7. what happened

4.2K 532 20
                                    

"Akhirnya hari ini datang juga, kamu pulang sayang," Jeno tersenyum, hari ini dia ditelfon oleh Renjun. Istrinya itu mengabarkan jika hari ini dia akan pulang.

"Yasudah kamu hati-hati ya, safe flight, i love you sweetheart," Jeno meletakkan ponselnya dan keluar dari kamar untuk memandikan anak-anaknya.

"Jeah, Eren, ayo mandi sayang!" Jeah dan Eren langsung berlari dengan tawa yang tercetak jelas. Gigi Eren yang belum sepenuhnya tumbuh membuat tawanya terlihat sangat menggemaskan.

"Appa! Jeah boleh bawa mainan bebek?"

"Boleh sayang," Jeno mengambilkan mainan bebek yang ia taruh diatas lemari kecil di kamar mandi itu. Setelah air di bathtub dimatikan oleh Jeno, Jeah langsung memasukkan semua mainan bebek itu.

Sebelum memasuki bathtub, Jeah dan Eren menggosok gigi mereka dahulu. Jeno yang mengambilkan pasta gigi untuk Jeah, sedangkan Eren masih harus dibantu oleh Jeno saat menggosok giginya karena belum bisa.

"Kajja baby!" Setelah selesai, mereka berdua langsung masuk kedalam bathtub dan bermain-main. Jeno langsung geleng-geleng kepala karena anaknya yang sangat suka bermain air. Dia pun keluar untuk memasak sarapan setelah menyiapkan baju.

"Makan yang banyak sayang," Jeno mengelus kepala Jeah, kemudian dirinya menyalakan televisi untuk menemani sarapan mereka kali ini yang dilakukan di ruang TV

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

"Makan yang banyak sayang," Jeno mengelus kepala Jeah, kemudian dirinya menyalakan televisi untuk menemani sarapan mereka kali ini yang dilakukan di ruang TV.

"Telah terjadi kecelakaan pesawat tujuan Perancis-Korea Selatan dengan nomor pesawat xxx, belum diketahui secara pasti berapa korban yang selamat dan meninggal. Tetapi dapat dipastikan jika pesawat ini jatuh kedalam lautan Perancis. Kabar akan selalu kami update, sekian—"

Bip.

Jeno mematikan TV nya. Tiba-tiba perasaannya tidak enak. Dia langsung bergegas ke kamar untuk menelpon istrinya. Jaga-jaga siapa tau Renjun menaiki pesawat itu. Memang tadi, Renjun menelfon dengan menggunakan nomor negara Perancis.

"Ayo sayang angkat!" Jeno mondar-mandir di kamarnya. Jeno sudah berpuluh-puluh kali menelfon Renjun. Tetapi hanya suara operator yang terdengar. Jeno frustasi. Dia duduk dengan lemas disamping ranjang. Dia melamun. Hingga saat Jeah memeluk lehernya, Jeno baru sadar jika dia sudah menangis. Eren juga memeluk perutnya dari samping.

"Sayang," Jeno kembali memeluk anaknya. Dia tidak tau harus apa, yang pasti dia kalut dan menghubungi Mamanya.

"Appa, uljima. Jeah sama Eren janji nggak nakal lagi, janji nggak main air lama-lama lagi," Jeah menahan tangisnya. Dia juga terkejut karena mendengar rintihan Jeno yang ternyata menangis di kamarnya.

 Dia juga terkejut karena mendengar rintihan Jeno yang ternyata menangis di kamarnya

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

"Sudah coba menelfon Renjun?" Tiffany menggenggam tangan Jeno yang kaku. Semenjak tadi anaknya itu hanya duduk di kursi ruang TV dengan Jeah dan Eren yang memeluk masing-masing lengan Jeno. Mereka berdua bingung dengan apa yang sudah terjadi.

Begitu Tiffany tiba, Wendy, Chanyeol beserta Yeri juga tiba. Membuat Jeno sedikit terkejut karena tiba-tiba rumahnya menjadi ramai.

"Sudah Ma, t-tapi—" Jeno menghela nafas. Membuat semua yang ada disana khawatir. Renjun mereka? Benar-benar pergi secepat itu?

"Sebelum ada berita yang pasti, ayo kita berdoa semoga Renjun baik-baik saja," Chanyeol berucap sembari memeluk Wendy dan Yeri yang lemas.

"Jeno sudah, ayo yang semangat. Kasian anak-anak kamu, mereka butuh kamu," Tiffany tersenyum menenangkan. Membuat Jeno langsung memandang kedua anaknya yang diam. Mereka tidak rewel dan bertanya-tanya. Bersyukur karena anaknya itu mengerti keadaan Jeno.

"Sayang, tidur siang ya?"

"Iya Appa," Jeah mengangguk dan turun dari kursi kemudian menggandeng tangan Eren menuju ke kamar. Jeno menuju dapur untuk membuatkan susu. Hal itu tak luput dari pandangan semua orang yang duduk di ruang TV. Jeno layak menjadi seorang Ayah yang disayangi anak dan istrinya. Mereka semua berdoa demi keselamatan Renjun.

Setelah memberikan masing-masing botol susu pada anaknya, Jeno pun keluar dari kamar. Karena jika tidak, kedua anaknya tidak akan cepat tertidur.

"Selamat tidur Eren."

"Hyung too."








TBC

Famille [JenoxRenjun] ✔Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang