2. breakfast

8.2K 828 44
                                    

"Elen! Elen!" Jeah berteriak heboh di rumah karena adiknya itu sama sekali belum muncul. Padahal ini sudah memasuki jam sarapan untuk mereka berdua.

Jeno masih memasak, dia memang sudah pandai memasak akibat di ajari oleh Renjun dulu saat masa kehamilan. Renjun mengidam masakan yang harus dibuat oleh tangan berurat suaminya itu.

"Jeah kenapa teriak-teriak?" Jeno sedikit menyembulkan kepalanya dari pintu dapur karena mendengar teriakan anaknya.

"Elen dimana Appa?"

"Eren masih tidur sayang," Jeah mengangguk dan langsung ngacir. Dia berlari menuju kamar mereka berdua. Memang tadi pagi Jeah bangun duluan karena ingin buang air besar. Tetapi setelah itu Jeah langsung main di ruang keluarga. Dia melupakan Eren yang masih terlelap di kamar mereka.

Jeah memasuki kamar dengan langkah pelan. Dia naik ke ranjang dan memandang wajah menggemaskan adiknya saat tertidur. Bulu mata panjang Eren begitu cantik, ditambah bibirnya yang mungil mengemut pacifier berwarna biru.

"Elen~" Jeah mengguncang tubuh adiknya pelan, dia takut membuat Eren terkejut. Karena dulu pernah saat Eren berumur satu tahun, Jeah membangunkan adiknya dengan teriakan yang berakhir Eren bangun dengan terkejut dan kemudian dia menangis keras membuat Jeah merasa bersalah.

"Elen bangun~ ayo kita salapan," Eren perlahan-lahan membuka matanya dan langsung melepas pacifier nya.

"Hyung~" Eren tersenyum kecil.

"Good molning~" Jeah juga ikut tersenyum pada adiknya.

"Molning juga Hyung," Eren bangun kemudian memeluk Jeah dan mencium pipi Hyungnya itu.

"Ayo salapan! Appa sudah memasak daging!"

"Ayo hyung!"

Mereka berdua pun turun dari ranjang dan berjalan bersama menuju dapur.

Mereka berdua pun turun dari ranjang dan berjalan bersama menuju dapur

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

"Morning baby, semalam mimpi apa?"

Jeah dan Eren hanya diam karena tidak paham.

"Kalian melihat apa semalam?" Jeno mengulangi pertanyaannya.

"Gajah Appa!" Eren menjawab sambil menggembungkan pipinya.

"Gajahnya kenapa?"

"Besal!"

"Kalau Jeah?"

"Jeah lihat... Pee Appa!"

Jeno mengernyit.

"Jeah mau pee!" Setelahnya Jeah berlari ke kamar mandi untuk buang air.

Jeno hanya geleng-geleng kepala melihat anaknya itu. Jeah memang sangat mandiri, bahkan pipis pun dia sudah bisa sendiri. Renjun yang mengajari nya seperti itu. Membuat Jeno sangat bangga pada istri kesayangannya.

Famille [JenoxRenjun] ✔Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang