MÉLODIE
Mozart - Variations in C major of "Ah vous dirai-je, maman"
(Little star 12 Var K.265)🎶
Namanya Hueningkai, Nami boleh memanggilnya Kai. Anggap saja panggilan akrab. Sebab, ketika gadis itu memanggil untuk pertama kali, lidahnya terbelit dan agak sulit menyebutkannya berulang-ulang. Karena itu ia memilih panggilan yang praktis.
Keduanya telah resmi berkenalan tepat sebelum Nami kembali ke kelas. Akibatnya, ia terlambat memasuki kelas dan diomeli Taehyung ssaem yang tengah menerangkan materi setelah pergantian jam pelajaran.
Gadis itu akhirnya memutuskan untuk kembali ke ruang musik setelah jam sekolah berakhir. Ini kali pertamanya membuka pintu ruang musik tanpa harus menunggu di baliknya. Senyum terpatri pada wajahnya kala menemukan pemuda itu—Kai, masih berada di sana.
"Ah, kau sudah datang! Kemarilah." sapaan riang dan senyum sehangat mentari itu otomatis membuat Nami ikut tersenyum. Nami langsung menempati kursi kosong yang Kai sediakan di sampingnya, di depan piano yang sedang ia mainkan.
"Chopin Tristesse, yang kumainkan kemarin siang, kau menyukainya?"
Nami mengangguk antusias, membuat Kai tersenyum senang tanpa mengalihkan pandang dari piano. "Semuanya aku suka." kalimat itu tiba-tiba terlontar dari bibir Nami dengan wajah kelewat polos. Tak sadar bahwa ia tak sengaja membeberkan satu fakta bahwa ia kerap berdiri di sana untuk mendengar musik.
"Twinkle, twinkle little star."
Nami yang semula memperhatian Kai lalu ikut bergumam, gadis itu memejamkan matanya. Tak menyadari bahwa Kai sempat mencuri pandang padanya, terkekeh kecil saat kepala nami bergerak ke kanan dan ke kiri, seperti anak kecil.
Nami mendadak berhenti bersenandung. Ia tidak mengerti mengapa tempo dan nadanya berubah lebih cepat. Nami baru sekali mendengar melodi lain dari lagu ini. Matanya berbinar-binar, pandangannya tak luput dari jemari Kai yang begitu lincah menari di atas tuts piano. Pemuda itu mengakhiri permainannya dengan apik. Serta merta mengundang tepukan tangan Nami dengan ekspresi kagum.
"Keren sekali," Nami berseru. Ini pertama kalinya ia melihat langsung permainan Kai, sosok yang berada di balik ruang musik.
"Kau sering datang kesini, ya? Maaf kalau aku terlalu banyak bertanya."
Nami sama sekali tidak merasa tak nyaman karena Kai terus bertanya. Maksud Nami, wajar saja kan, kalau Kai merasa aneh setelah memergoki presensinya yang diam-diam hadir tanpa permisi dan menunggu di depan pintu layaknya orang bodoh.
"Aku datang ketika bosan, atau jika merasa terusik. Maaf karena diam-diam mendengar permainanmu. Ngomong-ngomong, kau sendiri tahu dari mana aku ada di sana? Kenapa terus bermain setiap jam pelajaran berlangsung? Kau tidak belajar?"
Untuk seseorang yang baru mengenal beberapa jam lalu, Kai langsung terbahak mendengar serentetan pertanyaan dari Nami. Image Jung Nami yang dibicarakan orang-orang sangat berbeda jika berinteraksi langsung. Merasa canggung, Nami langsung menutup bibirnya, seolah memberi tanda bahwa ia takkan bertanya lagi.
"Aku belajar, kok. Belajar bermain piano. Anggap saja aku mendapat keringanan untuk mata pelajaran umum. Lalu, aku bisa melihat bayangan di sana, dari bawah celah pintu. Awalnya aku ragu kalau benar ada seseorang yang berdiri di sana, mendengarkan musikku. Tapi jeritan seseorang tempo hari lalu, itu kau, bukan?"
KAMU SEDANG MEMBACA
Mélodie
Fanfiction"Setidaknya, terima kasih karena telah memberi harapan dan kebahagiaan melalui melodi. Terima kasih karena telah mencoba menyelamatkan hidupku."