a q u e n n a

132 30 26
                                    


Hai

Kangen gaa ?



Aku mengerjapkan mata ku, berusaha bangun dari tidur tapi suara heboh mengagetkan ku.

"AQUENNA OH MY GOD LO GAPAPA KAN?" pekik Aqila heboh.

"Diem woi baru juga melek itu". Kata Alvina kesal.

"Kenapa gw disini?" Tanya ku yang sadar aku berada di UKS.

"Lo pingsan tadi, dan di gendong Delvin kesini". Ucap Alvina santai yang tanpa sadar membuat jantung ku berdetak, kejadian di bawah hujan tadi seakan membekas dipikiran ku.

"Queen lo mau pulang sama siapa?" Tanya Aqila setelah sekian lama diam.
"Lo pada naik apa"? Tanya ku,
"gw sama doi dong, Aqila dijemput supir biasa" Kata Alvina.

"Gw sama-" ucap ku terpotong oleh Teriakan abang laknat ku yang membuka pintu UKS dengan kasar di ikuti sahabatnya .

"LO GAPAPA KAN?" Teriaknya dan melangkah kan kaki mendekati ku,

"Aquenna jawab woi gapapa kan?" Tanya Gavriel sambil membolak-balikkan badan ku.

"Ck gapapa elah bang lebay lo" balas ku.

"Siapa yang berani bikin lo pingsan siapa?" Tanya nya datar tapi aku tau ada emosi didalam kalimatnya.

Aku hanya diam tak menjawab, "gendong, ayo pulang" minta ku manja, ga salah kan abang sendiri ini.

"Baik tuan putri" balas abang ku dan mengendong ku dipunggung tegapnya dengan aku yang melingkar kan tanganku di lehernya.

"Woi Minggir elah kek nunggu sembako lo pada" usir Ansel teman abang ku itu sambil merangkul Alvina. Karena melihat pintu UKS yang dipenuhi murid kepo.

"Vin pinjem mobil lo" kata Abang ku setelah sampai di parkiran dan menurunkan aku dari gendongan nya.

Jevin segera melempar kunci mobilnya dan ditangkap dengan sigap oleh abang ku .

"Thanks bro" ucap abang ku dan di balas deheman. Memang dari 3 sahabat abang ku Jevin lah yang paling waras dan dingin, sedangkan yang lainnya malu-maluin termasuk abang ku.

Diperjalanan aku hanya diam, menatap jendela mobil dengan kosong. Tanpa sadar aku menghela nafas.

"Gue tau lo masih inget kejadian itu" kata Abang ku "Mau sampai kapan Queen?" Tanya abang ku dengan nada lirih.

Aku hanya diam dan air mata ku mulai turun membasahi pipiku dan mengeluarkan isakkan pelan.

"Ayo queen gue percaya lo bisa, gue selalu ada buat lo, banyak orang yang peduli sama lo, jangan terpuruk terus ya ". Ucap abang ku lembut, membuat ku langsung memeluk lengan kokohnya.

Iya gw harus berusaha ga boleh gini terus semangat ku dalam hati .


Jika ada perlombaan abang tersabar di dunia mungkin aku akan memberikan nya kepada abang ku. Dia dengan sabar mengendong ku sampai ke kamar dan selalu menyemangati ku apapun keadaan nya, mendukung ku dan selalu disamping ku. Aku bersyukur sangat bersyukur karena memiliki keluarga yang begitu hangat dan menyayangi satu sama lain.

Aquenna (pending)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang