BIIL 3

3.5K 487 135
                                    

.
.
.
🦋

"Makan," suruh Bingyan sambil mendaratkan sepiring mie seafood ke meja

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

"Makan," suruh Bingyan sambil mendaratkan sepiring mie seafood ke meja. Yibo menoleh sebentar lalu kembali tenggelam ke dalam selimut.

2 hari telah berlalu. Selama itu pula Bingyan sangat kerepotan mengurus Yibo yang telah kehilangan semangat hidup. Ia jatuh sakit setelah mencari Sean kesana kemari tanpa henti tanpa perduli pada kesehatan sendiri. Karena kondisi tubuhnya memburuk, Yibo hanya bisa meringkuk di tempat tidurnya, memandangi foto-foto Sean dan bermuram durja.

"Ge, kalau kau tidak makan, kondisimu akan semakin memburuk. Lalu bagaimana kita bisa menemukan Sean Gege jika keadaanmu seperti ini?" Bingyan mengingatkan.

Yibo duduk dan mengambil makanan itu dengan wajah terpaksa.
"Apa aku harus terus mencarinya?
Atau menunggunya kembali?
Bagaimana kalau terjadi sesuatu padanya disana? Dia itu orangnya gegabah, dia selalu melakukan hal yang berbahaya dan selalu membuat dirinya terluka. Bagaimana kalau dia tidak bisa pulang karena terjadi sesuatu?"

Mie seafood itu akhirnya terkontaminasi tetesan airmata, Yibo menangis sambil menjejalkan makanan itu kedalam mulutnya. Mengunyah sambil terisak.

Bingyan, "Aku mengerti kau sangat mengkhawatirkannya, tapi sebaiknya kau tetap berpikir postitif. Aku sudah menyuruh orang untuk mencarinya. Akan kuberitahu kau secepatnya jika sudah ada perkembangan."

Yibo, "Bingyan, Terimakasih."

Bingyan tersenyum sambil mengangguk. "Aku sudah memberitahu ayah dan ibu tentang kehamilan Marly. Mereka sangat senang dan tiba-tiba saja sibuk mengawasi Marly di rumah. Nampaknya ini adalah pengalihan terbaik untuk merahasiakan apa yang terjadi padamu saat ini. Menurutku, kejadian jangan sampai diketahui ayah dan ibu. Karena mereka mungkin akan membuat hal ini menjadi isue besar dan akan membahayakan identitas Sean gege nantinya. Apa kau sependapat denganku?"

Yibo, "Mn, aku juga berpikir demikian."

Bingyan berdiri dan mengambil jaketnya di kursi.  "Aku akan pergi membeli obat untukmu."

---

Bingyan mengemudi di pagi hari yang cerah. Jalanan nampak sepi di hari minggu, membuat suasana terasa nyaman dan damai. Andai saja Yibo tidak sedang ditimpa musibah, mungkin saat ini ia sedang berpiknik ria dengan Marly.

Bingyan membuka jendela mobil, membiarkan cahaya matahari masuk menyapa wajahnya yang lelah.
Belum sempat ia menggambar senyum di wajahnya, tiba-tiba sebuah benturan keras menghantamnya dari belakang.

BRAKKKK!!!

Mobil Bingyan oleng, nyaris menabrak pagar pembatas jalan. Namun dengan sigap Bingyan menangkap kemudi dan menepikan mobilnya ke samping.
Mobil hitam yang menabraknya berhenti selama beberapa detik untuk melemparkan sebuah kertas, kemudian melesat pergi.

𝑩𝑬𝑪𝑨𝑼𝑺𝑬 𝑰'𝑴 𝑰𝑵 𝑳𝑶𝑽𝑬 [𝑺2|𝑪𝒐𝒎𝒑𝒍𝒆𝒕𝒆✔️]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang