea.
"Benua! tunggu!!!"
Cewek Antartika itu pun berbalik mendadak, sampai Mariana terbentur tubuh Benua.
"Aduh!"
"Apa?" Tanyanya datar.
"Lo tuh ya, kebiasaan." Mariana berdecih pelan, sambil mengusap kepalanya. "Apa yang dibicarain bapak jenggot itu?"
"Siapa?" Benua pun melaniutkan jalannya dan Mariana menyusul di sampingnya.
"Pak Renaldy lah Benua, isss! Masa abang cilor!" Greget Mariana.
"Oh, ada deh." Sahut Benua malas.
"Ah, Benua mah gitu, Ana kan mau tau!"
"Baca aja pikiran gue." Benua pun langsung meninggalkan Mariana yang diam seribu bahasa."
Mariana menggeleng, "Dikira Ana dukun beranak apa yak, disuruh baca pikiran. Baca pikiran sendiri aja belom becus disuruh jadi dukun beranak pula! Gila ya Benua, Ana nggak nyangka loh."
Benua pun menghiraukan ocehan sahabatnya itu dan tetap berjalan menuju kelas.
"BENUA TUNGGUIN ANA WOY!"
_______________________________________
Update 2 kali nih gaiys ekekkwkwk.
Jangan lupa vommentnya.
Love, Anssyftr❣
31 Maret 2020.
![](https://img.wattpad.com/cover/218655438-288-k635881.jpg)
KAMU SEDANG MEMBACA
Benua & Samudera (New Version)
Teen FictionAttention! Cerita ini bukan menjiplak ini adalah BDS new version karena akun yang satu lupa sandi maka dari itu saya akan melanjutkan di akun yang ini! Jikalau ingin membaca versi lamanya, silahkan cek reading listku yak! **** Happy reading n enjoy...