BIIL 4

3.1K 474 120
                                    

🦋

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

.
.
.
🦋

Guo Cheng menggosok telinganya.
"Ha-hamil? Maksudmu, bagaimana??”

Pei Xin, "Hamil seperti, … Ada bayi di dalam perut?! Bayi sungguhan?"

Fan Xing lalu duduk terkulai seolah separuh rohnya ikut merosot, shock dan bingung.
"Dokter bilang usia kandungannya sudah 14 hari.”

Guo Cheng merengut. "Kan dia itu laki-laki, bagaimana bisa hamil?!"

Meski masih terguncang, Fan Xing kemudian menjelaskan, "Dokter itu mengulang penjelasannya sebanyak 13 kali, tapi aku tetap tidak faham karena dia memakai bahasa medis dan tutur kata yang berbelit-belit. Jadi akhirnya, dia hanya bilang bahwa Yang Mulia memiliki organ yang memungkinkannya untuk hamil, yaitu rahim. Ini adalah sesuatu yang aneh dan langka."

"Apanya yang langka?" Sean menegur dari belakang.

Kemunculan tak terduga itu membuat Guo Cheng dan Pei Xin langsung memutar badan dan mundur ke belakang punggung Fan Xing.

"Yang Mulia seharusnya istirahat di ruang rawat, kenapa malah berkeliaran?" Fan Xing menegur sambil memasang wajah kaku. Tiba-tiba saja ia merasa bingung bagaimana menyikapi sosok Sean, sebab pikirannya belum tuntas mencerna kabar mengejutkan yang ia dapat beberapa saat lalu.

"Aku sudah merasa baikan, kita pulang saja." Sean melenggang pergi sambil menenteng sekaleng bir dingin di tangannya.

Mata Fan Xing membesar, kakinya terpompa dan dalam sekejap mata, ...
Wushhh~~~
Bir itu sudah berpindah ke tangan Fan Xing.

Sean melotot, tangannya dengan refleks memukul kepala Fan Xing hingga berbunyi, Tuk!

"ITU PUNYAKU! Kalau kau mau beli sana!!!" Sean mencoba merebut bir itu kembali, tapi Fan Xing malah melemparnya pada Guo Cheng.

"Guo Cheng kehausan! Hari ini dia belum minum sama sekali. GUO CHENG, CEPAT MINUM SAMPAI HABIS!" Fan Xing berteriak sambil mengedipkan sebelah matanya, Pei Xin mengerti dan segera membantu dengan menodongkan bir itu  ke mulut Guo Cheng.

Gluppp~~~
Gluppp~~~
Gluppp~~~

Kaleng bir itu diremas lalu mendarat di tong sampah. Muka Guo Cheng keriput tak karuan, satu kaleng  bir medium ia teguk dalam hitungan detik, tenggorokannya serasa menyebrangi neraka.

"Fan Xing, belikan bir baru untukku," pinta Sean dengan raut wajah kesal.

Fan Xing,  "Maaf Yang Mulia, tapi dokter menyarankan Anda untuk tidak minum alkohol."

"Kenapa?" Sean mendekat pada Fan Xing, menatap tak senang.
"Memangnya aku sakit apa?"

Fan Xing melirik ke arah Guo Cheng dan Pei Xin, tapi mereka malah membuang muka.

𝑩𝑬𝑪𝑨𝑼𝑺𝑬 𝑰'𝑴 𝑰𝑵 𝑳𝑶𝑽𝑬 [𝑺2|𝑪𝒐𝒎𝒑𝒍𝒆𝒕𝒆✔️]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang