a q u e n n a

83 13 8
                                    

oke setelah lama ga update. Udah tahun baru ajaaaa. thank you buat yg stay 🧡


Setelah berhasil mencueki Aquenna disekolah tadi, mereka semua berkumpul dirumah Aqila untuk merencanakan sesuatu.

sedangkan ditempat lain, Aquenna masih asik mengubur wajah sembabnya kebantal. Setelah pergi ke taman tadi Aquenna tidak keluar kamar sama sekali, membuat mami Sally panik dan khawatir.

"sayang, keluar yuk, kamu belum makan loh mami khawatir" kata mami Sally dari balik pintu.

"gimana mi? belum mau keluar juga?" tanya Gavriel yang baru saja sampai rumah, setelah di telfon mami Sally.

"belum el" lirih mami Sally

"yaudah mami tenang aja, Gavriel suruh keluar yaa. Mami turun aja" ucap Gavriel lembut.

Setelah mami Sally turun, Gavriel langsung membongkar laci dan mencari kunci cadangan.

"queen, kamu kenapa hm?" tanya Gavriel setelah pintu berhasil dibuka.

"hey, kenapa sayang? kamu tadi kemana? siapa yang jahatin?" pertanyaan beruntut Gavriel, membuat Aquenna mengangkat wajah sembabnya.

"abang" lirih Aquenna dan langsung memeluk Gavriel.

Gavriel hanya diam, tangan sibuk mengusap punggung dan rambut Aquenna.

Suara isakkan mendominasi kamar Aquenna, membuat Gavriel kecewa pada dirinya karena tidak bisa menjaga adik kesayangan.

"harus nya gue ga pernah izin bajingan itu deketin ade gue" gumam Gavriel dalam hati.

"na, udah nangisnya nanti jelek loh" bujuk Gavriel sambil mengecup kepala Aquenna

Aquenna mengangkat kepalanya dari dada bidang Gavriel, mata merah dan bengkak, hidung merah menjadi pemandangan pertama saat Aquenna mengangkat wajahnya. Membuat lagi lagi Gavriel merasa gagal menjadi pelindung adiknya.

cup

cup

Gavriel mengecup kedua mata Aquenna dan memeluknya "jangan nangis lagi buat orang yang ninggalin kamu ya, abang ngerasa gagal kalau lihat kamu kaya gini" ucap Gavriel lirih.

"besok umur kamu 17 tahun, kamu harus lebih dewasa, jangan cengeng, kamu harus mulai hidup yang baru. Lupain bajingan itu" kata Gavriel dengan menekankan kata bajingan.

Aquenna hanya diam, tak menangis atau pun menjawab.

Gavriel masih setia mengelus rambut juga punggung Aquenna, tidak lama terdengar dengkuran halus yang menandakan Aquenna tertidur.

Gavriel mengendong nya bridal style dan menurunkannya dikasur pink dengan wangi coklat itu.

cup

Gavriel mengecup kening Aquenna dan keluar dari kamar Aquenna.

"gimana el? Aquenna gapapa kan?" tanya mami Sally setelah Gavriel sampai di dapur.

Kamu telah mencapai bab terakhir yang dipublikasikan.

⏰ Terakhir diperbarui: Feb 04, 2021 ⏰

Tambahkan cerita ini ke Perpustakaan untuk mendapatkan notifikasi saat ada bab baru!

Aquenna (pending)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang